Heart too Hurt part 35 (End)

6.6K 200 69
                                    

Ini part terakhir sebelum epilog. Selamat membaca, jangan lemparin saya pakai tisu ya, saya maunya dilempar cinta kapten Yoo Shi Jin.

**

Cinta yang agung
Adalah ketika kamu menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya,
Adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia,
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata, 'aku turut berbahagia untukmu'
Apabila cinta itu berhasil,
bebaskan dirimu...
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya,
dan terbang ke alam bebas lagi,
Ingatlah, bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya,
Tapi ketika cinta itu mati,
Kau tidak perlu mati bersamanya,
Orang yang kuat bukan mereka yang selalu menang,
Melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh...

Khalil Gibran - Cinta yang Agung

**

"Kak Dennis sini, lihat ada kucing." Lyn berjongkok di pinggir jalan, ada kucing kurus yang mengeong-ngeong di sana.

Dennis menghela napas, beginilah resiko pulang sekolah jalan kaki bersama Lyn. Jarak yang hanya sepuluh menit jalan kaki, bisa jadi setengah jam. Lihat apa-apa di jalan berhenti, ada tukang es berhenti, ada bunga liar berhenti, ada botol tergeletak di tengah jalan dilihatin.

"Di rumah kan juga ada kucing, Lyn," Dennis sudah lapar, ingin cepat makan. Lagipula cuacanya sangat panas.

"Kasihan, kayaknya dia lapar deh..." Lyn membelai-belai kucing itu. Kucing itu mengendus-endus tangannya. "Kamu lapar ya?" dia mengeluarkan roti dari tasnya, membuka bungkusnya lalu meletakkannya di depan kucing itu. "Makan ya kucing..."

"Mending aku yang makan Lyn."

"Kasihan kucingnya, De, dia sendirian, nggak ada yang kasih makan, kamu kan punya Mama yang masakin kamu di rumah. Lagian kamu kan nggak bakal mati kalau cuma nahan lapar sebentar, kucing ini bisa aja kelindas mobil terus mati di sini..."

"Itu kan roti kamu, kalau kamu kelaparan kan bisa sakit perut, terus mati Lyn..."

"Nggak apa-apa, yang penting aku udah berbuat kebaikan," kata Lyn sambil terus mengelus-elus kucing itu.

Itulah Lyn dengan tingkah polah kan omongannya yang kadang ajaib. Lyn yang membuat Dennis jatuh cinta berulang-ulang.
Mereka melewati tahun-tahun bersama, tumbuh bersama. Tidak terhitung lagi berapa kali mereka berbagi makanan, rebutan sesuatu, mengerjakan PR sambil tengkurap dan juga jalan-jalan. Cinta tumbuh karena biasa, tak kenal maka tak sayang, Dennis mengakui itu. Terlalu lama bersama Lyn, membuatnya gelisah jika tidak mendengar ocehannya sehari saja.

Aku sudah sangat bahagia.

Hanya itu yang Lyn tulis di buku hariannya yang tertanggal hari ini. Dennis tidak tahu kapan Lyn menulisnya, bukankah tadi dia yang bangun lebih dulu?

Dennis menutup buku itu dan meletakkannya di pangkuan. Dia mengambil ponsel Lyn yang tergeletak bersama ponselnya di kursi kosong di sampingnya. Membukanya, menatap wallpapernya sambil tersenyum. Fotonya saat sebelas tahun dan Lyn tujuh tahun dalam seragam merah putih. Retakan di layar ponsel itu seperti garis petir yang memisahkan mereka berdua.

Dia menggeser screenlocknya dan membuka galeri. Ada empat belas fotonya saat tidur, ternyata Lyn diam-diam memfotonya tadi pagi. Usilnya pasti lagi kambuh. Kalau mau foto kenapa tidak bilang dari semalam, atau tadi pagi, kan bisa selfie berdua.

Dennis membuka instagram Lyn, tiba-tiba dia merasa curiga Lyn memasang fotonya yang tidak pantas di sana, dia kan tidak sadar apa yang dilakukannya saat tidur. Hanya ada foto mug susu Lyn dan mug cangkir kopinya dengan caption di bawahnya.

Heart Too HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang