2

2.7K 49 0
                                    

Selesai dengan makan siang, Nisa meminta izin untuk kembali ke rombongan ibadah nya dengan mas Imron. Fazza memandang tunangan nya dengan cemberut. Dia belum puas bicara dengan nya. Sebenar nya dia tak akan puas juga. Ummi melihat tatapan mendung anak nya. Dia hanya tersenyum.
" Nisa sayang, bisakah Fazza mengantar mu juga kembali ke hotel? Sepertinya dia belum puas memandang mu".
" Bukan begitu ummi.."
Fazza memerah mendengar godaan ummi nya. Dia tak menyangka ummi nya akan bicara seperti itu di depan orang lain juga. Ummi hanya tersenyum jahil.
" Bagaimana mas Imron? Apa boleh?"
Nisa bertanya pada Imron. Dia juga tidak begitu mengerti hukum negara itu. Imron memandang Fazza sebentar dan mengangguk.
" Tentu. Anda bisa berjalan bersama saya. Mbak Nisa bisa jalan di depan."
Nisa mengangguk dan tersenyum.
" Baiklah ummi, Nisa akan pergi dulu. Nanti malam akan Nisa telpon."
" Kamu berjanji"
Nisa tersenyum dan mengangguk. Ummi sangat bahagia. Dipeluk nya Nisa dengan bahagia.
💦💦💦

Selama perjalanan dari restoran ke hotel tempat Nisa menginap, ketiga orang ini hanya diam. Imron dengan keterkejutan nya. Nisa dengan banyak pikiran yang masih dia ragukan. Dan Fazza dengan keinginan untuk bicara dengan tunangan nya tapi dia tak berani memulai percakapan. Akhirnya mereka sampai di lobi hotel. Nisa berbalik dan tersenyum.
" Saya harus naik sekarang. Kamu bisa minta nomor ku pada ummi."
Nisa memandang nya dengan jahil.
" Kenapa tidak langsung kamu serahkan nomor mu padaku saja. Akan memakan waktu lama sampai ummi memberikan nomor mu. Tolong berikan nomormu padaku."
Fazza memandang Nisa dengan memelas. Dalam hati dia geregetan, 'ummi ada-ada saja. aku yang tunangan sama dia. Kenapa dia yang dapet nomor nya?!'
" Kan ummi tidak memperbolehkan kita saling telpon dulu. Jadi apa pun yang ingin kita sampaikan satu sama lain bisa di lakukan lewat ummi."
Istri sudah bilang begitu. Apa lagi yang tersisa?
" Baiklah. Tapi bisakah aku menemui mu besok? Ada yang harus kita bicarakan."
Fazza memandang mata Nisa dengan memohon. Jantung Nisa berdetak tak normal lagi. Dia menghela nafas dan memandang Imron. Imron mengernyitkan dahi nya, " ada waktu dua jam sebelum kita berangkat ke bandara besok. Kamu bebas di jam delapan sampai sepuluh."
Fazza tersenyum bahagia, " baiklah, saya akan menunggumu di lobi jam delapan. Oke?"
Nisa menghela nafas lagi, dia tersenyum manis dan mengangguk.
" Oke. Sekarang bolehkah saya kembali ke kamar saya? Saya sedikit lelah."
Nisa memandang tunangan nya lagi. Fazza tersenyum dan mengangguk. dia menoleh pada Imron,
" tolong jaga tunangan saya baik-baik."
Kata nya dingin dalam bahasa negara nya. Imron menggigil di nada suara nya. Nisa tak menyadari nya. Dia berbalik masuk ke lift dam melambaikan tangan pada Fazza. Fazza tersenyum dan berbalik ke arah pintu keluar setelah melihat lift yang dinaiki Nisa tertutup. Dia tak menghiraukan Imron sama sekali. Imron hanya memutar mata nya tanda tak peduli. Dia hanya jadi bola lampu raksasa di antara mereka berdua.
💦💦💦
Imron kembali ke kamar nya bersama teman-teman pemandu ibadah lain nya. Dia langsung melempar kan pantat nya ke ranjang dan menghela nafas panjang.
" Kenapa kamu mas? Seperti habis di kejar hantu."
Teman sekamar nya bertanya melihat Imron sangat kelelahan.
" Kamu tau mbak Nisa? Yang di kelompok ku itu?"
" Tau, yang janda cantik itu kan?"
Imron mendelik,
" Darimana kamu tau kalau dia janda? Aku saja baru tau tadi waktu dia ngomong sendiri."
" Lah, kan di data jamaah ada mas. Semua temen kita juga tau. Soal nya dia langganan PO kita."
" Aku gak tau."
" Emangnya dia kenapa?"
" Dia habis di lamar orang pribumi. Orang nya ganteng banget. Kaya lagi. Kamu tau kita tadi habis makan siang di mana?"
" Di mana?"
" Ituu... Ruang VIP restoran hotel depan. Gila kan?"
Kedua teman nya menatap mas Imron cengo.
" Kok bisa? Emang kapan kenal nya? Setau ku mbak Nisa gak pernah keluyuran kemana-mana kalau datang ke sini. Habis dari tempat ibadah langsung ke hotel. Kapan ketemu cowok nya. Kaya lagi."
Imron menoleh kedua teman nya dan menceritakan pengalaman nya tadi. Kedua teman nya masih membuka mulut nya bingung dengan runtutan peristiwa yang di dengar nya.
" Mbak Nisa itu sangat beruntung ya... Tapi dia pantas mendapatkan nya. Dia sangat baik lho. Saya pernah di tolong dia juga."
" Yah, orang baik pasti akan ketemu yang baik juga."
" Aku berdoa yang terbaik untuk nya."
💦💦💦

Hope My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang