Ragaku 55

613 30 0
                                    

Di Store Fr*** & Co., aku sama mama dibantu Sonya milih model cincin. Sebenernya pengen yang polos aja biar simpel. Namanya juga cincin nikah. Kayaknya bagusan yang polos gitu. Tapi mama pengen ada taburan berlian kecil diatasnya. Sementara mama Raga ingin memilihkan cincin buat lamaran resmi nanti. Padahal aku sendiri udah gak pengen ada cincin lamaran lagi. "Kan kemaren udah dikasih Raga, mam..?" Tanyaku heran.

"Yaudah anggep ini dari mama" tandas mama Raga.

"Emm..iya Ma" kataku lalu mengangguk. Memilih tak mempersoalkan. Mataku berputar mencari Raga. Kutemukan Raga memandangi hapenya dengan wajah serius.

"Ga...Raga!! Kesini.." seruku kepada Raga.

Raga memasang senyum diwajahnya. Lalu berjalan mendekatiku. Kupelajari wajahnya. Ada lelah yang tergurat. Namun Raga memberiku senyumannya.

"Bantuin milih dong Ga..!" Ucapku merajuk. Padahal tak bermaksud. Aku hanya ingin Raga tidak sibuk sendiri.

"Kamu aja sayang yang milih. Terserah." Ucap Raga datar.

"Kok gitu? Emang yang mau nikah cuma aku?? Ucapku meradang. "Ma..Raga gak usah pake cincin kawin. Kayaknya gak penting !"

Mama Raga lalu menatap Raga dengan pandangan bertanya. Raga hanya menggeleng sambil tersenyum. Sambil mengambil jariku, mama Raga menenangkanku, "gak kok sayang, mama yakin bukan gitu maksud Raga"

Raga merangkulku. "Kok tiba-tiba ngambek sih sayang? Hm..? Heyy...perasaan tadi senyumnya udah lebar?? Aku bilang terserah, bukan karena gak mau milih. Gak mau pake cincin. Aku emang mau kamu yang milih sayang. Aku seneng liat kamu semangat ngurus-ngurus printilan nikahan kita. Udah yah, jangan ngambek sayang.." Raga mengelus kepalaku.

Kutatap mama Raga yang mengawasi kami sejak tadi. Mama Raga tersenyum lembut. Kemudian memberi kode agar kami mendekat.
Raga ternyata ikut menyadari. Lalu menyeret bahuku mendekat kearah mama kami.

"Mojok mulu nih anak kerjaannya. haduuhh..sini cepetan mama punya beberapa pilihan. Kalian liat dulu."

Raga tersenyum, sembari mengusap lenganku. "Ada yang ngambek nih ma.."

Mama menatapku bulat-bulat.

"Enggak kok ma.." ucapku menatap Raga dengan pandangan kesal. Aku lalu mendekati mama untuk melihat pilihan cincinnya.

Setelah beberapa pertimbangan. Kami memilih wedding ring kami menggunakan emas putih. Dan milikku ditaburi berlian kecil setengah lingkaran diatasnya. Ragapun tak keberatan. Raga bahkan terlihat antusias melihat wedding ring kami. Wajahnya terus mengulaskan senyum. Membuatku ikut tersenyum. Hatiku jelas menghangat.

"Sayang.." bisikku kepada Raga.

"Hmm..ya sayang??" Raga menatapku.

"Makasih udah sabar ngadepin aku" cicitku sambil memeluk lengannya.

Raga melepas pelukanku dari lengannya. Membawaku kedalam dadanya. "Makasih udah terus sayang sama aku. Makasih udah jaga hati buat aku." Raga membisiki telingaku. Lalu mengecup ujung kepalaku. Dan kubalas dengan pelukan erat ditubuhnya.

"Ehemm..." terdengar suara dehaman mama Raga.

"Heyy lovebirds...udahan dulu mesra-mesranya. Raga..kamu bayar dulu gih !"

"Iya mam.." jawab Raga patuh. Namun tangannya masih tak melepas jemariku. Aku lalu mengikuti Raga.

Setelah sedikit perdebatan bahwa aku ingin turut membayar wedding ring kami, sementara Raga merasa tidak perlu. Akhirnya Raga memilih mengalah.

Aku lalu tersenyum puas. Raga melirikku penasaran. "Happy?'' Tanya Raga.

Aku hanya mengangguk sambil merangkul lengan Raga.

"Tapi kenapa harus ikutan bayar juga? Itukan udah tanggungjawab aku sayang"

"Aku pengen cincin yang kamu pakai, aku yang beliin." Jawabku tegas.

"Oh ok.."

Kami menuju mama kami yang sedang menunggui kami.

"Mau beli seserahan sekalian sayang?" tanya mama Raga dengan lembut.

"Gak dulu mam, nanti aja. Bawanya repot"

"Yaudah mama mau ngajak tante reunian dulu. Kebetulan kebetulan temen smp mama, beberapa lagi di Bali juga" ucap mama Raga.

"Oh yaudah mam.."

"Kalian mau kemana?"

"Nemenin Sonya mam..tadi katanya mau beli tas" jawabku kepada Mama Raga.

"Yaudah yuk..mama ikut dulu sambil tunggu temen jemput"

Kami lalu menuju kesalah satu butik Cha**l di Mall ini.

"Makasih ya baby..." ucap Sonya sambil menggelendot dilenganku.

"Makasih sama Raga. Kan dia yang janji mau beliin??"

"Kan sama aja, duit boss Raga duit nyonya juga" timpal Sonya dengan cengiran yang menyebalkan. "Ya nggak boss Raga??" Sonya melirik Raga.

"Apaan sih lu manggil-manggil boss? Gak jadi gue traktir nih.." ancam Raga sambil memisahkan kami. "Sana gelendotan sama 'mas mu', kasian tau dikacangin. Lalu memeluk bahuku.

Sonya hanya terkekeh. Namun tersipu malu ketika Raga menyebut 'mas mu'. Matanya mencuri pandang ke Mas Andi.

Aku tersenyum bahagia. Aku tahu mereka saling menyayangi.

Ketika dalam store Sonya tak membutuhkan waktu lama. Hanya mengambil tas incarannya lalu membawanya kekasir.

"Cepet amat??" Raga heran.

"Iya Ga, aku cuma perlu tas impian aku. Kalau liat-liat lagi, ntar punya tas impian lain lagi." Ucapnya tertawa.

"Yaudah nih.." lalu menyerahkan debit card serta passwordnya.

"Makasih ya Ga.. kalau butuh bantuan gue lagi. Gue siap kapan aja" ujar Sonya dengan cengiran lebarnya.

"Aku yang makasih Nya'.. makasih udah bantuin selama ini" ucap Raga terdengar tulus.

"Hahaa...apaan sih lo Ga..! Udah deh..gue kan sahabat kalian. Jelas aja gue bantu."

"So sweet banget sih kalian??" Ucapku tiba-tiba. "Btw, thanks yaa Nya..udah selalu nemenin selama ini."

Mata Sonya terlihat berkaca-kaca, "apaan sih, kok jadi kalian yang makasih" ucap Sonya tak ingin terlihat terharu.

Mas Andi meraih tangan Sonya, lalu melingkarkan ke pinggangnya. "Emang gak salah pilih nih, My Angel...si baik hati"

"Uuuwww....My Angel?? Panggilan sayang nih...co cwiiiitt...." ledekku kepada mereka. Sonya mencibir. Lalu tertawa terbahak-bahak.

*Tbc

Hi..halo semuanya.. 😁
Selamat tahun baru !
Akhirnya bisa update lagi setelah sekian lama. Maafin aku yang pemalas dan moodyan ini. Kedepannya pun gak janji bakal rajin update lagi. Tapi tetep diusahain yang terbaik.

Pengen curhat dikit. Selama sebulan lebih ini, jujur mood baca dan nulis bener-bener hilang ! Buka wattpad aja males. Padahal sebelumnya dalam sehari bisa berkali-kali buka wattpad buat baca ataupun ngecek doang.

Tiap hari ngumpulin niat, mood dan semangat buat nulis.., tapi bener - bener gak bisa. ☹
Gak nyangka aku ngalamin fase ini. 😢🙊

Trus sekarang bisa balik nulis lagi pun karena aku maksa diri aku, buat coba baca lagi, baca ulang draft yang sebenernya udah ada, baca novel karya orang, demi berharap semangat itu bisa hadir kembali.

Anyway, happy reading gaisss.. 😉 semoga kalian tetep enjoyed dan mau nungguin karya aku.

TERIMA KASIH

RagakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang