20 :: My Rappers

26.4K 2.4K 535
                                    

Kedua mata cantiknya terbuka perlahan, melenguh kala cahaya matahari menyilaukan retina matanya dari jendela. Tangan kanan Haechan mengusap mata dan dia menyingkap selimut yang menutupi tubuh karena merasakan sesuatu yang berat menahan pergerakannya di pinggang. Matanya membelalak kala mendapati tubuh polosnya, tidak tertutup sehelai kain pun.

"A-apa yang...," bisik Haechan dengan mata yang secara perlahan bergerak dari lengan kekar itu dan jatuh pada wajah pria yang masih tertidur pulas di sampingnya.

Dengan mata yang masih membelalak dia kembali menyingkap selimutnya dan benar saja dia mendapati Mark juga bertelanjang. Haechan menetralkan detak jantung dan menyingkirkan lengan itu dari pinggang secara perlahan. Dia bergerak ke pinggir kasur sambil meringis menahan rasa perih di tubuh bagian bawah. Ugh, rasanya dia ingin menangis merasakan rasa sakit itu.

"S-sakit," lirih Haechan sambil mengusap punggungnya yang terasa pegal dan mati rasa.

"A-apa aku dengan M-mark hyung... me-melakukan itu?"

Monolognya sambil menatap Mark dengan mulut terbuka lebar, menahan jeritan untuk memanggil Johnny. Secara reflek dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"AH! Tidak jadi! Tidak jadi! Tidak jadi! Tidak jadi! Tidak jadi! Tidak jadi!" Dengan mata yang tertutup Haechan kembali menutupi tubuh telanjang Mark menggunakan selimut yang sempat dia rebut.

"Kenapa... a-aku bisa melakukan itu? Tidak, pasti aku di paksa oleh Mark hyung! Ta-tapi...,"

Aku juga mencintaimu, hyung.

Haechan menutup mulutnya yang terbuka lebar menggunakan tangan kanan,"Astaga! Mulut ini benar-benar tidak tahu tempat! Bisa-bisanya aku...,"

Do it and gently.

"BODOHHH!!!"

Mark seketika terkejut dan langsung terbangun,"Astaga Haechan, ada apa? Kau baik-baik saja?"

Haechan secara reflek mencolok kedua mata Mark kala sebuah tangan meraih kedua bahunya.

"Arghh! Haechan!"

"Astaga! Maaf hyung, aku tidak sengaja. Apa masih sakit?!" Haechan langsung meraih pergelangan tangan Mark agar dia lebih jelas memeriksa apakah matanya baik-baik saja. Nyatanya tidak, kedua mata Mark memerah dan mengeluarkan air mata.

"Gerakan reflekmu benar-benar kejam, Haechan."

"M-maaf, hyung."

"Perih sekali," desis Mark sambil memijat kecil matanya.

Mendengar kata perih, kedua alis Haechan menyatu tajam.

"LEMAH SEKALI! LEBIH PERIH BOKONGKU!"

"Bo-bokong?" Mata Mark menatap bagian bawah Haechan, tapi langsung mendapat jeweran kencang di telinganya.

"Mau aku colok lagi matamu, huh?"

"Aku hanya ingin memeriksanya! Apakah terluka?"

"Aku yang akan memeriksa sendiri,"

Sebelah alis Mark terangkat,"Bagaimana caranya?"

"A-aku akan... AH! Kenapa membicarakan hal itu?! Lagipula ini semua salahmu, hyung!"

"Salahku? Tapi aku sudah menuruti apa yang kamu minta."

"Apa?"

"Gently,"

"GENTLY YOUR HEAD!"

Mark benar-benar berusaha menahan tawa saat ini. Melihat ekspresi kesal dan penempatan kata Haechan yang aneh menurutnya sangat lucu.

"Jika memang hyung kemarin melakukannya dengan lembut, mana mungkin aku merasa sakit?!"

Bitter Sweet [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang