Almost forget

970 86 8
                                    

Jangan lupa teken bintangnya 🥺

Akhirnya bisa up lagi hehe. Terima kasih udah vote 😭😭😭. Satu vote aja sangat berharga bagi aku loh ☺️.

So keep support me 🥰.

"Kamu yakin mau pergi sekarang?" Tanya Grace pada Cici yang duduk di kursi penumpang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu yakin mau pergi sekarang?" Tanya Grace pada Cici yang duduk di kursi penumpang. Badannya berputar 180 derajat hanya untuk melihat perempuan itu.

Tangan Cici yang memegang kenop mobil langsung saja memutar bola mata, jengah akan sikap Grace. Lagi-lagi bersikap seolah dirinya ingin pergi jauh saja dan tak kembali besoknya. Ini sudah 1 jam berlalu mereka berada didalam mobil. Setiap ingin membuka pintu ada saja ucapan dan tahanan dari laki-laki itu yang membuatnya duduk kembali ke tempatnya.

Menghelas napas pelan, ia berbalik menatap Grace yang kini melipat kedua tangan di setir kemudi dengan wajah yang menumpu diatasnya, binar matanya terlihat tak rela melihat kepergian Cici. Ia tak tahu Grace akan semanja ini padanya. Tapi entah mengapa wajah Grace terasa lucu sekarang sangat berbanding terbalik dengan aura yang dipancarkan beberapa jam yang lalu.

"Iyalah Grace, aku banyak kerjaan di klinik. Kamu juga ada masalah di perusahaan kamu kan? Ini udah sejam lebih loh kamu tahan aku."

Akhirnya Grace bangkit dan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kemudi. "Yaudah, Besok saya jemput kamu."

"Hm baik." Cici kembali menarik kenop mobil tetapi terhenti lagi oleh dengusan kasar yang keluar dari hidung Grace. Cici mencoba menoleh ke belakang dan disambut oleh ucapan lelaki itu dan tampak mengalihkan kepalanya dari Cici.

"Ini hari hubungan kita udah resmi, seharusnya kita romantis-romantis seperti pasangan lain. Seenggaknya kamu kode saya kek, atau apa supaya saya gak tinggalin kamu gitu."

Kedua alis Cici menyatu, agak heran. "Romantis seperti pasangan lain?"

"Ya dirayain, kamu gak mau?" Tanyanya memastikan kini menatap Cici.

"Gracee kita bukan bocah lagi. Masing dari kita kan udah tahu dan hubungan kita udah jelas. Ngapain lagi mau dirayain? Lagipula kamu juga ada kerjaan kan Grace. Aku gak bisa lah ngahalangin kamu, aku bukan perempuan seperti itu."

Mendengar penjelasan Cici, kedua sudut bibirnya terangkat, "Saya mengerti. Kalau begitu luangin waktu kamu minggu depan."

"Hah? Buat apa?" Tanya Cici bingung.

"Luangin saja Cisa—," matanya membulat seakan lupa sesuatu, "ah salah. Luangin saja sweetheart," Grace tersenyum manis diakhir ucapannya. Cici membeku ditempat diikuti debaran di dada saat mendengar panggilan sayang dari Grace.

Berdehem menetralkan rasa tersebut, "Ekhem," lalu mengalihkan tatapannya dari Grace, "baiklah. Udah gak ada kan?" Sungguh ia masih tak terbiasa dengan hubungan baru ini.

Grace menggelengkan kepala, dan hanya tersenyum saja. Akhirnya Cici tersenyum lega. Karena terlalu lelah hari ini, ia pun berbalik membuka kenop pintu.

Baby with meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang