Happy Reading~
2 tahun kemudian~
Aku berjalan-jalan dengan riang dan menuju kearah taman yang akanku jadikan tempat memikirkan cara agak aku tidak mati lagi.
"Aku halus gimana nanti?" Ucapku pelan dan mulai duduk dengan nyaman dibawah pohon rindang itu dan iya suaraku jadi cadel kaya bocah padahal umurku sudah menginjak 26 tahun dikehidupan nyata.
Aku mendongakan kepala keatas dan terkejut melihat surai pirang dan mata biru yang sedang menatapku dalam diam. Sedangkan aku langsung berdiri dan menjauh tapi tidak melepaskan pandanganku dari bocah ini.
"K-kamu C-ciapa?" Kataku sambil tergagap karna merasakan takut. Aku lihat bocah itu meloncat dari atas lalu membersihkan debu dan menatapku dengan datar.
'Sial. Padahal dia hanya bocah tapi membuatku merasakan takut!' Umpatku dalam hati dan masih berwaspada tapi tunggu kayanya aku kenal ciri-ciri bocah ini.
Berambut pirang bermata biru ya-
...Ahaaa aku tau siapa bocah datar dihadapanku ini Castalio De Reizel, kakak ke empatku.
"Siapa?" Tanya bocah itu dengan datar yang membuatku mendengus sebentar lalu berfikir.
'Sepertinya aku akan mulai trik untuk mendapatkan kasih sayang dari bocah ini dulu baru yang lain. E-eh lebih tepatnya Trik untuk melindungi ku dari kematian hahah.'
Aku tersenyum karna ide brilian ku itu lalu menatap balik mata safir biru yang sama seperti miliku itu lebih tepatnya mirip matanya Chillia sih.
"Kakak Castalio~" Kataku dengan wajah polos dan menatap dengan berbinar-binar. Wah sepertinya aku akan mendapatkan piala karna akting mengemaskanku Hahahah.
Ku lihat bocah umur 6 tahun itu mengeryit binggung lalu setelah itu memasang ekspresi datarnya lagi. DASAR BOCAH SOK DATAR KEK PULSA EEH KULKAS!
"Siapa!?" Katanya mulai nge-gas yang membuatku harus bersabar 2x sebelum aku berkata kasar. BOCAH SIALAN GK TAU ETIKA!
"Kak Castalio enggak kenal Chillia ya?" Tanyaku memasang wajah murung dan sendu untuk menarik perhatiannya permisahhhh dan hasilnya...
"Ekspresi wajahmu menjijikan bocah."
...Galtot atau Gagal Total!
Dan bocah sialan ini membuatku ingin mencabik-cabik wajah tampannya itu saking kesalnya.
Aku menatap manik biru itu dengan senyuman polos lalu menjawab dengan manis. "Kakak muji Chillia ya? Aku sangat Senang dengal Kakak Puji Chillia~" Kataku dengan gembira cih tolong lah itu pun sangat terpaksa bos!
"Bodoh!" Jawabnya yang membuatku mendengus kesal dan menyumpahi serapah bocah didepanku ini.
'Bocah sialan, gila, sinting! dasar tembok!'
Autor Pov
Castalio menatap Chillia dengan wajah yang datar namun terkesan lembut tanpa disadari datang pemuda berambut hitam dan bermata merah menatap mereka bedua dengan dingin.
"Castalio." Anak lelaki itu memanggil Castalio dengan cepat menghadap asal suara itu dan mendapati kakaknya Albert menatap datar Castalio dan Chillia.
"Kak Albert, kenapa?" Castalio menatap kakaknya menunggu jawaban. "Cadis mencarimu" Katanya menjawab pertanyaan Castalio dan langsung diangguki kepala olehnya lalu melengang pergi begitu saja.
Chillia yang ditinggalkan berdua saja bersama Albert merasa canggung sekaligus kesal karna tinggkahnya seperti patung berjalan sebelas dua belas dan dengan Castalio.
Tiba-Tiba Albert menundukan diri menghadap Chillia lalu tersenyum singkat dan mengangkat tubuh mungil itu. Sedangkan Chillia yang diperlakukan seperti itu hanya diam mematung tidak tau harus merespon bagaimana.
'Si gila Albert mengendongku?! Aaaaaa apakah ini pertanda kematianku sebentar lagi hiks'
Albert berjalan meninggalkan taman dengan mengendong Chillia untuk ikut bersamanya.
•••
Aku memantung saat Albert membawaku menjauhi taman itu dan mengendongku menuju suatu tempat. Jujur saja aku malu hiks(╥﹏╥) umurku sudah 27 tahun dan malah digendong oleh bocah ingusan dan sayangnya sangat tampan...
"Kakak Albelt kita mau kemalna?" Tanyaku kepada Albert dengan suara kecil dan cadel ku ini huhuuu...
"Cadis menyuruh kita semua berkumpul untuk menyambut ayah." Jelas bocah itu dengan datar.
"Ah beralti aku nanti ketelmu sama Papa, kak Cadis juga kak leyvin yaa?" Tanyaku dengan ceria dan polos iya polos--
"Ya."
--Polos-polos bangsat! bocah sialan!
"Heheh Chilia tidak sabal buat ketelmu sama meleka kak~"
Albert mendekatkan diri lalu mengecup pipi ku yang membuatku membeku.Wait--WHATTTT?!!!!
Bocah itu menciumku? Menciumku Dasar bocah sialan main sosor aja kek soang_-
Aku menutup wajahku yang memerah seperti tomat busuk eeh maksudku tersipu.
"Wajahmu kenapa?" Tanya bocah itu dengan seringan diwajah tampannya yang membuatku semakin malu juga kesal karna bocah satu ini berhasil mengerjaiku.
"E-enggak." Jawabku singkat lalu mengalungkan tangan mungilku dilehernya.
"Kak albelt aku ngantuk~" Ucapku lirih lalu bersandar dan mulai tertidur digendongan bocah itu.
"Tidurlah." Samar-samarku mendengarnya dan merasakan usapan lembut dirambutku yang membuatku langsung kealam mimpi.
TBC.
Chapter 2...
Sebenernya gw binggung mau ngomong apa sih yodah jadi last aja oks..Arigatō
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sweet villainess [Hiatus]
FantasyMy first story! No plagiatlisme! Sebelum membaca boleh follow ya minna:'> "Appreciate this story with votes and comments" ^.^ Aku mendengus dan menatap langit-langit kamarku sungguh naas, diumurku yang baru memasuki 25 tahun harus tiada dengan tidak...