B a g i a n d u a
Siap ramaikan?
Saphire menutupi mulutnya karena menguap. Dia menoleh pada tata yang masih sibuk menulis. "Ta, Istirahat jam berapa sih? Laper banget nih."
Tata menoleh kemudian mengecek jam pada jam tangan yang ia pakai. "Sepuluh menit lagi bell kok sap,"
Sejak dua jam yang lalu, dimana keduanya berkenalan tata memutuskan untuk memanggil Saphire dengan sebutan sap. Dan Saphire juga sudah memanggil tata dengan sebutan ta. Selain itu juga ia ingin merubah kata bahasanya agar tidak kepikiran masa kelam-nya dulu.
Masa kelam yang dimana dulu, membuatnya menderita. Selalu menangis dikamar setiap sepulang sekolah, dimana dia selalu di bully setiap hari pada cewek-cewek kebanggan sekolahnya. Tetapi itu dulu, sebelum dirinya mempunyai pelindung. Sosok pelindung laki-laki yang sangat amat ia sayangi seperti kakak.
Kringgg kringgg ..
"Tuh udah bell, yuk mau ke kantin?" Tanya tata setelah membereskan alat tulisnya lalu menaruhnya di laci.
Saphire mengangguk antusias. "Ayo,"
Saat keduanya ingin beranjak, tiba tiba tiga orang cowok menyamperi mereka. "Hay," sapa seorang cowok berambut rapih sembari mengulurkan tangannya. Saphire pun juga terpaksa mengulurkan tangan untuk berkenalan, padahal perutnya amat sangat lapar. Tetapi dari pada ia dibilang sombong dengan teman sekelasnya? Lebih baik ia menanggung lapar-nya sejenak bukan?
"Andre." Ucap si cowok itu.
"Saphire."
Kenalan tersebut diikuti dengan kedua temannya. Terkadang Saphire hanya tersenyum lalu mengangguk tipis saat ketiganya mengajaknya jalan dan mengobrol.
Tata yang melihat tatapan risih Saphire pun berdeham keras agar ketiga lelaki itu peka, tetapi sayangnya lelaki tersebut tidak peka. Terbukti ketika ketiga cowok itu masih mengobrol dengan Saphire. "Aduh udah dong gue pengen ke kantin, dari tadi Lo bertiga wawancarai Saphire Mulu. Dia juga butuh tenaga kali, buat hadepin human macem elo elo pada." Tata menunjuk ketiga-nya bergantian.
"Udah ayo sap, jangan jawab lagi. Nggak bakal sebentar kalau lu tanggepin ucapan dia—" tata menunjuk cowok yang berkenalan pertama—andre. "Dia—" lalu menunjuk cowok berkacamata yang sedang tersenyum kearahnya, membuat Saphire pun ikut tersenyum risih. "—Dan dia pada." Terakhir tata menunjuk cowok yang masih menatapnya intens.
Keempat cowok yang masih duduk di bangku pojok masing masing pun ikut menyaksikan. Sadewa memutuskan untuk berdiri kearah mereka, lalu membisikan sesuatu kepada Andre hingga cowok tersebut dan kedua temannya keluar dari kelas. Mungkin mereka juga ingin pergi kekantin.
Tata menatap Sadewa kagum. Dia tersenyum kecil. "Makasih ya dewa," cowok itu hanya melirik-nya lalu menoleh kearah Saphire.
"Sana kekantin," suruh Sadewa melirik Saphire. Cewek itu menoleh kearah Sadewa kesal kemudian menghentakkan kakinya berjalan kearah luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa[ON-GOING]
Novela Juvenil[update secepatnya] ketika masa lalu menjadi penghalang cinta kami. Iya kami, antara aku-saphire dengan Audra orang yang aku cinta. ... "kenapa harus orang tua kamu dra?" tanya Saphire. aku menghapus air mata yang turun di kedua kataku dengan kasar...