Heart too Hurt part 30

2.6K 120 28
                                    

Tinggal beberapa part dari end ini hehe tapi saya belum bisa memastikan berapa. Tapi tenang saja juga punya epilog kok hehe. Yang pasti apa-apa yang akan terjadi sampai end sudah ada di kepala saya, tinggal menuangkan aja :D Happy reading yeorobun.

**

Orion, ini saya Rania.

Maaf kalau saya nggak bisa pamit langsung sama kamu. Pertama saya mau minta maaf atas semua yang terjadi selama ini. Atas semua kekacauan yang sudah saya sebabkan. Atas perginya Riza, atas sakitnya mbak Friska. Semoga suatu hari nanti kita bisa ketemu lagi sehingga saya bisa minta maaf secara langsung. Kamu boleh hukum saya, boleh hina apa saja.

Mbak Friska bilang dia sudah menjelaskan semua ke kamu. Mama kamu nggak bohong, foto yang saya kasih itu buktinya. Kami bertiga dulu teman baik. Orang tua saya dan orang tua mama kamu ditugaskan di Busan sejak umur saya lima belas tahun. Mama dan papa kamu sudah kenal sejak SMA. Mbak Friska menyukai Lim Yoo sejak SMA namun tidak berani mengatakannya. Sampai pada saat kuliah saya dan Yoo pacaran. Saya dan Yoo benar-benar nggak memahami perasaan mbak Friska.

Saya pacaran dengan Yoo sampai saya lulus kuliah. Lulus kuliah, saya dan mama kamu kerja di perusahaan yang sama. Enam bulan bekerja saya dipindahkan ke Osaka.
Jarak jauh membuat hubungan saya dan Yoo menjadi renggang. Ketika saya pulang dua tahun kemudian ternyata hari itu adalah hari pernikahan mama dan papa kamu. Saya benar-benar sakit hati Orion.

Saya memutuskan pulang ke Indonesia dan melupakan Yoo. Juga persahabatan saya dengan Friska. Saya tak pernah tahu lagi kabar mereka.

Delapan tahun lalu saya divonis kena kanker rahim. Saat itulah di rumah sakit, saya bertemu kembali dengan Yoo. Yoo bersikap baik ke saya, dia minta maaf atas apa yang terjadi. Enam bulan kemudian saya tahu bahwa kepindahan saya di Osaka dulu adalah atas rekayasa mbak Friska. Seharusnya dia yang pergi, bukan saya.

Enam bulan kemudian, saya baru berani bilang ke Yoo apa yang sebenarnya terjadi. Dan saya yakin saat itulah awal kamu kehilangan papa kamu.

Yoo terus mendukung saya dan menemani saya berobat. Selanjutnya kamu tahu apa yang terjadi. Belasan tahun ditinggalkan papa kamu saya belum menikah Orion. Saya merasa tidak bisa menikahi pria lain. Satu-satunya pria yang menikahi saya hanya papa kamu. Pria yang menerima saya apa adanya. Yang menerima saya walaupun di dalam perut saya tidak ada rahim. Pria yang walaupun telah menyakiti saya tetap saya cintai.

Maafkan semua kesalahan papa kamu ya. Papa kamu adalah laki-laki yang luar biasa. Saya harap kamu juga bisa jadi orang seperti dia.

Saya hanya ingin meluruskan ini Orion. Apa yang kamu lihat tidak selalu seperti apa yang kamu pikirkan. Semoga kamu bisa memaafkan saya yang sudah merebut semua kebahagiaan kamu.

Jaga kesehatan kamu baik-baik, rajin belajar supaya cita-cita kamu terwujud. Jangan bandel dan jangan bolos sekolah apalagi main di klub malam. Jaga mama kamu, kamu adalah anak yang sangat membanggakannya.

Saya minta maaf juga karena saya ke makam Riza tanpa seizin kamu. Jika kita bertemu lagi saya ingin denger kamu panggil saya mama. Semoga kamu suka sweaternya.

Salam,
Rania.

Orion meremas sweater yang dia pakai. Sebagian surat itu sudah luntur oleh air mata. Beberapa tetes oleh air mata Rania dan lebih banyak oleh air matanya. Ini pertama kalinya dia peduli pada Ibu tirinya dan langsung menangisinya.

Surat itu masih berada di genggamannya ketika dia menyusupkan wajahnya di lutut. Dia berdoa lagi. Memohon lagi pada Tuhan. Lagi-lagi untuk orang yang dia benci.

Heart Too HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang