Mark keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dan sudah berpakaian celana training serta kaos hitam oblong. Setelah selesai syuting kemarin, hari ini mereka di beri waktu seharian untuk istirahat dan bebas melakukan apapun. Dia mengambil handphone nya dari atas meja kecil di samping kasurnya. Tangannya terus bergerak menggulir layar handphone, tapi pikirannya menjelajah kemana-mana. Dia berpikir apa yang akan dia lakukan untuk menghabiskan waktu seharian ini.
Mark menoleh ke belakang, dimana Haechan tidur. Lelaki itu masih bergelung di atas kasur dengan selimut yang sedikit tersingkap dari tubuhnya. Secara inisiatif, Mark mendekat dan membenarkan selimut Haechan hingga menutupi sebatas dada lelaki itu secara perlahan agar tak terbangun.
"Sepertinya aku ingin semangka,"
Mark keluar kamar dan menuju dapur, membuka kulkas dan beruntung sekali dia melihat potongan semangka yang berjejer rapi disana. Dengan tangan yang sedikit tergesa-gesa, Mark mengambil bersamaan dengan tempatnya dan meletakan di atas meja. Matanya sungguh berbinar melihat keindahan di depannya.
Dia sungguh menikmati setiap gigit yang masuk ke dalam mulut, ah semangka memang paling yang terbaik. Di saat Mark mengambil potongan yang kedua, dia mendengar pintu kamar terbuka. Muncul lah Haechan masih dengan mata yang sipit mengambil gelas dan minum. Rambut cokelat gelapnya berantakan, tapi lelaki itu seolah tak peduli dengan penampilannya. Mark hanya diam berusaha menghiraukan Haechan dengan sibuk memakan semangka.
Haechan menoleh pada Mark, lalu duduk di bangku yang berhadapan dengannya. Kedua tangan Haechan menarik tempat semangka itu mendekat, mata Mark pun ikut tergerak kala semangkanya di tarik menjauh.
"Kau sudah bangun?" Astaga Mark, pertanyaan apa itu.
Haechan yang matanya sudah tidak sipit seperti tadi hanya menaikan sebelah alisnya,"Jika aku masih tidur, aku tidak akan berada disini."
"Kenapa bangun?" Oke Mark, mencari topik pembicaraan memang sulit.
Kali ini kedua alis Haechan yang menukik tajam,"Kau berharap aku tidak bangun-bangun?!"
Melihat Haechan yang masih saja sibuk memakan semangkanya membuat Mark khawatir kalau dia tidak kebagian. Tangan kanannya ingin mengambil satu potong lagi, namun di tepis oleh Haechan,"Tidak boleh!"
"Kenapa? Disitu masih ada 8 potong dan kau tidak mau membaginya?"
"Aku butuh lebih dari 8 potong untuk mengenyangkan perutku,"
"Makanlah yang lain!"
"Jika aku maunya makan semangka, kau mau apa?" Haechan menunjukan wajah menyebalkannya, astaga Mark harus bersabar.
"Terserah, habiskan saja."
Haechan tersenyum penuh kemenangan melihat Mark menyerah dan dia kembali menikmati semangka itu.
《◇•◇》
Oke, setelah tersenyum tadi, Haechan kini terus memanyunkan bibirnya karena hyung-hyung nya seakan sengaja membuat dia pergi keluar berdua saja dengan Mark. Garis bawahi, berdua saja.
Tadi Johnny tiba-tiba menelpon Mark dan meminta tolong untuk membelikan minuman di luar yang untungnya tidak berjarak terlalu jauh dari dorm, hingga sambil berjalan kaki pun bisa. Namun, saat Mark akan berangkat sendiri, Johnny menolaknya mentah-mentah dan harus di temani oleh salah satu member. Tapi dari sekian banyak member, Johnny langsung menyebut satu nama yang tak lain adalah Haechan. Johnny beralasan kalau member lain masih tertidur, ah yang benar saja. Itu sangat tidak mungkin.
Haechan juga sudah menolak, sangat tidak sudi jika harus pergi berdua dengan Mark. Namun Johnny terus memaksa mereka untuk pergi dan alhasil disini lah mereka berada. Menikmati jalan dengan membisu, tanpa mau ada yang membuka suara. Haechan membenarkan topi hitamnya sambil menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet [Markhyuck]
FanfictionLee Haechan, lelaki yang selalu membuat Mark Lee merasa tak betah berada di dekatnya. Membuat masalah dan membuat Mark merasa jengkel adalah hobinya. Sikap tak ingin mengalahnya justru memancing Mark untuk melakukan hal yang sama sehingga setiap mer...