B a g i a n s e m b i l a n
Bismillah. . .
Cowok setia sama satu cewek? Gua sapu gunung sahara
Ting ning Ting tong. . .
Saphire menguap dan turun dari tempat tidur. Itu pasti Sadewa, orang yang sedari tadi ia tunggu. Sudah tidak sabar untuk bertemu anaknya.
Membuka pintu dengan perlahan dan akhirnya terbuka sepenuhnya, betapa kagetnya ia melihat seorang lelaki tersenyum sangat manis dengannya. Itu bukan Sadewa, melainkan Audra yang janji mau kerumahnya saat di sekolah.
Saphire waspada. Dia tidak tahu kan untuk apa gerangan lelaki itu datang ke rumahnya malam-malam seperti ini. Dia menutup pintu rumah. "mau ngapain lo?!"
"pikun lo? Kan gue mau kerumah lo." masih dengan senyuman.
"yaiya ngapain sih anjir?" Saphire menjadi tidak enak kalau saat Sadewa datang dan melihat ada Audra disini.
"kita mau belajar sama-sama dirumah lo, lagi pula waktu itu belum kan?"
Saphire mendorong punggung Audra ke motor lelaki itu. "pulang aja deh sana, besok aja besok, ga enak tau diliat tetangga." alibinya.
"ga enak ya?" cewek itu segera mengangguk.
"terus itu mobil siapa?" Audra menunjuk mobil yang terparkir di belakang rumah Saphire.
Saphire mengikuti pandangan, Dahinya menyerngit. Itu mobil Sadewa.
"ooh itu. . . Itu punya tetangga deh kayaknya." jawaban sedikit gugup.
Audra memang tidak mengenali pemilik mobil itu. Karena memang, Sadewa tidak pernah memakai mobilnya saat ke sekolah.
"bohong lo?"
"nggak yaampun,"
"itu keringetan?"
"ya kan gue gerah ada lu disini. Setan secara," gumam Saphire.
"apa?"
"eh-eh enggak. Yaudah ayo deh masuk, tapi bentar aja ya? nggak ada nyokap gue soalnya."
"bokap?" tanya Audra sembari berjalan masuk mengikuti langkah gadis itu.
"keluar negri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa[ON-GOING]
Teen Fiction[update secepatnya] ketika masa lalu menjadi penghalang cinta kami. Iya kami, antara aku-saphire dengan Audra orang yang aku cinta. ... "kenapa harus orang tua kamu dra?" tanya Saphire. aku menghapus air mata yang turun di kedua kataku dengan kasar...