Heart too Hurt part 33

3.6K 161 46
                                    

Part ini yang terpanjang kayaknya, 4100 an word. Happy reading semuanya:D. Di mulmed itu Rion sama Lyn.

**

Lyn berjalan di lorong rumah sakit dengan mata terpusat pada layar ponselnya. Orion tidak henti-hentinya menjebolkan notifikasi ponselnya, mulai dari BBM, WA, SMS bahkan sampai mention di twitternya. Padahal seingatnya sekarang adalah jadwal ulangan kimia. Oh, bu Siera pasti sudah menendangnya dari kelas.

Lyn memasukkan ponselnya ke saku roknya setelah menyuruh Orion berhenti dengan mengancamnya tidak akan mau ke rumahnya untuk main piano. Ketika dia kembali memperhatikan jalanan dia melihat Diandra berjalan ke arahnya. Matanya menekuni layar ponsel.

Lyn berbelok, minggir masuk ke ruangan terdekat, tidak peduli itu ruangan apa. Dia masih belum ingin ketemu Diandra, kapan dia pulang liburan? Diandra lewat begitu saja lalu masuk lift dan menghilang.

Lyn menepuk-nepuk dadanya lega. Seingatnya hampir sebulan lamanya Diandra dan Dennis pergi liburan, berarti sudah lebih dari lima minggu sejak dia meninggalkan Dennis di bawah hujan. Sebulan lebih tidak melihatnya, tidak mendengar suaranya. Akhir-akhir ini dia menghabiskan lebih banyak waktu bermain dengan Orion jadi mulai terbiasa tanpa Dennis.

"Ehem..."

Lyn berbalik dan menatap malu pada orang-orang yang ada di ruangan itu. Ada seorang dokter dan suster, perempuan hamil yang berbaring dan laki-laki yang menungguinya.

"Maaf, Mbak siapa ya? Ini ruangan USG."

"Maaf, maaf..." Lyn terburu-buru keluar dengan wajah merah padam. "Maaf, saya nggak sengaja, maaf ya..." di depan pintu dia berulang kali minta maaf dan langsung ambil langkah seribu. Duh malu-ku di Ambon.

Dennis berhenti melangkah ketika melihat Lyn berulang kali membungkukkan kepala di depan pintu. Lama tidak melihat Lyn, kangen sekali. Niatnya untuk mengantarkan dompet Diandra yang tertinggal di mobil musnah dan kakinya tanpa diperintah melangkah mengikuti ke mana kaki Lyn melangkah.

"Halo suster Yulia," Lyn bertemu suster Yulia di di koridor.

"Suster Atikah apa kabar?" bertemu juga dengan suster Atikah yang sedang bergosip di meja informasi.

"Lyn ditunggu dokter Wildan tuh,"

"Oh iya dokter Putri, ini saya mau ke sana. Hai Princess Tiara, kamu udah sembuh?" Lyn mengelus puncak kepala gadis kecil yang duduk di atas kursi roda yang didorong oleh dokter Putri. "Nih kakak punya sesuatu buat kamu," Lyn membungkuk agar sejajar dengan wajah Tiara dan mengeluarkan wafer keju dari tasnya.

Bibir pucat Tiara melengkungkan senyum. "Makasih Kakak Lyn..."

"Cepat sembuh, nanti kalau udah sembuh Kakak beliin kamu kaya gitu yang banyak." Tiara baru saja menjalani operasi tulang karena kecelakaan.

Tiara memajukan tubuhnya agar bisa memeluk Lyn, "Kakak juga cepat sembuh biar kita bisa main sama-sama..."

Lyn merasa terenyuh, anak kecil itu hatinya putih dan tulus. Dia mengelus rambut Tiara lembut dan membenamkan dagu di bahu mungilnya. "Makasih ya, Tiara udah doain kakak, tos dulu sini."

"Tos!"

Dennis tersenyum lega. Lyn kuat, Lyn bisa sendiri, percaya sama Lyn, De. Dia masih terus menguntit Lyn sampai dia masuk ke ruangan dokter Wildan dan bicara dengan dokter Wildan. Diandra bilang dia ada operasi pagi ini, jadi tidak mungkin ada di luar.

Dennis mengintip Lyn menjalani pemeriksaan, dan hampir berlari masuk ketika melihatnya merintih saat disuntik. Dia melihatnya berjalan sendirian ke apotek, duduk sambil membaca brosur menunggu obatnya, melihatnya memijit dadanya berulang kali, melihatnya hampir tersandung...

Heart Too HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang