11. Who Do U Love

484 84 6
                                    

Keesokan harinya di sekolah, Haruto biasa saja seperti tidak punya dosa. Tidak berpikir kalau Jungwon susah tidur karenanya.

Malah saat Jay sampai ke kelas, dengan wajah polos Haruto bertanya bagaimana reaksi Jake.

"Nyok--Mami aku gak suka karena takut kotor. Aku minta beli terpal buat alas Jake melukis. Dia senang kok, makasih ya, To." Ucap Jay, tidak sengaja menangkap ekspresi masam Jungwon, "Lo kenapa, Won?" Tanya Jay.

Jungwon menggeleng, "Apanya?"

"Muka lo asem bener."

"Belom sarapan." Ucap Jungwon asal.

"Aku juga belum, kita makan bubur yok?" Ajak Haruto, sebenarnya lebih ke arah memaksa, karena anak jangkung itu langsung saja menarik tangan Jungwon tanpa permisi.


Jeongwoo berkali-kali mengerjapkan matanya, "Mereka kenapa deh?" Tanya Jeongwoo kepada Jay.

Jay yang baru datang hanya menggidikkan bahunya dan pergi ke bangkunya yang ada di barisan ke-2 dari depan. Padahal sama seperti Jeongwoo, Jay punya banyak pertanyaan dalam kepalanya.











"Ngapain tiba-tiba ngajak sarapan, kalau gurunya dateng gimana?" Keluh Jungwon.

"Gak bakal, kan masuknya masih 10 menit lagi."

"Tapi bubur dibikinnya lama."

"Tau dari mana?"

"Kan aku pernah beli, To."

"Ya sudah, gak apa-apa sekali-kali telat masuk kan?" Canda Haruto.

Awalnya Jungwon kesal, tapi kalau senyum Haruto cerah sekali, mana bisa Jungwon marah.

"Lesung pipi calon pacarku manis banget." Ucap Haruto, mengundang pandangan yang sulit diartikan dari orang sekitar.

"Ng-ngaco lo!" Ucap Jungwon sambil menutup mulut Haruto.

"Kenapa?" Tanya Haruto berbisik.

"Nggak boleh kenceng-kenceng ngomongnya, malu."















Meski sudah makan bubur porsi kuli di pagi hari, siangnya juga makan lagi dengan rakus.

"Jake gak punya handphone ya?" Tanya Haruto kepada Jay.

"Enggak, gak boleh." Jawab Jay menggeleng.

"Kok Jake gak boleh semua sih?"

"Karena gak boleh."

"Tidak menjawab rasa penasaranku, kenapa?"

Jay menatap Haruto, "Nanti kalau dia punya handphone atau dia pergi kemana-mana, dia bisa tau semuanya."

Semua orang yang duduk di meja itu kira Jay bercanda, tapi dari ekspresi seriusnya, mereka yakin Jay tidak bercanda.

"Emangnya kenapa kalau Jake tau?" Tanya Haruto lagi, meski sudah berkali-kali dicolek pahanya oleh Dohyon sebagai tanda disuruh diam.

"Nanti Jake ingat masa lalunya." Jawab Jay santai namun dengan nada yang serius, membuat semua anak di meja itu berhenti makan.

"Masa lalu Jake kenapa?" Tanya Haruto lagi.

"Kamu ini orangnya penasaran banget ya? Karna kalau Jake tau masa lalunya, kamu bakal gak bisa lihat dia selamanya."

Semua anak di sana yakin kalau bel masuk tidak berbunyi, Haruto masih akan terus bertanya.

Walau mereka kesal juga, karena mereka mau tau kenapa Jake tidak disekolahkan di sekolah umum padahal tidak punya kekurangan yang menonjol, atau mengapa mereka tidak bisa melihat Jake lagi kalau anak itu ingat masa lalunya.




















Sepulang sekolah, mereka berkumpul di rumah Haruto.

Tidak seperti Jeongwoo dan Jungwon yang sibuk mengoperasikan ruangan mini karaoke, si pemilik rumah malah diam, mengundang rasa penasaran dari Jeongwoo.

"Kenapa lo-- eh kamu?" Tanya Jeongwoo.

"Kasian Jake."

Jungwon berhenti mencari lagu, "Kasihan kenapa?" Tanya Jeongwoo.

"Kasihan aja, coba kita kayak Jake, mana bisa kita main begini." Ucap Haruto.

Jungwon semakin yakin tentang lagu yang akan dinyanyikannya.

"Won ini lagu siapa?" Tanya Jeongwoo.

Jungwon tidak mengindahkan pertanyaan Jeongwoo.



"In the heat of the moment..." Suara Jungwon mengalun dengan indah, Jeongwoo dan Haruto lebih memilih untuk duduk.

"Kayaknya lagunya galau." Tebak Jeongwoo.

"Jungwon kenapa?" Tanya Haruto, yang ditanya cuman menggidikkan bahu tanda tidak tau.

"Who do you love? Is it him or me.. Cause i can't take the pressure anymore!" Suara Jungwon terdengar lebih keras dan lebih menghayati daripada sebelumnya




Jeongwoo melirik ke Haruto, "To, kalian diam-diam punya hubungan ya?"

Haruto mengangguk, "Aku suruh Jungwon buat suka sama aku."

"HARUTO TOLOL!" Teriak Jeongwoo menggema di ruangan karaoke, membuat Jungwon menghentikan nyanyiannya, dan Haruto mengangkat kepalanya dengan wajah polos.

"Kenapa?" Tanya Haruto

"Lo tolol, To." Ucap Jeongwoo lagi dengan nada kesal, bisa-bisanya Haruto meminta Jungwon untuk menyukainya, dalam artian lain Jeongwoo telat untuk menaruh rasa di hati Haruto.

"Aku tolol kenapa?" Tanya Haruto masih dengan wajah polos.

"Aduh selesain deh masalah kalian, gue gak ikut-ikutan." Balas Jeongwoo angkat kaki dari ruangan karaoke, berusaha mengatur napasnya yang kesal bukan main, tak lupa mengeluarkan gawainya untuk memberi tau Jay apa yang terjadi.











"Jungwon, Jeongwoo kenapa? Kamu kenapa?" Tanya Haruto.

"Jeongwoo gak tau kenapa, aku gak kenapa-napa."

"Maaf ya? Aku gak tau aku buat kamu sedih."

"E-enggak kok! Siapa bilang?"

"Jeongwoo."

"Ngasal aja."

"Kamu tanya kan? Who do you love? You-nya itu aku, kan?"

"Bukan!"

"Kalau kamu tanya aku, aku sih sayangnya sama kamu."

"Aku tau..."

"Kamu sayang siapa?"

"K-kamu."

Kalau boleh jujur, Jungwon tidak begitu senang mengucapkannya.

Telinga Jeongwoo tidak pernah sepanas itu menguping pembicaraan orang. Rasanya Jeongwoo ingin menghancurkan ruangan karaoke itu sekarang, masa bodo dengan teman dan gebetannya.

RectangularTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang