Heart too Hurt part 13

2.4K 123 19
                                    

Yang di mulmed si Orion, cakep kan? Fotonya Lyn, Di, De ada di part depan :D

**

"Lyn!" Diandra melambaikan tangannya dari jauh.

Lyn mendekat, Diandra berdiri di samping mobilnya sambil memainkan smartphone-nya. Sepertinya sudah menunggu sejak tadi.

"Hai, Di..." Lyn menyapanya dengan senyum daun kelor, lebar.

"Aku tadi lihat kamu turun dari taksi pas mobilku masuk, makanya aku tungguin. Kok gak bilang sih kalau mau ke rumah sakit, aku kan bisa jemput kamu."

"Nggak ah, ntar ngrepotin." Mereka berjalan beriringan masuk ke rumah sakit. Lyn malas pergi bersama Diandra, kalau bukan karena paksaannya dia juga memilih berobat ke rumah sakit lain.

"Kamu kan bisa dianterin juga sama Dennis, aku mah naik taksi juga sampai."

"Selamat pagi dokter Diandra..." Seorang petugas cleaning service menyapa mereka.

"Dennis kok diandelin, eh selamat pagi Rahmi, aku tuh lagi sebel sama dia."

"Kenapa?" Lyn tetap bertanya walaupun otaknya sudah menduga jawabannya.

"Iya selamat pagi dokter Fauzan..." Diandra mengangguk pada dokter ganteng yang berpapasan dengan mereka. "Iya saya sebentar lagi nyusul ke ruang meeting. Gimana nggak nyebelin coba, semalam kita udah janjian makan malam di rumah Mamanya, bilangnya abis magrib eh dia datang abis isya, aku tadi langsung pergi, nggak bangunin dia." Diandra mengomel panjang lebar. "Abis solat subuh dia tidur lagi, aku diemin aja, bodo lah."

"Nggak boleh gitu sama suami, Di."

"Siapa yang nggak kesel coba?"

"Dokter Di ditunggu yang lain di ruang meeting." Seorang suster menyapa mereka sambil terus berjalan.

"Iya saya ke sana sekarang, Lyn aku kerja dulu, kamu mau ketemu dokter Wildan kan? Telepon aja kalau udah selesai, aku belum sarapan nih, temenin aku sarapan gimana?"

"Oh iya nggak apa-apa, aku habis ini ada urusan. Lain kali aja kita makannya, nanti aku yang traktir." Setelah ini dia akan ke SMA yang menerimanya kerja, makanya dia ke rumah sakit pagi-pagi.

"Duluan ya, Lyn."

Lyn belum sempat menjawab ketika terdengar suara lengkingan, dia baru akan menoleh ketika terdengar derap langkah terburu.

"Oriooon!"

Lyn terhempas di lantai setelah ditubruk seseorang yang baru berhenti tiga meter di depannya. Bukan untuk minta maaf namun malah tertawa keras. Bukan pada Lyn namun pada suster Yulia yang berkacak pinggang di tengah lorong.

"Orion, awas ya kamu, benerin nggak komputer saya?!"

"Nanti aja ya suster, saya mau sekolah, dadah..." Dan dia kembali berlari menyusuri lorong. Tidak menyadari perbuatannya tadi memakan korban.

"Lyn kamu nggak apa-apa?" Diandra kembali lagi lalu membantu Lyn berdiri. Suster Yulia juga mendekat dengan tergopoh-gopoh.

Lyn memandangi ujung lorong dengan wajah cemberut. Dia menepuk roknya untuk membersihkan debu yang mungkin menempel. "Nggak apa-apa, Di, kamu kerja aja."

"Maaf ya Mbak, Orion tuh emang bandel, tadi dia minta lihat data Ibunya, eh pas saya lihat file saya udah berantakan aja. Kalau ketemu lagi saya cincang tuh anak, " kata suster Yulia gemas.

"Bu Friska dirawat lagi?"

"Iya dokter Di, semalam, Orion nginep, dia ngerusuh sejak semalam. Saya duluan, mari..."

Heart Too HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang