Jangan lupa teken bintangnya 👀
Hai lagi 🙂
Ssbenarnya aku mau up malam kemarin. Tapi mood aku tuh lagi jelek banget.Makin pusing aja sama nih cerita. Semakin banyak yang baca. Bingung, apa ceritanya ngefeel tidak ya?
Karena akhir-akhir ini udah banyak banget yang baca ya...mungkin bakal lanjut ampe selesai. Doain. 😘
Oh jangan lupa buat teken bintangnya, aku sih gak permasalahin ya soal beginian. Cuman gpp lah buat semangatin aku nih ya tolong dong itu pencet bintangnya hehe. Sertakan komennya juga. ☺️
Aku paling ngehargain sama yang ngevote dan komen di cerita aku. Terima kasih banyak yaa. Sekali lagi terima kasih karena udah semangatin aku lewat vote dan komen kalian.
Salam kiss and hug dari pengagum rahasia Squidward. 🐙
Selamat membaca.
.
"Stev kamu dimanaa, jangan lari ya kamu. Mamih tau kamu bohong sama mamih, alasan banget kebelet." Omelnya lalu berjalan ke pintu ruangan yang terakhir.
Brakk.
Giliran Pintu kamar Cici yang terbuka.
Gelap. Ruangannya gelap. Tak ada tanda-tanda kehidupan.
"Steven keluar sini! Kamu jangan sembunyi." Teriaknya.
Sementara Cici, berada dilemari kedua tangannya terangkat membungkam mulutnya. Punggungnya menempel di dada Grace dan terduduk diantara kedua kaki Grace serta Kedua tangan lelaki itu melingkar di pinggangnya.
Setelah berucap 'yes', dengan cepat Grace mengangkat tubuhnya, membuatnya sedikit terpekik lalu memasukkan tubuhnya berdua di dalam lemari miliknya, bersamaan dengan pintu kamar Cici yang terbuka.
Gelap dan sunyi, hanya suara napas keduanya yang terdengar di dalam ruang persegi panjang sempit itu. Suasana dalam lemari semakin panas dan terasa sumpek akibat hanya mereka yang bertukar oksigen di dalam.
Cici merasakan dada Grace bergerak naik turun seiring dengan suara debaran jantungnya yang kian meningkat, diikuti dengan suara detak jantung Cici yang mulai bekerja lagi.
Terdiam menikmati debaran jantung satu sama lain, kini Cici sedikit terbuai dengan napas berat Grace yang menderu di puncuk kepalanya.
Ketika suara teriakan mamih Grace di luar semakin menjadi-jadi, Cici semakin menegang di tempat ia duduk.
"Kamu tenang aja, mamih tidak akan masuk, soalnya dia phobia gelap." Bisik Grace pelan, tepat di telinga Cici, membuat Cici sedikit lebih santai.
Beberapa menit kemudian, Cici kembali menegang ditempat ketika Grace perlahan-lahan merengkuh tubuhnya dengan sangat erat.
Deg... Jantung Cici mulai berdentang dengan keras.
Sesaat kemudian Grace berbisik kembali..
"i miss u."
Deg..
Matanya terbuka lebar. Sangat kaget Grace malaj mengungkapkan hal semacam itu ditempat sempit ini.
"I miss u so bad."
Deg..
Matanya kini berkaca-kaca, mendengar suara Grace yang tercekat. Hatinya berdenyut, bukankah lelaki ini sangat tersiksa. Disisi lain Cici merasa senang karena akhirnya hanya dia yang memendam rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby with me
RomanceAku Cisandra, akrab dipanggi Cici. Umurku 25 tahun, dan bekerja sebagai Dokter Gigi Spesialis Anak. Diriku perempuan lajang yang tidak ingin sama sekali menikah, karena membenci laki-laki, tapi aku masih menikmati boyband korea. Aku ditawarkan oleh...