26. PAMIT

258 169 259
                                    

“Happy 7th Anniversary, GOT7 💚”🕊️ IGOT7 Always With GOT7 🕊️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy 7th Anniversary, GOT7 💚”
🕊️ IGOT7 Always With GOT7 🕊️

🌴🌴🌴

Sejak lima menit yang lalu, Arum berdiri di depan pintu basecamp G7. Sudah dua hari, Jaebeom dan Arum sama-sama saling menghindar. Bersikap seolah tidak peduli padahal nyatanya mereka saling membutuhkan.

Namun, berkat bantuan anggota G7, Arum akhirnya memutuskan untuk pergi ke basecamp setelah bel pulang berbunyi.

Gadis itu memegang kenop pintu, ia menghela napas dalam-dalam seraya memejamkan mata. Mencoba meyakinkan hatinya yang mulai gelisah.

Ceklek.

Pintu terbuka. Arum masuk ke dalam gudang dengan langkah pelan. Ketika ia masuk barusan, Jaebeom langsung menatapnya dengan tatapan dingin. Hanya sedetik, cowok itu lalu menolehkan wajahnya. Enggan menatap Arum.

Arum melangkah mendekati Jaebeom. Ia sadar, Jaebeom berubah. Perubahannya cukup membuat Arum sedikit takut saat ini. Gadis itu mencoba lebih berani, ia duduk di samping Jaebeom dengan tatapan yang terus tertuju padanya.

Hening.

Arum tidak tahu harus memulai dari mana. Begitupun dengan Jaebeom yang tampak tidak peduli dengan kehadirannya.

"Kau berkelahi dengan Dae Hwan kemarin, kau terluka?" tanya Arum, tetapi tidak ada jawaban dari Jaebeom. Gadis itu menghela napas, ia harus bersabar menghadapi Jaebeom kali ini. "Sudah makan?" tanyanya lagi, tetapi tetap tidak ada jawaban.

Melihat Jaebeom sangat dingin, hatinya terasa sakit. Inikah Jaebeom yang ia kenal? Jaebeom yang Arum banggakan karena kehangatan dan kebaikannya? Bukan! Jaebeom benar-benar berubah dalam waktu satu malam. Dan Arum sadar, semua karena dirinya.

"Aku tahu Dae Hwan yang menyebarkan berita tentangku. Aku sudah menduga hal ini akan terjadi suatu saat. Dan mungkin, sekarang adalah waktunya. Mereka semua sudah tahu tentang ayahku, dan mulai mengecap diriku sebagai anak seorang pembunuh." Arum berbicara panjang lebar.

"Sekarang waktunya aku melindungi diriku sendiri. Aku tidak bisa terus bergantung padamu atau teman-temanmu." Arum menghela napas dalam-dalam. Berusaha keras agar tidak menangis di depan Jaebeom.

"Aku tidak berhak mendapat cinta darimu lagi. Terimakasih atas waktunya selama ini. Kau merawatku dengan baik. Aku ingin meminta maaf sebesar-besarnya atas nama ayahku," pungkas Arum.

Gadis itu bangun dari tempat duduk. Lalu berlutut di hadapan Jaebeom. Ia menyatukan kedua telapak tangannya. "Maafkan aku atas semua yang telah terjadi, di masa lalu ataupun saat ini."

Jaebeom tidak tahan. Ia melirik Arum, lalu menarik tangan gadis itu agar kembali berdiri. Namun sialnya, Arum menahan tubuhnya agar tetap berlutut di hadapannya.

BAD [Lim Jaebeom] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang