4 | first love 2

30 10 11
                                    

B a g i a n e m p a t

Minta ramaikan dengan vote dan juga kolam komentar boleh?

Alur hidup bisa kapan saja berubah, jadi jangan pernah menyikapi bahwa Tuhan tidak adil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alur hidup bisa kapan saja berubah, jadi jangan pernah menyikapi bahwa Tuhan tidak adil.

-St.khrnnsa

"Ssst!! Lempar jawabannya cepetan."

"Sabar anjir,"

Lio menggeram prustasi. Dia mengambil satu lembar jawaban punya Sam dan langsung menyalin-nya tanpa persetujuan pemilik kertas tersebut.

Cowok yang di ambil kertas jawaban-nya itu berdecak. Bukan pelit, hanya saja baru sedikit yang baru ia jawab. Lantas dia menjitak kepala Lio dari belakang dengan pena yang berada di tangannya sedari-tadi. "Mana woi! Ntar aja elah, gue baru dikit Midun."

"Pelit."

Tadi saat busuk-ma masuk, dia langsung mengadakan ulangan matematika mendadak. Entah itu kabar gembira ataupun buruk bagi siswa dan siswi kelas XI IPA 1. Seperti-nya hanya Saphire yang menerima ulangan itu dengan wajah ceria.

Sadewa bergeleng kepala menatap kedua-nya. Matanya tak sengaja melirik kursi kosong yang Audra tempati, mengapa cowok itu tidak ada di bangku-nya? Pertanyaan itulah yang Sadewa pikirkan. Dia menepuk bahu Lio dari belakang, membuat si pemilik membalikan badannya. "Yo, si Audra kemana?" Tanya-nya dan membuat Lio menoleh ke kursi Audra lalu menggeleng.

"Telat paling, atau mungkin bolos."

"Udah biasa juga kan." Cowok itu mengendikkan bahunya lalu berbalik badan seperti semula.

"Emang tuh orang, nggak kapok kapok-nya di hukum sama guru konseling." Kata Sam yang turut mendengarkan keduanya.

"Tahu gitu, mending ajak-ajak gue kek kalau mau bolos." Lanjutnya.

Kini gantian, Lio yang menjitak kening Sam. Lalu terkekeh. "Ajak gue juga dong, parah tuh orang."

"Si anjing, nggak perlu jitak kek!" Omel Sam.

"Brisik Lo pada," damprat Sadewa menatap keduanya dengan memutar bola matanya malas.

"Kalian?!—" busuk-ma yang mulai mendengar keributan itu mencari kesumber suara. "—lagi ngobrolin apa? Hah?!"

Lio berdiri lalu tersenyum. Rambut ia kebelakang kan, lalu berpose seperti ingin di foto. "Santay dong Bu, saya tadi cuma bilang ke Sam kalau hari ini tuh ibu—" ia menjeda ucapannya sambil melirik penuh busuk-ma. "—cantik sekali."

Tentang Rasa[ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang