Heart too Hurt part 34 (Before End)

4.3K 188 38
                                    

Kemunculan Orion di part ini adalah flashback. Waktu kejadiannya sebelum kejadian di ending part 33 kemarin. Panjang banget kalo saya taruh di part 33, soalnya bersambungnya saya mau pas-in kejadian di depan piano itu, jadi saya potong hehe. Iya ini udah before end. Happy reading :D

**

"Banyak banget Bu masaknya," Ira iseng menghitung kontainer makanan yang ada di atas meja makan. Sejak tadi Diandra asyik di dapur, dia yang jadi kokinya, Ira menurut saja disuruh ini itu. Jadi asisten.

"Pindahin yang ini ke wadah yang agak besar itu ya, Ra," kata Diandra dengan tubuh condong ke dalam kulkas. "Ra, kamu lihat keju?"

"Masih di plastik belanjaan Ibu tadi kan? Belum dibongkar, yang kemarin kan habis, Bu."

"Ra, blender Jeruknya yaa."

"Pindahin dulu apa bikin Jus dulu, Bu? Lha si Ibu malah udah menghilang aja," Ira geleng-geleng kepala sambil tersenyum lega. Syukurlah si Ibu udah tersenyum lagi, si bapak juga tidurnya udah di kamar, udah rukun lagi. Rumah itu jadi damai lagi. Liburan jauh-jauh berasa efeknya.

"Iraaa!"

"Iya, Bu," Ira terbirit-birit lari ke arah suara itu berasal. "Kenapa, Bu?"

"Ini kenapa bisa ada paku berceceran di sini? Kalau kena kaki gimana? Kalau kena ban mobil saya gimana?" Diandra mengomel di depan pintu garasi.

"Mana saya tahu Ibu," jawab Ira sambil mengelap tangan di roknya. "Kiraiin ada aapan, Bu. Tinggal di beresin kan selesai." dia membungkuk memunguti paku itu lalu melemparnya ke tempat sampah. "Mungkin tukang kemarin, Bu, kececer."

"Ya udah kalau udah selesai, nanti makanannya masukin ke mobil ya, saya mau mandi."

"Ehem, ehem, mau dianter ke kantornya Bapak ya, Bu?" Ira cengar-cengir. "Cie yang abis pulang liburan, nah gitu dong, Bu, jangan berantem-berantem lagi," godanya setelah mereka kembali ke dalam. Ira menata makanan sementara Diandra memuntir-muntir handuk sambil senyum-senyum.

"Apaan sih kamu, Ra?"

"Hayo, Ibu dikasih apa sama Bapak kok kayaknya hari ini bahagia banget?"

"Sok tahu kamu."

Ira meneruskan memasukkan makanan ko kontainer sambil mendendangkan lagu dangdut yang sering dia dengar di acara TV setiap malam. Makanan itu pasti akan dikirim untuk suami dan mertuanya si Ibu. Mau ngasih kejutan, tebaknya. Syukurlah kalau masalah yang mendera mereka tidak berkepanjangan. Dia bisa bekerja dengan tenang.

"Duh Gusti semoga Bapak sama Ibu cepet dikasih momongan lagi biar nggak berantem lagi," doa Ira dengan tulus.

"Udah dimasukkin semua, Ra?" Diandra memeriksa jok belakang. Sudah berdandan rapi dan siap pergi.

"Udah, Bu, sampai jus-jusnya, pudingnya semuanya udah. Good luck ya, Bu. Salam buat pak Dennis."

"Kamu jaga rumah, mungkin saya pulangnya malam," pamit Diandra sebelum menghidupkan mesin mobil. "Oh ya, kamu jangan bilang sama siapa-siapa kalau saya sama Dennis sempat berantem kemarin. Kalau sampai mertua saya tahu, awas aja kamu."

"Beres, Bu." Ira mengacungkan jempolnya. Dennis sudah menjanjikan gaji dua kali lipat bulan ini kalau dia tutup mulut.

Diandra menyetir ke kantor Dennis dengan hati berbunga-bunga. Dia bahkan menyetel radio dan ikut bersenandung. Liburan kemarin meninggalkan banyak kenangan manis. Rencana awalnya sih cuma ke Praha, namun akhirnya mereka sampai London dan Yunani. Molor dari jadwal cuti yang hanya dua minggu. Tidak apalah, demi sebuah awal yang baik. Setelah ini tentu masih akan ada badai-badai dalam rumah tangga mereka. Namun kini dia dan Dennis sudah bergandengan tangan. Dia dan Dennis akan menghadapi apapun bersama, saling mengisi, saling menguatkan.

Heart Too HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang