33. SELAMAT TINGGAL

277 89 344
                                    

🌴🌴🌴

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌴🌴🌴

Sore ini Jaebeom berniat memberikan kejutan kecil untuk Arum. Sudah tiga hari ini Arum tinggal di rumah lamanya. Banyak barang-barang yang harus dikemasi sebab Arum dan Jaebeom sudah berniat untuk tinggal bersama di rumah In Kyung.

Jaebeom melangkah dengan ceria, ia membuka pagar rumah Arum lalu segera masuk untuk menemui gadisnya.

"Kita berangkat satu jam lagi, Arum. Kau tidak punya waktu untuk berpisah dengan yang lain."

Suara yang terdengar asing itu membuat Jaebeom mengurungkan niat untuk membuka pintu. Namun perlahan Jaebeom membukanya karena penasaran. Ia lihat Arum tidak sendiri, ada seorang wanita dan pria yang menemaninya.

"Jaebeom?" Arum mendelik melihat kekasihnya tiba-tiba datang.

"Arum-ah? Siapa mereka?"

Sorot mata Arum terlihat berbeda saat ini, ada kecemasan yang Jaebeom lihat dari tatapannya. Gadis itu menatap Jaebeom, lalu beralih menatap kedua orang itu. "Paman, Bibi," panggil Arum.

Ya, mereka adalah keluarga Arum dari Indonesia. Pantas saja jika Jaebeom merasa asing dengan keduanya.

"5 menit, Paman tunggu di luar," kata Pamannya, menyadari apa yang Arum butuhkan saat ini.

"Terlalu cepat, 10 menit," sanggah Bibinya. "Gunakan waktumu dengan baik." Arum tersenyum getir, tidak yakin dengan 10 menit yang diberikan Bibinya.

Keduanya keluar dari ruangan. Perasaan Jaebeom mulai tidak enak saat ia melihat pria itu menyeret koper besar milik Arum.

Sepeninggalnya mereka, Jaebeom langsung beralih menatap Arum. Duduk di sofa lalu meraih tangan gadis itu.

"Jaebeom-ah, dengarkan aku baik-baik," pinta Arum. "Aku melupakan satu hal, janji pada ibuku. Aku berjanji dengannya akan pindah ke Indonesia saat aku berusia 18 tahun. Sekarang adalah waktunya, keluargaku dari Indonesia datang untuk menjemputku. Aku harus pergi sekarang."

Deg!

Jaebeom terdiam. Hatinya mencelus mendengar tuturan Arum barusan. Cowok itu menggelengkan kepala. Tidak terima dengan ucapan sang gadis.

"Arum-ah, jangan pergi. Bukankah kita sudah punya rencana untuk tinggal di rumah ibuku? Kau tidak melupakan itu, kan?" Jaebeom semakin erat menggenggam tangan gadisnya. Mata indahnya mulai berkabut tatkala kecemasan itu semakin menjadi dalam dirinya.

"Ayo perbaiki semuanya, kita mulai lagi dari awal, ya? Jangan pergi. Kau harus tetap bersamaku."

"Lalu, aku akan melupakan janji pada ibuku, begitu?" cecar Arum, membuat Jaebeom kembali terdiam. "Aku juga tidak ingin pergi, tetapi aku punya janji. Aku harus bertanggungjawab atas janji yang telah kuucap. Dengan begitu aku bisa menebus semua rasa bersalah pada ibuku," jelas Arum.

BAD [Lim Jaebeom] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang