Heart Too Hurt Part 10

3.2K 165 32
                                    

Maaf kalau banyak typo, nggak sempat edit, mata udah sepe banget hehe

Happy reading :D


Lyn membuka resleting tasnya lebar-lebar, ringtone ponselnya terdengar nyaring. Dia meletakan ponselnya di dasar tas, bercampur dengan barang-barangnya yang lain. Tertulis nama Tante Hani ketika dia menemukannya.

"YanTante..." Lyn menjepit ponselnya dengan bahu dan kepala, tangannya sibuk mengambil barangnya yang berjatuhan dan menutup tasnya. Sudut matanya menangkap sebuah mobil berwarna biru berhenti lima meter darinya. Dia melirik platnya, kenal. "Kenapa Tante, aku di Rumah Sakit, tapi ini udah mau pulang."

"Kebetulan sekali, di dekat rumah sakit ada petshop nggak? Tante mau minta tolong kamu nitip beli makanan kucing. Daniel lagi ke Surabaya dan ini makanannya habis, Tante lupa beli, kalau Daniel pulang kucingnya mati, habis juga riwayat Tante..." Dan Tante Hani mulai dengan celotehannya, Lyn tidak begitu menyimak karena si penghuni mobil itu lebih menarik perhatiannya.

Mobil Diandra. Diandra dan Dennis turun. Mempertontonkan pemandangan yang membuat Lyn menarik bibir, tersenyum menertawakan. Diandra berpamitan lalu mencium punggung tangan Dennis. "Nanti nggak usah dijemput, aku naik taksi nggak apa-apa kalau kamu sibuk. Daa..."

Dennis membalas lambaian tangan Diandra dengan senyum manis sambil mengatakan hati-hati kaki kamu belum sembuh.

"Lyn!" Diandra memanggilnya, Lyn menjawab dengan senyum. "Kamu di sini, habis cek up?"

"Iya, tapi ini udah mau pulang." Jawab Lyn pendek, dia melihat Dennis mengedipkan mata dari balik punggung Diandra.

"Kamu sehat, kan? Aku harus masuk sekarang nih." Diandra melihat pergelangan tangannya. "Lain kali kita ngobrol lagi, nanti aku telfon kita belanja lagi ya. Daa... Lyn!"

Diandra berlalu, Lyn memandangnya hingga hilang di balik pintu utama Rumah Sakit. Dennis masih berdiri di sana, di dekat mobilnya, Lyn mendekat, "Menyenangkan sekali ya, keluargamu tampak sangat bahagia. Semua orang yang melihat kalian di sini pasti iri."

"Aku juga sangat bersyukur untuk itu." Dennis memainkan kunci mobil di tangannya, "Semua orang itu apa termasuk kamu di dalamnya?"

Lyn membuang muka dan meneruskan langkahnya untuk pulang, tetap tidak menjawab ketika Dennis bertanya, bahkan hingga mengulanginya hingga tiga kali.

"Lyn, kamu besok ada waktu. Ada yang mau kubicarakan di pantai."

***

"Wah, lucu." Lyn mengetuk-ngetuk akuarium, mengamati ikan berwarna oranye. Dia akhirnya memutuskan mampir ke petshop membelikan pesanan Tante Hani. Di rumah temannya hanya Mama, memiliki binatang peliharaan sepertinya bukan hal buruk. Yang paling tidak menyusahkan dan mengotori adalah ikan, jadi pengen beli. Tapi di rumah dia tidak punya akuarium, dan kalau harus membelinya dia juga tidak punya cukup uang.

Lyn mengangat kepalanya ketika ada wajah yang yang mengintip dari balik akuarium. Dennis.

"Kamu mengikutiku?" Sembur Lyn sengit.

Dennis mengangkat plastik yang dibawanya, "Aku belanja."

"Kalau belanja ya tidak usah mengikutiku!"

Dennis angkat bahu dan pergi ke kandang ular. Lyn bergidik.

"Pak, Ikan ini berapa harganya? Kalau akuarium yang itu berapa harganya?" Lyn memanggil pegawai toko itu. Mulutnya membulat ketika bapaknya menyebutkan harganya, mahal. Tepat seperti dugaannya akuariumnya tidak terbeli.

"Ya sudah aku beli ikannya saja." Lyn menunjuk ikan oranye di dalam akuarium.

"Mau digoreng?" Dennis muncul lagi, tersenyum ketika Lyn memelototinya. "Kamu mau akuarium? Itu nanti mau ditaruh di mana?"

Heart Too HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang