09. Negeri Dongeng (1)

642 104 4
                                    

Hanya dalam satu malam, Juan menyulap sebuah gedung menjadi negeri dongeng untuk menikahi Eisa secara nyata. Dengan kekuatan bernama uang dan kuasa, tak sulit bagi Juan untuk menebarkan undangan pernikahan, sekaligus mempersiapkan pernikahannya dengan Eisa. Pria itu hanya membutuhkan restu kedua orang tuanya, dan Juan berhasil menjadikan Eisa putri raja dari keluarganya saat ini.

"G*la. Pria itu menyiapkan acara ini, seolah-olah dia memang sudah merencanakannya jauh-jauh hari. Bagaimana bisa semuanya siap dalam waktu beberapa hari saja?" gumam Eisa heran.

Eisa tak mengerti, dengan isi pikiran Juan atau pun keluarga pria itu. Namun, Eisa pun tak bisa mengelak dari tali yang sudah Juan pasang di tubuhnya. Wanita itu tak mempunyai pilihan lain, selain mendengarkan ucapan Juan, dan menyaksikan sihir bernama uang dan kekuasaan bekerja untuk mengubah hidupnya, dalam satu hari saja.

Tubuh Eisa dililit gaun mewah yang sudah dipesankan Juan beberapa hari lalu. Gaun itu didesain sesuai dengan kemauan Eisa, di mana bagian pinggang dan perut dilonggarkan sedikit.  Pita kecil, dan kilauan kain putih terpasang indah di bagian pinggang Eisa. Rambut Eisa tergerai panjang, wajahnya dirias mempesona, dan sentuhan akhirnya terdapat pada kain transparan yang dipasangkan menutupi kepala Eisa dengan sempurna.

Eisa menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia melihat ke sekeliling gedung tempatnya akan menikah, baru kemudian menatap bayangannya yang ada di depan cermin. Semua yang terjadi padanya, merupakan impian masa kecil Eisa yang sudah lama terkubur dalam diam.

Di mimpinya dulu, Eisa berharap dirinya bisa menjadi pengantin yang bahagia seperti tuan putri yang sering sang ibu ceritakan, ketika Eisa ingin menyelam ke alam mimpi. Eisa mendambakan pangeran baik hati, yang akan menyelamatkan hidupnya dari para penjahat. Eisa juga mengidam-idamkan, saat sang ayah menyerahkannya pada pangeran dan hidup bahagia untuk selama-lamanya.

Namun, sekarang? Meskipun Eisa sudah merasa dirinya seperti seorang putri, yang menikah dengan pangeran baik hati. Eisa tak bisa melupakan kenyataan bahwa dirinya adalah anak selingkuhan sang ibu, dibenci sang ayah, lalu dirinya mengandung anak Juan sebelum menikah.

Eisa bukan sosok tuan putri baik hati, yang pantas mendapatkan pernikahan negeri dongeng ini. Dia mengibaratkan dirinya sebagai seekor bebek, yang disulap Juan menjadi angsa putih, untuk berdampingan dengan pria seperti Juan. Entah apa, yang sebenarnya Juan sembunyikan dari pernikahan keduanya, tapi Eisa tak bisa mengelak atau pun mundur dari pernikahan ini.

"Sudah siap menjadi istriku, ibu dari anakku?" bisik Juan sembari menjulurkan telapak tangannya di depan Eisa.

Eisa tak mempunyai pilihan lain, selain menaruh  tangannya di telapak tangan Juan. Juan menarik kedua sudut bibirnya ke atas, kemudian mendaratkan bibirnya di atas punggung tangan Eisa. Pria itu menggenggam erat tangan sang calon istri, baru kemudian mengajak Eisa untuk berjalan anggun ke aula pernikahan keduanya.

Di perjalanan melewati para tamu, puluhan bunga-bunga berwarna-warni dilempar menuju Eisa dan Juan. Pemandangan saat bunga-bunga bertebaran dan melayang di depan mata, membuat Eisa terhipnotis untuk memandanginya dalam waktu singkat.

Eisa tak pernah disambut dengan begitu meriah seperti ini. Dia biasanya mengendap-endap, dan bersembunyi untuk menjalankan misinya. Lalu sekarang? Juan memberinya topeng angsa putih, supaya Eisa bisa lebih percaya diri tampil di hadapan kenalan Juan.

"Aku tak sabar menikahimu," bisik Juan, sampai akhirnya Juan berhasil membawa Eisa ke altar pernikahan.

Keduanya mengucapkan janji suci di hadapan semua orang. Mau apa pun yang terjadi ke depannya nanti, Eisa sudah tak peduli. Berbanding terbalik dengan Juan yang sudah merencanakan puluhan skenario untuk kehidupannya bersama Eisa di masa depan nanti. Mereka mengakhiri janji dengan tepuk tangan meriah dari para tamu undangan. Hingga akhirnya, Eisa sah mendapat status baru sebagai istri Juan.

Beberapa dari mereka menyarankan Juan untuk menyibak kain di atas kepala Eisa, dan mencium sang istri di hadapan semua orang. "Ayo Juan, jangan malu-malu. Dia sekarang sudah sah menjadi istrimu."

Malu? Eisa hanya bisa tersenyum miris, mendengar apa yang dikatakan kenalan Juan. Mereka tak tahu, jika Juan bahkan tak malu-malu menanamkan pewaris di rahim Eisa. Pria itu juga sering mencuri ciuman di bibir Eisa, tapi sekarang? Setelah sah menjadi suami istri, Juan malah tampak ragu mencium Eisa di hadapan semua orang.

"Cepatlah," desak Eisa.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAMAFIA  [Junhao] RepublishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang