5 | modus

34 20 99
                                        

Ramaikan untuk part ini kuy!

//Tos jauh

Kalau masa SMA nggak bandel, nggak punya banyak kenangan.

-audra caesar crishopter

Hari Senin, hari yang buruk menurut para pelajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Senin, hari yang buruk menurut para pelajar. Karena dimana hari ini, mereka akan melakukan upacara rutinitas setiap hari Senin pada biasanya.

Barisan sudah rapi tadi ketika anggota OSIS yang memimpin, Baris sesuai letak kelas berada. Seperti saat ini, kelas XI IPA 1 berada di letak paling pojok diantara kelas lainnya.

Saphire berdiri di barisan paling depan, dan dibelakangnya terdapat tata yang sedang jongkok agar menutupi matahari yang menyinarinya. Tata aneh, bilang takut hitam saat kena pantulan cahaya matahari, padahal kan sinar matahari saat pagi hari sehat dari pada matahari pada siang hari.

Tepukan di bahu Saphire membuat gadis itu membalikan badan, melihat siapa pelakunya. "Si Audra kok nggak ada ya?" Tanyanya. Dan benar saja, saat Saphire menatap sekeliling kelasnya, tidak ada Audra. Bahkan, Lio, Sam, dan Sadewa pun tidak ikut berbaris dan Saphire sudah menduga jika mereka bolos tidak mengikuti upacara. Padahal sebentar lagi ucapan akan segera dimulai.

"Bilang aja nyari Sam," ujar Saphire sembari memutar bola matanya jengah. Jika tata sedang mencari Sam, lebih baik dia bilang 'kok Sam nggak ada ya' tidak perlu menggunakan nama Audra yang di sebut-sebut.

Tata tertawa kecil. "Malu tau kalau nyari mantan, makanya gue inisiatif nyebut nama Audra."

"Makanya balikan," usul Saphire.

Gadis itu cemberut. "Gue takut ta dibohongin terus," balas tata lirih.

Saphire mengelus bahu tata lembut. "Sabar ya ta,"

"I'm oke sapiii,"

Suara speaker dari depan lapangan terdengar jelas, membuka Saphire membalikan badannya dan membenarkan topi yang sempat ia pakai asal. "Oke jangan ada yang brisik, sebentar lagi upacara akan dimulai."

Dan detik berikutnya hening, tidak ada yang berbicara dan hanya ada suara pembawa acara yang membuka suara.

Saat amanat, mendadak suara lapangan menjadi riuh kehadiran seorang guru laki laki yang sedang membawa penggaris kayu dengan empat orang murid cowok yang dari tadi tata cari. Iya dia Audra berjalan cool paling depan, disampingnya ada Sam, dibelakangnya ada Lio yang dari tadi senyum-senyum menatap orang-orang yang sedang upacara tanpa ada rasa malu, dan disamping Lio ada Sadewa menatap flat pada orang-orang yang terang-terangan membicarakan kegantengan mereka.

Aneh memang, mereka berempat adalah tukang bolos, tetapi masih saja ada yang menyukai mereka.

Pak Mulyono selaku guru yang sedang membawakan amanat menatap murid bandel itu tidak suka. "Jangan di contoh siswa yang seperti ini, tukang bolos, nakal, semaunya. Kalian ini pelajar, kalian diajarkan untuk bersikap sopan santun, manaati peraturan sekolah. Tetapi lihat?—" dia menunjuk Audra dan sekawan tidak suka. "Masih ada saja siswa yang tidak menaati peraturan sekolah."

Tentang Rasa[ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang