Vote dan Komen ♥️
Aku paling ngehargain sama yang ngevote dan komen di cerita aku. Terima kasih banyak yaa. Sekali lagi terima kasih karena udah semangatin aku lewat vote dan komen kalian.
Salam kiss and hug dari pengagum rahasia Squidward. 🐙
"Kamu bertengkar sama Mamah kamu?"
Cici mengangguk pelan setelah mendengar pertanyaan Yayah.
Kini ia berada diklinik Yayah, ia datang lebih awal tanpa membuat janji temu. Ia beruntung, Yayah masih berada dikliniknya sepagi ini.
Yayah awalnya kaget dengan kehadiran Cici, tapi melihat wajahnya mengkerut, membuat perasaan Yayah tidak enak, mau tak mau ia mempersilahkannya masuk.
Setelahnya Cici menceritakan segala kejadian yang terjadi tempo hari pada Yayah. Karena menurut Cici hanya Yayah yang bisa mendengarkannya dan memberikan solusi.
Yayah menyimak sambil memangku dagunya, sekali-sekali ia menyodorkan tissue pada Cici yang sedang tersedu-sedu dihahadapan-nya.
"Ini juga karena mamah yang mempertemukan aku dengan dia. Gara-gara laki-laki itu, secara tiba-tiba muncul. Kamu tau betapa aku benci laki-laki kan Yah? Tapi mamah masih aja mempertemukan aku dengan lelaki itu. Pokoknya benci sama dia Aku gak suka sama perasaan aneh ini, aku benci." Cici mulai terisak, menangis didepan Yayah.
Ucapan dan tingkah lakunya yang berbeda, membuat Yayah geleng-geleng kepala.
Mendengar penuturan Cici, Rasa ingin tahu Yayah semakin besar, siapa lelaki yang membuat Cici yang telah mengeraskan hatinya pada semua laki-laki menjadi kelimpungan seperti ini.
"Aku gak mau bertemu sama lelaki itu, si brengsek itu cium aku sembarangan, buat aku berdebar sampai jantung aku mau loncat keluar dari tempatnya. Aku benci sama laki-laki itu karena dia berkontakan sama mamah, aku marah sama mamah yang sengaja membukakan jalan lelaki itu kepadaku," histeris Cici dengan bersimbah air mata.
Yayah hanya memasang wajah datar, mendengar sahabatnya yang dungu ini. Sakit kepala tiba-tiba menyerangnya.
"Menyalahkan seseorang karena hal sepele menurut kamu itu bagus Ci? Perasaan aneh yang tiba-tiba muncul itu bukan kesalahan lelaki itu, tapi kamu sendiri. Kamu gak sadar kan? Karena kesadaran kamu itu ditutupi sama kebencian kamu sama laki-laki-,"
"Kamu gak perlu menyalahkan mamahmu, disemua kencan buta yang diatur mamah kamu, malah kamu merusaknya saat itu juga. Baru kali ini terjadi, kencan kamu berjalan lancar. Kamu tau apa artinya? Itu takdir Ci. Kalau memang memang bukan, kamu juga bakal merusaknya, tanpa sadar kamu tidak tahu akan berjalan seperti semestinya." Lanjut Yayah.
"Ya bukan begitu, tapi ini nemang-,"
Melihat Cici ingin membantah pernyataannya, dengan cepat Yayah bertanya, "Kalau begitu, aku nanya sama kamu Ci, kamu benci sama dia kan? Terus kenapa kamu nangis?"
Sontak Cici memeriksa matanya yang masih dialiri oleh air mata, "kok aku nangis sih? Sejak kapan aku nangis?"
Frustasi, Yayah berucap, "sejak tadi juminten."
Masih menggosok matanya, Cici berkata, "akhir-akhir ini aku sering begini, tanpa sadar aku tiba-tiba nangis, Itu faktor hormon kan?"
"Bisa dibilang begitu, kebanyakan diawal kehamilan emosi kurang stabil."
"Nah sekarang aku nanya kembali Ci, kamu merasakan perasaan berbeda dari lelaki itu?"
Cici mengangguk.
"Kamu dicium sama dia dan sekarang ciuman itu masih terasa?"
Cici mengangguk lagi.
"Setelah dicium kamu berdebar dan membayangkan lelaki itu?"
Cici lagi-lagi mengangguk.
Yayah mulai mengerti, "kamu jatuh cinta sama lelaki itu, kamu yang menolak keras perasaan itu, makanya kamu gila sendiri."
"Jatuh cinta?" Kaget Cici seraya bangkit dari duduknya.
Seperti yang dikatakan Yayah, sahabatnya ini pasti menolak keras perasaannya. "bagaimana kalau kamu menerimanya saja Ci, daripada kamu stress. Itu gak baik buat kandungan kamu."
"Kamu sinting Yayah?"
Sahabatnya yang satu ini sangat keras kepala.
"Ci untuk sementara kamu nikmati perasaan itu dulu, aku gak bilang kalau kamu harus menerima paksa perasaan itu."
"Aku gak mau!"
Yayah menarik napas sabar, "gak ada gunanya keras kepala sekarang Ci. Itu salah satu pemicu stress. Kamu harus ingat kamu mengandung, awal kehamilan biasanya sangat rentan Ci. Yang perlu kamu lakukan cuma menikmati perasaan itu. Bawa santai aja, kalem."
Tidak mendengar jawaban dari Cici, ia sudah memungkiri hal ini, bahwa sahabatnya yang satu ini tetap bersikeras dengan opininya. Udah Yayah bilang dis sangat keras kepala.
"Yaudah, kalau kamu gak mau, bagaimana kalau kamu menerima perasaan itu demi janin yang ada dalam kandungan kamu." Yayah berucap sabar.
"Gak, sama sekali Yayah!"
"Yaudah, kamu gak usah pikirin lagi, dan cepat berbaikan sama mamah kamu. Jangan jadi anak durhaka," nasehat Yayah akhirnya, capek berdebat yang tak membuahkan hasil.
Karena apabila Yayah memperpanjang masalah yang bisa dibilang penyelesaiannya gampang, itu akan membuat Cici bersikeras tidak menerimanya.
"Usia kehamilan kamu sudah memasuki minggu ke-dua, jadi harap berhati-hati, perbanyak menghirup udah segar supaya peredaran darah kamu berjalan lancar, jaga emosi kamu agar tetap stabil. Memasuki minggu kedua kehamilan mungkin kamu akan merasa mual dan muntah. Mengerti kan Ci?"
Cici hanya menyimak penjelasan Yayah lalu mengiyakan.
"Oh iya bulan depan aku mau ketemu Lili lagi, katanya Lili rindu sama kamu, mau ikut?"
Mendengar pertanyaan Yahya, raut mukanya berubah senang,"
"Ikutlah."
Keduanya hanya tersenyum saling menatap tak sabar ingin bertemu Lili.
.
VOMENT-nya Zeyenk~
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby with me
RomanceAku Cisandra, akrab dipanggi Cici. Umurku 25 tahun, dan bekerja sebagai Dokter Gigi Spesialis Anak. Diriku perempuan lajang yang tidak ingin sama sekali menikah, karena membenci laki-laki, tapi aku masih menikmati boyband korea. Aku ditawarkan oleh...