Heart too Hurt part 12

2.5K 118 22
                                    

Maaf ya kalau ceritanya makin gaje :D Part ini masih banyak manis-manisnya, seneng-seneng dulu haha, tapi lihat saja nanti *smirk* happy reading.

**

Sudah setengah delapan malam ketika Dennis tiba di rumah. Lelah menunggu akhirnya dia pulang. Dia sudah tidak sabar untuk menelepon Lyn dan memarahinya.

Tidak takut dengan ancamannya hah? Oke, lihat saja apa yang bisa dia lakukan.

Mobil Diandra ada di halaman, berarti dia sudah pulang, namun kenapa rumah gelap? Kenapa lampunya belum dihidupkan?

"Di, kamu sudah pulang?" Dennis memencet tombol untuk menghidupkan beberapa lampu sekaligus.

"Sayang..." lampu dapur menyala terang dan tercium bau masakan, tepatnya bau gosong.

"Di, kamu masak apa?" Dennis langsung mematikan kompor, teflonnya sudah penuh oleh asap. "Kamu kenapa, Di?"

Diandra memeluknya lalu menangis terisak. Membasahi kemejanya yang sudah lembab oleh air laut.

"Ada apa?" Dennis mencuci tangan Diandra lalu mengajaknya duduk di kursi makan. "Aku buatin teh dulu, biar kamu tenang, setelah itu cerita ada apa, oke?"

Lima menit kemudian dua cangkir teh sudah terhidang di meja dengan uap yang masih mengepul.

"Aku ini benar-benar jahat..."

"Siapa yang bilang begitu?"

"Aku ini orang jahat, aku sudah merebut hidup Lyn. Seharusnya aku yang sekarang ada di rumah sakit, bukan dia."

Dennis terhenyak, jadi Lyn di rumah sakit? Tubuhnya mendadak lemas, kenapa dia tidak terpikir sampai ke sana? Yang dia pikirkan hanyalah dia tidak sabar untuk bertemu dengannya dan bermain air sampai puas. Bersenang-senang.

"Lyn nggak apa-apa kan?" tanya Dennis terbata.

Jawabannya membuat Dennis kehilangan pijakan , Diandra menggeleng.

"Aku harus gimana? Apa aku harus kembalikan jantungku?" Diandra memukul-mukul dadanya. Dia jadi merasa serba salah.

"Kamu tenang ya, semuanya pasti baik-baik saja. Percaya sama aku..." Dennis mengelus rambut Diandra sayang. Apa yang harus dilakukannya sekarang?

**

Akhirnya malam itu juga mereka ke rumah sakit dan bertemu Mama. Lantai yang dipijak Dennis rasanya melesak ketika melihat Lyn berbaring lemah. Infusnya menetes satu-satu.

"Tadi Lyn udah bangun, udah makan bubur dikit, tapi malah muntah."

Dennis menghela napas, dia ingin memeluk Lyn, menggoncangkan tubuhnya agar bangun.

"Malah jadi ngrepotin kalian, malam-malam jadi harus ke sini..."

"Nggak apa-apa, Tante." Lio hidup di tubuhnya, jadi mereka adalah keluarga. "Tante sendirian jagain Lyn? Dennis, malam ini kita nginep aja ya, jagain Lyn." Diandra memandang Dennis, meminta persetujuan.

Dennis tidak menutup-nutupi jika dia setuju. "Nggak apa-apa Tante, kita lagi nggak sibuk. Tante kan capek, Tante istirahat aja."

"Tante udah biasa cuma berdua sama Lyn aja..." Walaupun begitu dalam hatinya Mama merasa sedikit lega.

"Nggak usah nginep, tapi tante boleh minta tolong?" Papa sebentar lagi mendarat dan dia harus menjemputnya di bandara. Papa sudah bilang akan naik taksi dan langsung ke rumah sakit jika Mama tidak bisa menjemput. Namun jika ada yang bisa menggantinya menjaga Lyn tentu mama akan pergi.

"Boleh Tante? Tante butuh apa?"

Mama ragu mengatakannya, "Tante mau jemput Papanya Lyn di bandara, kalian bisa kan jagain Lyn sebentar?"

Heart Too HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang