Dissapointed (2)

963 67 2
                                    

Jangan lupa teken bintangnya 🥺

Akhirnya up lagiii cihuy. Disegala kesibukan yang ada akhirnya up lagi. Mood aku naik turun, jadi aku mohon dengan sangat. Kalau cerita ini mau dilanjut tolong di VOTE dan KOMEN.

Ini chapter pengganti karena gak up malam minggu. Utangnya udah lunas kan? 🥰

Sekian
.

Part sebelumnya di Dissapointed (1) :
"Itu...laki-laki bule, kok ngaku-ngaku kalau dia pacar kamu." Jawab Yayah langsung, karena bingung Cici menaikkan satu alisnya saja. Lima detik kemudian, senyum jahil Yayah terbit. "Atau dia yang namanya Grace?"

"Grace?" Tanya mamahnya dari arah belakang, tiba-tiba ternotice saja.

Cici membeku ditempat. Holy crap. Udah pasti kan kali ini dia yang jadi bahan bully dan ejekan mereka.
_____________
______

Tanpa menjawab, Cici melewati Yayah yang tersenyum jahil dan bergegas menuju ruang tamu. Sudah jelas kalau laki-laki yang Yayah sebut tadi adalah Grace. Terbukti kalau kemarin, lelaki itulah yang berkata kalau dia akan menjemputnya. Cici meringis, mengingat kalau ia hanya membaca pesan terakhir dari Grace.

Mamahnya menggeleng pelan, masih dalam posisi yang sama di meja makan. "Tuh anak egonya kapan hilang ya?" Yayah hanya tertawa kecil menanggapi pertanyaan Hana.

Sesampainya Cici langsung membuka pintu berlapis kayu dan wajah Grace yang tampan disertai dengan senyum cantik milik lelaki itu lah yang pertama kali tampil di penglihatannya.

"Morning sweetheart." Sapa Grace lalu mengedipkan sebelah matanya. Cici mematung ditempat. Jantungnya seperkian detik berdebar, tak tahu ingin membalas apa.

Ia mengerjap beberapa kali, menaikkan tangan kirinya sejajar dada, perlahan senyum kaku itu terbit sambil berucap, "pagi Grace."

Tampak Grace menahan tawa terhadap sikap kaku perempuan itu, tetapi menarik juga pergelangan Cici secepat kilat lalu mendekapnya erat. Sempat Cici terkejut dengan gerakan tiba-tiba itu, namun kehangatan yang muncul ditubuhnya, membuat Cici perlahan membalas pelukan lelaki itu.

"I miss you." Bisik Grace tepat ditelinga. Cici tersenyum lebar merasa senang dengan pengakuan lelaki itu.

"Ekhem, enak ya peluk-pelukan." Deheman dan suara keras Yayah yang muncul dibelakang, mengagetkan Cici dan mendadak melepas pelukan mereka dengan sedikit mendorong Grace ke depan. Dahi Grace berkerut, heran dengan dorongan tiba-tiba itu tetapi beralih juga menatap wanita lain yang muncul, sedang bersidekap dada di daun pintu.

Tanpa memperhatikan lelaki itu, Cici berbalik, dengan menggaruk tengkuknya, salah tingkah. Menatap Grace sebentar lalu berucap, "Aah, Grace kenalin ini Yayah sahabat aku." Sambil memegang pipinya yang terasa panas, karena malu kedapatan oleh Yayah.

Grace yang sedaritadi memperhatikan Cici, seakan mengerti kondisi malu-malu itu, tetapi menutupinya dengan ber-oh ria. Lantas, tak membuat Grace berhenti dan melanjutkan aksinya, ia menarik pinggul perempuan itu yang menjadi sumber kekagetan Cici untuk kesekian kalinya pagi ini.

Dengan kedua tangan yang menempel di dada Grace, Cici membulatkan mata. Kedua iris mata mereka bertemu. Grace memberikan kerlingan jahil pada Cici. Tak membiarkan Cici membuka mulut, langsung saja Grace memperkenalkan diri.

"Saya pacar Cisandra, Steven Grace." Ucapnya dengan gagah berani.

Cici terperangah akan ucapan yang keluar dari mulut lelaki itu. Sedikit menoleh untuk melihat reaksi Yayah. Cengiran khas dari wanita itu, cukup membuatnya gugup setengah mati. Sungguh ia masih belum siap dengan hal ini semua. Menerima ejekan dari Yayah dapat membuat hidupnya tidak tenang.

Baby with meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang