"Haechanie, apa tomatnya sudah kamu potong-potong?" Taeyong tampak sibuk dengan masakan di depannya. Taeil juga ikut andil untuk membuat minuman segar.
"Haechan?"
Taeyong kembali memanggil karena pemilik nama belum juga mengeluarkan suara. Dia pun menoleh ke belakang dimana Haechan tengah berdiri lesu dengan suara pisau yang beradu dengan talenan. Sang leader mencoba untuk mendekat dan merangkul bahu mungil di depannya ini perlahan.
"Kau baik-baik saja?"
Haechan menoleh dan tersenyum tipis,"Iya, hyung. Ini tomatnya baru selesai."
Taeyong dan Taeil saling bertukar pandang. Sudah sangat jelas bahwa maknae kesayangan mereka sedang tidak baik-baik saja. Semua member tahu bahwa Haechan merupakan tipe orang yang selalu memendam perasaannya sendiri. Membiarkan dirinya menghadapi masalah sendiri tanpa mau berbagi cerita agar membuatnya lega.
Haechan sendiri tidak mau membuat orang sekitarnya khawatir dengan ikut kepikiran pada masalah yang sedang dia punya. Terlalu merepotkan oranglain, pikirnya. Jadi sebisa mungkin dia menyelesaikan masalah secara perlahan. Hatinya memang butuh tempat melegakan diri, kepalanya memang butuh tempat bersandar. Tapi kembali lagi, dia tidak mau merepotkan member lain.
"Haechan, kami sudah memintamu untuk lebih terbuka. Kami pasti membantu," Taeil berujar lembut.
Haechan tertawa kecil,"Aku tidak apa-apa, hyung." Setelah itu senyumnya langsung pudar,"Aku hanya merasa ada sesuatu yang buruk akan terjadi." ujarnya pelan.
Taeyong mengusap puncak kepala Haechan,"Semua akan baik-baik saja. Karena itu kami butuh keterbukaanmu agar kami bisa lebih mengerti dengan apa yang kamu rasakan,"
Sebagai balasan, Haechan hanya mampu menganggukan kepalanya.
《◇•◇》
Suara pencetan jari pada keyboard mengisi ruangan. Tangannya tampak sibuk, namun isi kepalanya melayang entah kemana. Haechan terus menerus kalah dalam pertandingan karena tak fokus untuk menyusun strategi, biasanya dia lah orang nomor satu yang pintar dalam bermain strategi untuk menuju kemenangan.
Hari sudah malam, namun Mark belum juga menampakan batang hidungnya sejak tadi pagi pergi menemui manager. Taeyong tak mengizinkan Haechan untuk keluar dari kamar sebelum di izinkan. Tentu saja hal ini membuatnya bosan dan makin kepikiran.
"Kemana Mark hyung?"
Akhirnya dia bangkit dari kursi dan menghampiri pintu kamar. Persetan dengan larangan Taeyong, dia hanya mau tahu masalah besar apa yang menyangkut Mark dan juga dirinya pasti. Itu yang di rasakan Haechan.
Saat dia akan membuka pintu, seseorang sudah lebih dulu membukanya. Haechan langsung tersenyum lebar mengetahui bahwa itu adalah Mark.
"Mark hyung!" Lelaki mungil itu langsung memeluk tubuh Mark dan menyandarkan kepalanya di dada.
"Hyung, katakan padaku ada masalah apa? Ayo, jujur padaku...," Haechan mendongak masih dengan posisi memeluk Mark.
Pria asal Kanada itu bahkan tak balas memeluk atau menatap mata Haechan. Dengan mulut bungkam, Mark meraih tangan Haechan yang berada di pinggangnya untuk melepas pelukan itu. Tatapan tak percaya tentu langsung di layangkan karena Mark baru saja menolak pelukannya.
"Hyung...?"
Pria itu melewati Haechan sambil menghela nafas. Kedua mata lucu itu tidak lepas memperhatikan Mark yang tengah merapikan kasurnya untuk segera tidur dan bahkan sama sekali tidak menoleh pada Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet [Markhyuck]
FanfictionLee Haechan, lelaki yang selalu membuat Mark Lee merasa tak betah berada di dekatnya. Membuat masalah dan membuat Mark merasa jengkel adalah hobinya. Sikap tak ingin mengalahnya justru memancing Mark untuk melakukan hal yang sama sehingga setiap mer...