10 | Kamu & Kenangan

20 4 8
                                    

B a g i a n s e p u l u h

Kuy kuy, mulmed nya di denger, nanti auto nangis kalean haha

Untuk membuat satu hati betah, terkadang harus berjuang sampai berkali-kali patah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk membuat satu hati betah, terkadang harus berjuang sampai berkali-kali patah.

"kita itu belum merdeka. Berakhirnya perjuangan para pahlawan, justru awal dari perjuangan kita yang sebenarnya.."

"lawan produk yang ingin menjajah dan memengaruhi kita, membuat kita terantakan. Jadi lupa ikrar persatuan dan kesatuan antara warga indonesia. Jadilah rakyat yang—"

Kringg..kringg..kringg..

Hampir seluruh warga kelas berteriak yes dalam hati mereka. Jika pak Bustomi mengajar PKN, dan bercerita seperti tadi, bisa bisa semuanya mengantuk harus mendengarkan ocehan guru, bukan malah tertarik.

"akhirnya..." gumam tata menarik senyum di bibirnya.

"kita lanjutkan pertemuan berikutnya, kalian boleh istirahat. Waalaikumsalam." pak bustomi berucap lalu mengemasi alat tulisannya dan langusng melangkah keluar.

"alhamdulillah" teriak lio senang sendiri.

"ah dari tadi kek pak!" ujar Sam menimpali.

"kuy lah kantin.." lio berdiri diikuti dengan Sam dan Sadewa, tetapi tidak dengan Audra.

Sam yang melihat Audra tidak berdiri ikut berkomentar. "Ayo dra, lama." decaknya. pasalnya dia tidak bersarapan tadi pagi, oleh karena itu cacing di perutnya udah tidak sabar di kasih makanan.

"lo pada duluan aja." sadewa menaikkan sebelah alisnya.

"kenapa?" tanyanya.

"gue ada urusan."

"sama saphire?" tanya Sadewa lagi. Tetapi kali ini lebih dengan nada tidak suka.

Berbeda dengan Sadewa yang nampak tak suka, Audra malah terkekeh sendiri. "kenapa lo? Gasuka?"

"suka atau nggak nya, itu bukan urusan lo juga kan?" setelah itu dia berjalan keluar terlebih dahulu.

Lio menepuk bahu Sam, memberi kode. "yaudah deh, gue ikut abang Sade ya," pamitnya dan langsung di beri anggukan oleh Audra.

"good luck bruh," sambung Sam, hingga akhirnya punggung keduanya tidak terlihat.

Sadewa berjalan ke tempat duduk Saphire. Rupanya gadis itu masih berbincang-bincang dengan tata.

"semalem gue tuh ngakak banget sap. Mau tau kenapa?" Tata berantusiasnya menceritakan itu pada Saphire.

Tentang Rasa[ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang