1 | Star upside down

49 31 35
                                    

B a g i a n s a t u

Terkadang hidup tidak adil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang hidup tidak adil. Ketika kita ingin didekati, namun di jauhi. Ketika kita ingin di jauhi, nyatanya malah didekatkan

-saphire alesia arganta

Kamis
     06:45

Saphire berjalan menuju ruang kepala sekolah di sekolah barunya. dia harus pindah sekolah, karena sang mamah yang ingin pindah rumah, alhasil dia juga ikut pindah sekolah. Katanya jarak antara sekolah lama dengan rumah baru-nya sangatlah jauh.

Disepanjang perjalanan dirinya menjadi tontonan banyak murid yang masih keluar masuk sekolah, katanya sih bell masuk pukul 7 pas.

"Ih itu cantik ya, murid baru kali ya ta?" Tanya perempuan berambut pendek itu seraya berbisik dengan teman disampingnya yang disebut ta.

"Iya cantik banget euy!" Jawab si cewek disampingnya yang disebut ta itu sambil melirik kearah Saphire dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Yang diliat berdeham keras lalu menengok kesamping, kemudian tersenyum.

"Yah ketahuan ta ..ta, Ayo lah lari,"

"Tunggu dulu—"

Hingga sebuah suara, menghentikan langkah kedua gadis itu. "Permisi, ruang kepsek dimana ya?" Tanya Saphire tersebut ramah.

Siswi Yang disebut ta itu mengangguk kikuk sambil memandangi si teman satunya. "oo-h itu, ada disana," kata-nya sambil menunjuk arah ruang kepsek disekolah baru-nya.

Saphire menoleh kearah yang ditunjukkan dan mengangguk faham. "Makasih ya, semoga kita ketemu lagi."

****
"Assalamualaikum," ucap Saphire yang sudah didepan pintu ruangan kepsek.

"Waalaikumussalam, masuk nak!" Jawab seseorang dengan perintahan diakhir, membuat Saphire mengangguk lalu berjalan masuk lebih dalam.

"Kamu anak baru?" Paruh baya itu menoleh sambil membetulkan kacamata minus yang ia pakai.

Saphire mengangguk sopan. "Iya pak,"

"Kamu kelas XI IPA 1 ya, soalnya nilai kamu di sekolah sebelumnya bagus-bagus."

"Ngomong-ngomong kamu selalu mendapatkan juara umum ya? Dan suka mengikuti olimpiade matematika?" Tanya-nya beruntun.

Saphire mengangguk lagi. "Iya pak,"

Kepala sekolah itu menghela nafas sambil bermain dengan spidol yang ia putarkan di meja-nya. Dia sebenarnya tidak enak mau menyampaikan sesuatu yang penting ini, apalagi yang berada di hadapannya adalah murid baru. Jika bukan gara gara anak murid-nya yang pinter, iya tidak mungkin mengucapkan masalah ini secara blak-blakan dengan anak baru tersebut. "Jadi begini—" jeda sebentar. "Saya mau kamu mengikuti lomba olimpiade matematika putri, saya harap kamu mau dengan keinginan saya. Saya tidak tahu lagi mau menawarkannya dengan siapa, saya pusing dengan masalah ini." Ucap kepsek tersebut.

Tentang Rasa[ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang