Heart Too Hurt part 8

3.1K 178 15
                                    

Hai hai annyeong yeorobun *apasih bahasa saya* saya mau mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk yang sudah membaca cerita gaje stadium 4 ini hehe. Nggak nyangka udah mau 1000 reader yeyeye *tebar confetti*. Buat author yang udah jagoan mungkin 1k reader bisa didapatkan dalam sehari, tapi buat saya dapat 1k reader adalah kebahagiaan yang luar biasa *lebay *

pokoknya saya tunggu selalu voment kalian ya *wink*

Part  Delapan.

“Yang, kamu udah mau berangkat?” Diandra mengerem sepedanya dengan kaki. “Ini sarapannya baru datang.” Dia menyandarkan sepeda ke dinding dan menunjukkan plastik berisi bubur ayam, pagi ini dia malas memasak. “Kamu nggak mau sarapan dulu?”

Ketika dia pergi untuk membeli bubur ayam di depan kompleks, suaminya itu sedang mandi, sekarang dia sudah membuka pintu garasi untuk mengeluarkan mobil. Ini kan baru jam tujuh kurang seperempat.

“Kamu kenapa? Ada yang penting ya di kantor?” Diandra membantu mendorong pintu garasi agar terbuka lebih lebar. Selama mereka menikah Dennis selalu sarapan pagi di rumah.

Dennis memasukkan ponselnya ke saku – yang masih menunjukkan tampilan instagram – dan mengambil plastik dari tangan Diandra, meninggalkan satu porsi untuknya. “Ada temenku yang masuk rumah sakit, jam delapan aku ada meeting, kalau nggak sekarang nanti nggak sempet nengok. Aku sarapan di kantor aja.” Dia mengecup kening Diandra dan membuka pintu mobil.

“Ya tapi sarapan kan nggak sampai sepuluh menit, Yang…” Dan dia sudah bela-belain antri bersama para Ibu-Ibu kompleks demi dua porsi bubur.

Dennis memberikan isyarat agar Diandra minggir karena dia akan mengeluarkan mobil. “Kamu ke rumah sakit naik taksi aja pulangnya nanti aku jemput, daa…” Dia melambaikan tangan dan mobilnya melesat membelah jalan besar. Mencari kebenaran atas apa yang dilihatnya di instagram. Dia mencemaskan Lyn yang mengunggah foto tangannya yang tertancap infus.  Dia memang akan ke rumah sakit, tidak sepenuhnya berbohong pada Diandra.

***

Dennis setengah berlari menuju UGD, dia bahkan harus dua kali berbalik karena salah arah. Padahal UGD adalah unit yang paling gampang dicari di rumah sakit besar sekalipun. Di rumah sakit tempat Diandra bekerja dia hafal betul letaknya, namun di rumah sakit tempatnya berada sekarang tidak.

Foto dengan tulisan ‘Aku bosan sama kamu, pergi sana’ membuatnya gelisah. Lyn kena serangan jantung lagi, itu keterangan yang didapatkannya dari percakapan Lyn dan Daniel di instagram. Dia sedang memilih baju ketika melihat foto itu dan langsung bergegas menyambar satu, tidak peduli bahwa baju itu mungkin tidak matching dengan dasinya. Dennis memakai sepatu dengan terburu-buru dan menyambar kunci mobil.

Sekarang dia membuka pintu UGD dengan nafas terengah, di dalam ruangan luas itu ada banyak ranjang yang dibatasi dengan tirai hijau. Dia menyibak satu-satu dengan tidak sabaran. Sama seperti yang dilakukannya dulu jika Lio mengabarinya jika Lyn masuk rumah sakit.

Dennis merasa ada ikatan yang dilepaskan dari dadanya ketika melihat sosok yang dicarinya ada di tempat tidur paling sudut. Duduk sambil memakai sepatunya, tidak seperti bayangannya yang menyeramkan. Tidur terpejam dengan masker oksigen dan kabel yang melilit. Tasnya teronggok di sampingnya, bersiap untuk pergi.

Heart Too HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang