1. Motorcycle

3K 229 14
                                    

Apa yang seru dari menjadi siswa sekolah menengah atas? Sebenarnya tidak ada, apalagi bagi anak rumahan seperti Jeongwoo.

Namun Jeongwoo tidak bisa menepis perasaan senang sekaligus takut saat mengingat tahun ini dia akan menginjak usia 17 tahun.

Umur yang paling sering dibicarakan orang. Umur yang digadang-gadangkan akan menjadi umur paling manis. Umur yang pertambahannya sering dirayakan. Umur dimana orang akan mendapatkan kartu tanda penduduk.

Pagi ini Jeongwoo harus pasrah karena kamarnya diketuk agresif oleh orang tidak sabaran, siapa lagi kalau bukan Jungwon—temannya dari kecil.

"Kenapa?" Tanya Jeongwoo dengan suara khas orang baru bangun tidur.

"Kan lo bilang mau ajarin gue motor." Kata Jungwon, sudah siap sekali dengan pakaian training dan helm.

"Kapan?"

"Lo bilang kemaren, dan gue maunya sekarang."

"Pagi-pagi banget?"

"Ya iya, kalo siang ntar panas, gue males."

Yang masih mengantuk hanya mengangguk malas, meminta temannya untuk menunggu selagi dia bersiap.

Jungwon duduk di kasur Jeongwoo, mengambil gitar yang berada di sebalah kasur temannya itu, memetik senarnya asal-asalan.

Jungwon sedari tadi tidak henti menunjukkan lesung pipinya, senang sekali hari ini akan belajar motor. Tidak sabar menunggu saatnya untuk bisa punya SIM dan membawa kendaraan ke sekolah, tentunya untuk gaya-gayaan.

Berbeda dengan Jeongwoo yang lebih sering di rumah, Jungwon suka bersosialisasi—alasan lain kenapa dia ingin buru-buru bisa bawa kendaraan sendiri.

Tidak sampai tiga menit, Jeongwoo sudah muncul dengan penampilan yang lebih pantas.




Jeongwoo mengajak Jungwon untuk belajar motor di depan rumah.

Perumahan mereka sepi kendaraan di pagi hari, biasanya para kepala keluarga sudah pergi bermain golf subuh-subuh, dan anak mereka sama malasnya dengan Jeongwoo untuk keluar.

Jeongwoo mengajarkan hal dasar kepada Jungwon, seperti dimana rem dan starter. Jungwon yang masih duduk di boncengan mengangguk serius, memperhatikan betul setiap kata yang keluar dari mulut temannya.

"Eh, Woo, ini gimana cara berhentinya woy?"

"Ya, pencet rem-nya."

"Gak bisa, Woo, gak bisa!!"

"Apaan sih? Jangan lebay, tadi aja gak--- JUNGWON!"




Masa bodo dengan Jungwon yang jatuh dan sedang mengeluh kesakitan, Jeongwoo berteriak histeris karena motor vespanya menabrak mobil yang kebetulan lewat.

Ekspresi orang yang menyetir mobil tak kalah terkejutnya dengan Jeongwoo. Satpam rumah Jungwon yang langsung keluar dan menyelamatkan tuan mudanya.

"WON, SASUKE, WON!" Teriak Jeongwoo panik sambil mengelus-elus motornya, Sasuke.

"HEH! Gue cedera ini!!" Keluh Jungwon yang sedang dibantu untuk berdiri oleh satpamnya.

"Bisa sembuh sendiri kan? Motor gue musti diservis! Ya ampun... Sasuke... malang sekali kamu nak..."




"Nak, gak apa-apa?" Tanya supir mobil, awalnya berharap salah satu dari anak yang ada di depannya meminta maaf karena sudah menabrak mobilnya, tapi tampaknya tidak akan terjadi.

"Saya gak apa-apa, Pak... tapi motor saya..." Keluh Jeongwoo.

"Maaf ya.." Ucap suara dalam bak Palung Mariana yang baru keluar dari mobil.

Jungwon melupakan rasa sakitnya, Jeongwoo melupakan motornya yang lecet parah. Dua anak itu bersumpah bahwa yang baru mereka lihat tampan sekali.

"Lho, kok, kakak yang minta maaf. Won, minta maaf lo! Mobil orang astaga..." Ucap Jeongwoo menunjuk Jungwon, "Aduh, Pak, maaf ya. Teman saya baru belajar motor, Pak..." Sambung Jeongwoo menunduk kepada supir kendaraan.

Jungwon tergagap, "A-ah iya, maaf ya, Pak, saya baru belajar motor." Ucap Jungwon sambil membungkuk minta maaf seperti Jeongwoo, "Maaf ya, Kak.." Ucap Jungwon kepada pemuda tadi.

"Kalian tinggal di sini?" Tanya anak itu menunjuk rumah di depannya.

"Dia, dia tinggal di sini." Balas Jeongwoo menunjuk Jungwon, "Kalau saya tinggal di dana." Sambungnya menunjuk rumah di seberang.

"Saya tinggal disebelah rumah kamu mulai hari ini." Ucap pemuda itu kepada Jeongwoo. Gila, senyumnya manis sekali.

"Wah, halo kakak tetangga!" Ucap Jeongwoo riang punya tetangga tampan.

"Untuk kerusakannya bisa diomongkan sama bapak ini, ya, Pak..." Ucap Jungwon menunjuk satpamnya dengan sopan, lalu sok kuat berjalan terseok-seok masuk ke dalam rumah diikuti Jeongwoo.








"Kawaii..." Ucap pemuda yang ditinggalkan saat melihat ke arah dua pemuda lainnya berusaha menemukan siapa yang salah.































✨✨✨

a/n

Hai semuanya! Cerita ini castnya familier jadi aku rasa kalian sudah kenal beberapa. Kita langsung loncat saja ke ceritanya ya? Kalau nggak kenal dengan salah satu cast bisa ditanyakan, pasti aku jawab!

Hope you like it!! <3

RectangularTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang