Heart Too Hurt Part 6

4.3K 234 12
                                    

Hai, hai, anyeong. Cerita gaje datang lagi, maaf agak lama karena waktu nulisnya kebagi sama projek lain *sok eksis* hehe hapy reading ya ^_^

Part Enam

Lyn menutup laptopnya, biasanya dia akan betah berjam-jam menonton drama. Sekarang baru dua puluh menit namun hanya sedikit dari cerita itu yang berhasil dinikmatinya. Dia merebahkan dirinya di tempat tidur, tengkurap dengan wajah di bantal. Sudut matanya tertuju ke sebuah kardus besar di lantai. Dia baru saja memasukkan semua barang lamanya ke sana.

Untuk dibuang. Dia tidak bisa terus-terusan menjadikan masa lalu sebagai pegangan hidup. Harusnya itu sudah dibuang sejak delapan tahun lalu. Dia akan melenyapkan semua barang yang mengingatkan pada semua  hal yang ada sangkut pautnya dengan Dennis. Semua barang yang ada hubungannya dengan Dennis harus segera enyah dari kamarnya. Dia kenal Dennis sejak berumur lima tahun, jadi isi kardus itu mulai dari topi TK hingga resep obatnya saat SMA.

Lyn berbalik telentang, ucapan Dennis kemarin seperti ditempelkan di otaknya. Tentang bagaimana Lio meninggal. Buku itu satu-satunya yang tidak Lyn bawa, dia kira sudah hilang namun ternyata ada di Dennis. Dia memukul bantal, rasa marahnya pada Lio tumbuh lagi.

Lyn tahu dia tidak akan punya waktu selama wanita lain, kesempatannya untuk berpacaran juga tidak sebanyak gadis-gadis lain, untuk itu dia benar-benar ingin melakukannya dengan tulus walaupun hanya sebentar. Mecintai dan dicintai. Dia tidak ingin dilupakan, dia ingin tetap punya kenangan itulah kenapa dia menuliskan semuanya di buku harian. Awalnya itu hanya untuk dia sendiri namun Dennis tahu dan bersikeras agar mereka menulis bersama. Umur orang itu tidak ada yang tahu Lyn, kenapa kamu berpikir cuma kamu yang akan mati muda? Setelah ini bisa saja kan motorku menabrak bus?

Waktu itu mereka duduk di pasir yang basah, Dennis mengatakannya sambil tertawa dan wajah oranye karena sinar matahari.

Lyn mengambil fotonya dan Lio yang ada di atas nakas, mengacungkan jari membentuk huruf V sambil tersenyum lebar. Kalau tahu Lio akan berkhianat Lyn tidak akan pernah mau berfoto degannya.

“Kakak, apa maksudmu?”

 Jika Kakaknya sudah tahu hubungannya dengan Dennis kenapa dia malah menyelamatkan hidup Diandra? Padahal tingkat kecocokan jantungnya sepuluh persen lebih tinggi daripada dengan Diandra. Dia menyesal tidak terlalu peduli pada hubungan Lio dan Diandra dulu. Menyelamatkan Diandra artinya membunuh Lyn dengan cepat dan membunuh Dennis secara perlahan. Apa yang telah dilakukan Diandra padanya hingga dia lebih memilih pacar yang belum dua tahun dikenalnya dibandingkan adik yang telah enam belas tahun hidup bersama? Kenyataan itulah yang membuat Lyn semakin putus asa.

“Lyn…” Mama membuka pintu, “Mama kira kamu tidur…” Mama masuk dengan sepiring buah, Lyn mencomot anggur. “Eh, kalau makan itu jangan sambil tiduran, anak perempuan, nggak baik.” Dia menepuk kaki Lyn. “Sudah minum obat?”

“Heh.” Jawab Lyn pendek.

“Nurut dong Lyn, kalau dibilangin dokter, kamu nggak boleh capek. Kemarin pergi kemana kamu?”

“Ke tempat kakak.” Sekarang Lyn mengambil Jeruk.

Heart Too HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang