2:: Roommate

29.4K 3.5K 318
                                    

Hari sudah sore dan semua member di minta oleh manager untuk berkumpul sebentar sebelum kembali ke dorm. Tentunya untuk kembali mengacak roommate yang selalu di ganti setiap setahun sekali. Mereka membentuk lingkaran dan sudah memegang kertas kecil berisi nomor di tangan mereka. Jika dua di antaranya mendapat nomor yang sama, maka mereka akan menjadi roommate. Salah satu di antara mereka nanti akan ada yang mendapat nomor tanpa pasangan yang berarti dia akan satu kamar dengan manager.

"Sekarang buka kertas yang sudah kalian pilih," ujar manager dan langsung di lakukan oleh para member.

"Aku nomor... 2?"

"The hell!" Suara melengking Haechan langsung menjebol gendang telinga."Kau 2?!"

"Hyung, aku mau ganti." Mark tak menjawab perkataan Haechan dan langsung meminta Jungwoo bertukar nomor.

"Tidak bisa, ini sudah perjanjian kita semua untuk tidak protes setelah tahu siapa roommate kita,"

"Tapi aku tidak mau dengan bocah tengil ini," Mark berkata dengan datar namun entah mengapa makin menohok hati Haechan.

"Hei, bajingan. Kau kira aku ingin sekamar denganmu, hah?" Matanya menyipit tajam.

"Bisakah kalian jangan ribut terus menerus? Dengan berbagi kamar tentu akan membuat hubungan kalian membaik juga. Jadi, tidak ada protes." Jaehyun berkata final.

"Tapi hyung, aku-"

"Haechan...," Johnny menggelengkan kepalanya pelan, bermaksud untuk tidak meneruskan argumen. Haechan menghela napasnya kasar. Selama setahun ini dia benar-benar akan tersiksa karena harus satu kamar dengan alien bernama Mark.

Setelah itu semua member ke mobil untuk kembali ke dorm. Selama perjalanan tak ada yang bicara karena lelah dengan latihan, setidaknya mereka ingin memejamkan mata sejenak sebelum sampai dorm. Haechan menatap keluar jendela, memperhatikan bangunan-bangunan tinggi di luar. Rasanya dia ingin mencari tempat tinggal lain saja dibanding harus sekamar dengan Mark.

Kalian bertanya kenapa Haechan benci dengan Mark? Jawabannya Haechan juga tidak mengerti, Mark tidak pernah mengganggunya, tidak pernah melakukan kesalahan padanya. Ya... dan juga Mark terlalu sempurna untuk mendapat komentar negatif dari netizen. Tidak seperti Haechan yang dari awal debut sudah mendapat banyak kritikan di dunia maya mengenai visual dan warna kulitnya. Haechan sedih membacanya namun dia tetap melakukan segalanya dengan sangat baik. Namun, sekarang masih saja ada yang seperti itu. Membandingkan visualnya dengan member lain. Apa netizen tidak memikirkan bagaimana perasaannya?

"Dunia memang tidak adil. Yang sempurna selalu di puja-puja," Cibir Haechan sambil mendecih.

Mark yang duduk di depannya tentu mendengar ucapan Haechan, kepalanya bertanya-tanya apa maksud lelaki yang lebih muda satu tahun darinya. Dia ingin sekali bertanya apa Haechan memiliki masalah?

Tapi niat itu dia urungkan karena bisa-bisa dia mendapat ucapan yang tentunya membuat Mark jadi malas untuk peduli pada lelaki itu.

Tidak lama kemudian mereka sampai dorm dan turun dari mobil. Haechan berjalan mendekati Mark,"Kau yang pindah ke kamarku. Aku malas jika harus memindahkan barang-barangku," setelah mengatakan itu, Haechan berjalan lebih dulu masuk ke dorm meninggalkan Mark yang hanya dapat menghela napasnya, mengumpulkan kesabaran yang sudah mulai runtuh sedikit demi sedikit hanya untuk menghadapi Haechan.

《◇•◇》

"Kasurku yang sebelah mana?" Tanya Mark setelah menaruh box terakhir berisi barang-barangnya. Dia mengelap keringatnya yang mulai bercucuran, Haechan benar-benar anak tak tahu rasa peduli. Dia malah asyik bermain game di komputernya tanpa ada niatan membantu Mark.

Bitter Sweet [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang