Situation

1.8K 110 1
                                    

Vote dan Komen 🤗

Aku paling ngehargain sama yang ngevote dan komen di cerita aku. Terima kasih banyak yaa. Sekali lagi terima kasih karena udah semangatin aku lewat vote dan komen kalian.

Salam kiss and hug dari pengagum rahasia Squidward. 🐙

Satu minggu berlalu setelah ucapan bullshit lelaki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu berlalu setelah ucapan bullshit lelaki itu. Usia kehamilan Cici juga sudah memasuki usia 1 bulan. Moodswing dan morning sickness telah ia rasakan.

Seperti moodswing-nya, sekarang ia merasa Grace berbohong dengan perkataannya. Oh ayolah siapa yang ingin memercayai perkataan lelaki itu? Pergi kencan lagi?Jangan harap, Cici tidak sama sekali ingin pergi kencan dengannya lagi. Ia sangat tidak memercayainya.

Membuat Cici menunggu dan memikirkan perkataan lelaki itu selama satu minggu ini. Membuat ia sangat jengkel. Oh bukannya ia berharap tapi perkataan lelaki itu selalu terngiang dikepalanya. Dia adalah Cisandra yang membenci lelaki jadi tak musti ia memercayai laki-laki itu.

Menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan bayang lelaki itu dari kepalanya, ia harus fokus yang berada dihadapannya.

Cici mengalihkan tatapannya di meja yang berisi tumpukan kertas, yang tak lain adalah LPJ koas, identitas pasien yang kasusnya belum terselesaikan, dan tugas-tugas kepanitian kegiatan lainnya.

Memegang kepalanya berharap rasa pusingnya ini hilang, apalagi tadi pagi ia muntah beberapa kali.

Cici kini dipusingi oleh segala urusan pekerjaan apalagi kegiatan pengadaan ulang tahun rumah sakit yang mulai berjalan membuatnya mulai lebih bergerak dari semestinya. Memang masih lama, tapi untuk memeriahkan acaranya, harus bergerak lebih cepat mulai sekarang.

Perawat masuk mengantarkan beberapa kasus yang dikirimkan kepadanya.

Menghela napas pelan melihat perawat yang masuk. Sepertinya ia akan gila kalau begini terus, walaupun kemarin Yayah mengatakan bahwa janinnya normal, tetapi ia tetap khawatir.

Gimana tidak, satu minggu ini ia bermalam di kliniknya berurusan dengan kertas-kertas dihadapannya. Oh tuhan ia baru ingat belum berbaikan dengan ibunya. Apa yang dilakukan ibunya sekarang. Ia sangat menyesal.

"Apakah kamu sudah pergi ke kepala bagian untuk mengurangi jadwal shiftku dirumah sakit?" Tanya Cici pelan seperti berbisik.

"Sudah dok, katanya mulai minggu depan."

"Apakah mereka sudah gila? Kenapa bukan besok!?" Cici menggeram marah.

Perawat mulai gugup melihat Cici yang marah.

"I-tu saya kurang tau dok," berhenti sejenak, "tapi melihat pasien akhir-akhir ini banyak, mungkin itu masalahnya dok." Tambah perawat.

Mengangguk mengerti, tak patut juga menyalahkan kepala bagian. Karena ini merupaka tanggung jawabnya.

Baby with meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang