Haechan membuka matanya yang terasa berat secara perlahan, dia menoleh ke arah jendela dan ternyata hari masih gelap. Seseorang yang dia harapkan untuk berada di sampingnya saat dia membuka mata kini hilang entah kemana.
"Mark hyung?" Panggil Haechan sambil duduk di pinggir kasur dengan perlahan. Ya, lagi-lagi bagian bawahnya terasa perih.
Saat ini masih menunjukan pukul 4 pagi, Haechan ingin sekali kembali tidur tapi kasur jadi tidak semenarik biasanya karena tak ada keberadaan Mark yang akan memeluknya sepanjang malam, memberikan kehangatan dan juga kenyamanan.
Cklek!
Haechan terlonjak bukan main kala pintu kamar terbuka tiba-tiba, dia segera menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya.
"Kamu sudah bangun?"
Bukannya menjawab, Haechan malah mencebikan bibirnya,"Kau mengagetkanku! Bagaimana jika tadi itu Sungchan?"
Seolah sadar sesuatu, Haechan menutup mulut,"Tunggu... kemarin apa Sungchan sungguh-sungguh tidak kesini?"
Mark mengambil tas ranselnya dan memasukan segala keperluan di tempat syuting, membiarkan Haechan berkecamuk dengan pikirannya yang terus saja memikirkan Sungchan.
"Ya, tidak kesini. Kamu bisa lihat sendiri."
"Tapi aku rasa itu tidak mungkin,"
Mark menaikan sebelah alisnya,"Kenapa tidak mungkin?"
"Karena aku memberikan kunciku padanya, pasti semalam dia... ehm... ke-kenapa menatapku seperti itu hyung?"
Tatapan tajam Mark langsung terlayang untuk Haechan,"Kau memberikan kuncimu padanya?"
Haechan yang menyadari bahwa dia baru melalukan kesalahan langsung menggaruk pelipisnya sambil menunjukan cengiran,"Ah... salah ya?"
Lelaki itu menghela nafas,"Lupakan."
Mark menyampirkan tas ranselnya di bahu kanan sambil mendekati pintu kamar. Dia cukup bersyukur bahwa Sungchan tidak menerobos masuk semalam.
"Hyung! Hyung mau berangkat? Tunggu, aku akan memakai baju dulu dan mengantar hyung ke depan dorm."
Mark menahan lengan Haechan yang terlihat terburu-buru memakai kaosnya,"Tidak perlu, Haechan."
"Apa? Aku tinggal memakai kaos ini saja."
Mark tersenyum tipis dan langsung memeluk tubuh mungil Haechan, dia membenamkan wajahnya di perpotongan leher lelaki dalam dekapannya ini, menghirup dalam-dalam aroma yang sangat Mark sukai sejak dulu. Punggung lebar Mark merasakan sepasang tangan melingkar dan memeluknya erat.
"Aku akan bersama Johnny hyung, kamu kembali lah tidur. Aku akan pulang saat malam hari," ujar Mark masih dengan posisi yang sama seolah tidak mau melepaskan lelaki manis itu.
"Apa hyung mau aku buatkan makan malam? Mau request makanan apa?"
"Kamu. Aghh!"
Mark mengusap-usap pinggangnya yang terasa panas karena hasil dari cubitan Haechan.
"Aku hanya bercanda, Chanie!"
"Sana-sana! Pergi saja!"
Mark terkekeh dan menahan gemes karena Haechan menggembungkan kedua pipinya dengan wajah memerah menahan malu. Karena waktu semakin sedikit, akhirnya Mark mendekat dan memberikan satu kecupan singkat ke puncak kepala Haechan.
"Aku pergi dulu, jika merasa bosan ajak Shotaro bermain. Dia pasti butuh teman juga."
Haechan mendengus,"Aku tahu apa yang akan di lakukan, aku bukan bayi lagi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet [Markhyuck]
FanfictionLee Haechan, lelaki yang selalu membuat Mark Lee merasa tak betah berada di dekatnya. Membuat masalah dan membuat Mark merasa jengkel adalah hobinya. Sikap tak ingin mengalahnya justru memancing Mark untuk melakukan hal yang sama sehingga setiap mer...