25. Langkah Yang Sesungguhnya

5.7K 1.3K 351
                                    

.
.
.

  "Kamu beneran mau pergi? Walau emang pengurus pondok gabakal ngejar ngejar kamu kek buronan, sih.. Tapi kamu yakin?" Tanya Junkyu.

    Sunwoo mengangguk. "Aku bakal balik setelah semua kekacauan yang ngelibatin aku ini selesai. Aku janji. Setelah aku balik nanti, aku bakal sekolah serius dan pergi ke Kairo buat lanjut kuliah."

    Junkyu menghela nafas panjang, "aku ga pernah bisa ngelarang kamu. Udah kamu bicarain ama Jihoon?"

    Sunwoo mengangguk, "dia setuju, dengan tanda kutip aku harus sering sering ngasih kabar. Dia bantuin aku ngambil hp dari ruangannya Pak Taeil."

  "Kalo butuh bantuan, aku selalu siap, Sunwoo." Ucap Junkyu.

    Sunwoo kembali mengangguk, "apa aku boleh minta bantuan kamu sekarang?"

    Junkyu memiringkan kepalanya, "boleh kok, minta tolong apa?"

  "Aku mau titipin ini ke kamu.."

    Jeno, Eric, Hyunjin, dan Jaemin berkumpul di ruang tempat Eric memajang seluruh surat Lino di dindingnya. Beberapa udah dia lepas karena merupakan rencana 'cadangan' dan telah berlalu. Sekarang kembali fokus dengan surat bertanggal 10 Juli yang memberitahu mereka tentang flashdisk waktu itu.

  "Apa yang coba Kak Lino bicarain disini?" Eric mengambil surat itu, melihatnya dengan sangat teliti, berharap ada sebuah goresan atau tulisan kecil yang mungkin ada disana.

  "Hasil logaritmanya berapa?" Tanya Jaemin.

  "2,6719" Jawab Eric.

    Jaemin membuka laptopnya dan coba mencari arti angka angka itu di internet. Siapa tau ada kemungkinan yang bikin pekerjaan mereka lebih mudah. Namun nihil, dia tak menemukan hal spesial tentang deretan angka itu.

  "Gua ingetin itu mungkin bukan angka desimal, inget kode 5,132018 ternyata bukan gitu maksud susunannya." Ucap Hyunjin.

    Eric menghela nafas lalu bersandara pada Jaemin, "Na, cariin gua kasus."

  "Kasus di depan lu bejibun kek dosanya Hyunjin ke Renjun, Ric." Ucap Jaemin.

  "Gua ga buta, gua bisa lihat, tapi gua gatau harus mulai dari mana dan dari apa. Makanya kasih gua kasus, siapa tau mata batin gua terbuka." Kata Eric.
 
    Walau juga kesal, Jaemin tetap menuruti Eric. Dia menanyai orang orang yang tersebar di seluruh kota dan punya koneksi dengannya. Banyak yang bisa mereka lakukan, namun, hal yang menarik perhatian Jaemin adalah sebuah foto seseorang yang tergeletak di dekat sungai.

  "Ini sungai yang deket ama pesantrennya Sunwoo, kan?" Jaemin menunjukkan foto itu pada Eric.

    Mata Eric melebar, senyum kecilnya tampak. "Inget Slenderman waktu itu? Keanya ini kasus kita selanjutnya, dan mayat ini adalah petunjuk kita."

  
    Ketika mereka sampai di titik dimana mayat itu berada. Mereka tak hanya menemukan satu mayat, namun dua, tak ketinggalan seorang pemuda berkemeja putih yang memegang sebuah dahan pohon berujung lancip yang berlumuran darah di tangan tangannya.

  "Sunwoo, harusnya lu ada di pesantren dan ngaji kitab kuning, bukan main tusuk sate ama orang." Julid Hyunjin.

    Sunwoo menoleh dengan panik, dengan muka bodohnya Sunwoo berucap, "u-um...errr...Gu-gua bisa jelasin.."

  "Ini makhluk jelek yang tinggi kek tiang itu?" Tanya Eric sambil meringis melihat sebuah akar pohon menembus leher belakang orang itu hingga mencuat keluar dari mulutnya.

[✔] Klub 513 | vol.1 | Ep.2 : Miss Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang