07. Status Istri dan Ibu (2)

673 86 2
                                    

"Aku suka tantangan dan menghadapi masalah. Semakin dilarang, semakin aku ingin melanggar larangan mereka," kata Juan.

Eisa menghabiskan waktu untuk merenung bersama Juan di sisi jalan raya. Wanita itu menghabiskan permen pemberian Juan sampai habis, dan pikirannya mulai tenang sedikit demi sedikit. Dia lalu berkata, "Kupikir kau hanya pangeran manja, yang tak suka mendapat masalah dan cengeng lalu mengadu pada orang tuamu. Ternyata kau suka masalah?"

Angin dingin berembus, dari jendela mobil yang sedikit terbuka. Ketika Eisa berniat melirik ke arah Juan, tiba-tiba Juan melirik ke arahnya. Pria itu mendekatkan tubuhnya ke tempat duduk Eisa, sampai Eisa memundurkan diri.

Tubuh Eisa mematung, ketika jemari Juan menyentuh dagunya. Dia ingin menepis tangan Juan, tetapi Juan kembali menahan tangannya. Pria itu berkata, dengan senyuman tipis, "Jika masalahnya adalah dirimu, kenapa harus aku buang? Aku ingin memilikinya."

Ucapan Juan terdengar halus di kuping Eisa. Eisa hampir tak bisa bernapas dengan normal, karena Juan membuatnya menahan napas untuk beberapa menit. Jantung Eisa tiba-tiba berdetak kencang, ketika Juan mendekat ke arahnya, lalu memberitahu "Aku ingin memiliki masalah ini."

Perasaan hati Eisa campur raduk. Di satu sisi dia kecewa dengan fakta yang ada, lalu di sisi lain perasaan hatinya tengah dilanda kesedihan. Entah apa yang Eisa butuhkan saat ini, tetapi kehadiran Juan membuatnya tidak kesepian. Meskipun Juan melakukan hal-hal aneh ketika bersamanya, tetapi Eisa tiba-tiba merasa nyaman berada di samping pria itu.

Oleh karenanya, ketika Juan mengusap bibir dan memasukkan jempolnya, Eisa membiarkan pria itu merasakan lembutnya hati Eisa saat ini. Juan meminta izin, "Hei. Tak ada larangan ibu hamil tidak boleh bercumbu dengan suaminya bukan? Jika tidak ada, aku ingin merasakan permen yang tadi kau makan."

Larangan memang tidak ada, tetapi Juan tahu batasan untuk tidak menekan Eisa terlalu keras. Namun, karena Eisa menurut dan tak banyak bergerak, kesempatan ini dipakai Juan untuk mencari tahu rasa permen yang Eisa makan tadi. Pria itu menekan bibirnya ke bibir sang calon istri, sampai Eisa mendongak karena karena wajahnya diangkat Juan dengan penuh kehati-hatian.

Rasa manis terasa dari Eisa, Juan tersenyum puas memastikan tak ada rasa yang terlewat, ketika menjelajah ke dalam bibir Eisa. Mereka saling menyentuh dan mengenalkan bibir satu sama lain, meskipun dulu keduanya memang sudah sering melakukan kegiatan ini, ketika masih melakukan kencan buta.

Eisa merasakan pipinya memerah, dan memanas sekaligus ketika Juan mengubah posisi, dan menekan bibirnya untuk semakin dirasa. Keduanya melupakan dunia, dan terlalu fokus pada perasaan aneh yang sudah lama mereka lewatkan selama ini.

Eisa baru menyadari, jika dia merindukan sentuhan dan perhatian pura-pura Juan, hingga akhirnya bibir mereka terlepas dan Juan tersenyum melihat Eisa bernapas dengan cepat. Pria itu membuat Eisa mendongak, dan membelai bibirnya yang basah. Juan mengaku, "Rasanya manis. Ingin aku belikan lagi permen seperti itu?"

Juan bertanya, dan Eisa memalingkan wajahnya ke arah lain. Eisa terlalu malu untuk mengungkap jika dia membutuhkan Juan, untuk mengobati kesedihan hatinya. Namun, karena gengsi Eisa malah berkata, "Dokter melarang ibu hamil untuk bercumbu dengan pria yang bukan suaminya."

"Kalau begitu, segeralah menjadi istriku. Supaya aku bisa memberimu lebih banyak permen, yang bisa menyenangkanmu," bisik Juan.

••• 

MAMAFIA  [Junhao] RepublishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang