34. PADA AKHIRNYA - END

207 57 467
                                    

Sedikit Pesan dari G7
Terimakasih telah membaca BAD. Semoga kalian menikmati ceritanya. Kisah kami akan terus berlanjut. Sebab ini bukanlah akhir, melainkan awal dari segalanya. Sampai jumpa di cerita selanjutnya!💚

 Sampai jumpa di cerita selanjutnya!💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌴🌴🌴

Ribuan doa telah dipanjatkan, memohon pada Tuhan agar gadis di dalam sana bisa diselamatkan. Isak tangis keluarga terus terdengar, menggema di lorong rumah sakit.

Masa kritisnya belum juga selesai, padahal bisa dibilang jika waktu yang berlalu sudah cukup lama. Namun belum ada tanda apapun dari gadis di dalam sana.

Badside monitornya menunjukkan garis tak menentu. Sesekali menampilkan garis naik-turun, tetapi juga sesekali menampilkan garis horizontal. Dokter dan beberapa perawat telah mati-matian membantu nyawa sang gadis agar tetap bertahan.

Hingga pada akhirnya, suara badside monitor yang sangat mengerikan pun terdengar. Semua yang terlihat pada monitor tersebut hanya garis horizontal.

Dalam hembusan napas terakhirnya, gadis itu meneteskan air mata. Kehidupannya telah selesai. Tuhan sangat menyayangi gadis itu, hingga Tuhan lebih dulu mengambil nyawanya.

Dokter dan para perawat tersebut lantas terdiam. Mengatur napas sambil menatap pilu atas kepergian gadis tersebut. Mereka merasa telah gagal untuk menolong nyawa gadis itu. Ah— ralat, mereka benar-benar sudah gagal.

Paman dan Bibinya yang melihat dari jendela langsung menangis meraung-raung. Bibinya bahkan tak kuat lagi berdiri, wanita itu duduk di lantai sambil memukul-mukul dadanya. Sedangkan sang Paman menangis dalam diam. Ia menunduk, berusaha menyembunyikan air mata yang terus menetes.

Arum telah tiada. Gadis itu sudah berada di sisi Tuhan, tersenyum bahagia di sana.

Namun di sini, di lorong rumah sakit yang begitu kosong, Jaebeom hanya bisa terdiam, seolah tidak percaya dengan apa yang ia lihat barusan. Sesak di dadanya semakin bergemuruh. Mata elangnya menatap badside monitor tersebut yang masih terus menampilkan garis horizontal.

Hati kecilnya bertanya, apakah ini nyata? Beberapa jam yang lalu bahkan ia masih bisa memeluk gadisnya. Menangis dalam pelukan gadisnya. Namun apa yang terjadi saat ini? Apakah Arum benar-benar telah tiada? Rasanya mustahil! Gadis itu yang bilang jika ia akan selalu ada, tetapi nyatanya?

Dokter dan beberapa perawat di dalam sana mulai melepaskan alat bantu yang menempel di tubuh Arum. Mereka menutupi seluruh tubuh Arum dengan kain putih. Dengan rasa bersalah yang begitu besar, mereka lantas keluar dari ruangan. Dokter tersebut menunduk, lalu membungkukkan badan di depan Paman dan Bibinya Arum.

"Maafkan saya," ucap sang Dokter. "Saya sudah berusaha keras tetapi Tuhan berkehendak lain. Sekali lagi maafkan saya."

Paman Arum mengangguk lemah. Ia menatap sendu ke arah sang Dokter. "Terimakasih." Hanya itu kata yang dapat ia ucapkan. Mulutnya terlalu sulit untuk berbicara, sebab hatinya masih tidak percaya akan kepergian Arum.

BAD [Lim Jaebeom] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang