Heart too Hurt part 24

2K 121 25
                                    

Happy reading guys, yang mau ngasih kritik saran atau ngerekomendasiin cerita yang bagus boleh kok invite pin saya 59e82210

**

Oke listeners sekarang kita bakal bacain mention yang udah masuk di twitter kita @serenadafm, ini ada dari @hope88, aku request lagu dari Avril Lavigne yang Keep Holding On, lagu ini spesial buat adik aku yang lagi sakit, cepat sembuh ya dek, she very like this song. Walaupun kita sekarang jauh, tapi abang selalu sayang sama kamu.

Oke listeners, ini dia lagu buat adiknya bang hope88, jangan-jangan nama adiknya hope89 nih, lagu lama dari Avril, Keep Holding On.

Lyn bersenandung dalam hati mengikuti lagu yang diputar supir taksi di radionya. Lagu lama. Dia ingat dulu Lio juga suka merequestkan yang sama di radio untuknya. Tuh kan jadi kangen Lio.

Dia segera membuka twitternya, kebetulan dia adalah pendengar setia radio itu, jadi kebetulan dia follow twitternya. Tidak sulit menemukan akun hope88 itu. Tidak ada fotonya, avatarnya hanya bola basket yang tergeletak di lantai. Orang itu mengingatkannya pada Lio, sayang adik dan juga suka basket. Tanpa ragu ditekannya tombol follow.

Tepat saat lagu itu berakhir ada notifikasi bahwa orang itu memfollownya balik.

lynayri : Ikut dengerin lagu abang di radio, smoga adik abang cepat sembuh.

hope88 : Thanks@lynayri.

"Sudah sampai mbak," sopir taksi menghentikan kendaraannya di depan rumah sakit. Lyn segera membayar ongkos dan turun.

Hari itu pemeriksaannya berjalan seperti biasa, membosankan. Dokter Wildan mengajaknya mengobrol namun hanya dia tanggapi dengan ya tidak, sudah, belum. Hingga dokter Wildan pergi dan suster Yulia masuk, mengganti taplak dan merapikan meja sambil mengajaknya mengobrol.

"Gimana Lyn, sehat?"

"Alhamdulillah suster, dokter Wildan kan jagoan." Lyn duduk di tepi ranjang, ongkang-ongkang kaki. "Bagus yang itu suster," Dia menunjuk taplak hijau.

"Tapi nggak matcing," suster Yulia terkekeh. Dia memperhatikan Lyn dari ujung kaki hingga ujung kepala. Gadis yang baik, dia pasti bisa bersinar jika ada kesempatan. Jika ada, jika diberi.

"Kenapa suster, kok ngeliatin saya kaya gitu?" Lyn merasa risih ditatap seperti itu. Adakah yang salah dengan penampilannya?

"Nggak kok, cuma kelihatannya seger aja daripada kemarin-kemarin, nah gitu dong, semangat," suster Yulia mengepalkan tangannya. Semangat.

"Masa sih?" Lyn tidak percaya. "Suster Yulia juga makin cantik."

Suster Yulia menyentuh pipinya sambil tersipu dipuji begitu.

"Suster Yulia," tiba-tiba Lyn ingin tanya sesuatu. "Mamanya Orion udah lama ya sakitnya? sakitnya kaya gimana sih?"

"Bu Friska? Ya kaya gitulah keadaannya, kadang baik, kadang nggak stabil. Yang sakit itu jiwanya, Lyn. Kalau lagi stabil di bisa kok diajak ngobrol, malah kadang sering curhat sama saya, yah mungkin dia kaya gitu juga karena nggak ada yang bisa diajak berbagi," jelas suster Yulia sambil memilih pulpen di dalam kotak, mengambil yang tintanya habis untuk dibuang.

"Oh gitu, ya suster," Lyn manggut-manggut.

"Saya yakin kok yang dibutuhkan Bu Friska dan Orion itu perhatian dan kasih sayang, Orion itu sebetulnya anaknya baik kok, saya udah anggap dia kaya anak sendiri."

"Suster Yulia tahu soal Papanya?"

"Bapaknya tuh orang Korea atau Jepang gitu, saya pernah ketemu beberapa kali, juga sama istri mudanya," suster Yulia berbisik. "Orangngnya gini," dia mengacungkan jempolnya. "Cantik, masih muda."

Heart Too HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang