Happy reading
Chillia tersenyum senang dengan memegang makanan ditangannya. "Akh nikmatnya~" Ujarnya dengan senyuman yang semakin mengembang.
Chillia berhenti dengan wajah jengkel tanpa berbalik ia menyentak seseorang. "Kenapa kamu mengikutiku? Huh!" Tanya Chillia dengan wajah tersenyum yang terasa sangat menyeramkan tapi seperti nya tidak berlaku untuk pria itu.
"Wah kemampuanmu semakin mengembang ya bocah." Seru pria itu bertepuk tangan lalu mendekati Chillia dengan santai seolah-olah tidak melakukan kesalahan.
"Anda sangat menyebalkan! mati sana sialan!" Desis Chillia geram melihat Pria itu.
Pria itu terkekeh lalu mengacak-acak surai hitam milik Chillia. "Begitukah caramu menyapa gurumu sendiri hm?" Tanya Pria itu dengan senyuman tapi lebih tepat nya senyuman peringatan.
Chillia menghembuskan nafas jengkel. "Huh..."
"...Maafkan murid brengsek anda ini tuan Velliciel yang terhormat." Lanjutnya dengan senyuman terpaksa lalu menatap manik mata merah milih Velliciel.
"Umpatanmu semakin berkembang ya?" Sindir Velliciel kepada Chillia yang hanya mendapatkan tatapan sinis dari gadis itu.
"Woah tentu saja tuan, bukannya anda yang mengajariku?" Sindir Chillia dengan tepat mengenai wajah Velliciel.
Velliciel bungkam lalu berdehem untuk menetralisirkan salah tinggkahnya karna yang dikatakan gadis kecil itu tepat.
'Secara tidak langsung akulah yang mengajarinnya mengumpat.'
Velliciel mengaruk tengkuk nya yang tidak gatal lalu membuka tudungnya hingga rambut biru nya terlihat oleh Chillia yang sedang mengunyah makanannya itu.
"Ayo pulang." Ajak Velliciel kepada Chillia yang dibalas tatapan sinisnya.
"Cih enak saja." Decih Chillia menatap sinis Velliciel yang tersenyum simpul.
"Pulang atau--" Ucapan Velliciel terpotong oleh Chillia yang menyerang nya secara tiba-tiba.
•••
[Chillia POV]"Ayo pulang." Hei enak sekali pak tua namun gampang itu mengucapkan nya.
"Cih enak saja." Aku mendecih lalu menatapnya sinis tapi pria tua itu hanya tersenyum simpul.
Sialan emang kata dia aku takut gitu liat pembalasanku.
"Pulang atau--" Ucapan Pria tua namun tampan itu berhenti karna aku menyerangnya dengan sihir es ku dengan cepat.
Heiii aku kan peran Antagonis disini jadi sah-sah saja aku menyerangnya hooh.
"Kamu ingin bermain-main denganku ya?" Suaranya merendah dan aku merasakan aura nya yang menyeramkan disekitarnya.
Mampus, satu kata itu yang dapat aku sebutkan karna bermain-main dengannya.
Dan bodohnya lagi aku lupa kalau dia Penyihir agung serta seseorang Arcduke yang kejam.
Argh kenapa aku sangat bodohhh?!!!!!
Aku tersenyum canggung menatap pak tua namun tampan itu. "Hehe aku hanya bercanda kok." Aku beralasan hanya bercanda argh semoga dia tidak benar-benar marah dan mengurungku untuk latihan seperti saat itu.
Bila terjadi itu adalah neraka yang sangat menyeramkan Arghh siapapun tolong aku!!!
Aku menarik nafas lalu mengembuskannya. "Kak Ciel." Aku menatap mata merahnya sekali lagi dan melanjutkan ucapanku dengan pelan. "Maaf, aku hanya ingin bermain saja."
Aku mendengar dia berdecih menahan kesal lalu berjalan kearahku dengan kesal dan berbicara. "Dengarkan aku Chillia, disini tidak aman untukmu dan masih banyak orang jahat yang mengincar nyawamu karna kedudukan ayahmu sekarang. Jadi dengarkan kakak-kakakmu untuk diam dikediaman Duke hingga kekacauan terkendali olehku, Cadis, Castalio, Ayahmu dan yang lain oke."
Aku hanya menunduk menahan tangisanku karna merasa bersalah telah membuat kekacauan untuk Ciel, Para Kakakku juga Ayahku.
Aku mulai sesengukan menatap Ciel. "H-hiks maaf, a-aku janji akan mendengarkan kalian dan tidak keluar sebelum diizinkan hiks."
Aku merasakan tepukan pelan dikepalaku yang membuatku menganggkat kepala untuk menatap Ciel yang sedang tersenyum.
"Ya bagus...Aku janji kamu tidak akan lama dikediaman Duke dan akan bebas sebentar lagi Chillia. Jadi sabar oke."
"Baikk." Aku tersenyum manis kearah Ciel yang juga sedang tersenyum.
Yosh Chilliaa jangan menyusahkan lagi mereka semuaaa!!!!!
TBC...
See you next time.
Ry Chan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sweet villainess [Hiatus]
FantasíaMy first story! No plagiatlisme! Sebelum membaca boleh follow ya minna:'> "Appreciate this story with votes and comments" ^.^ Aku mendengus dan menatap langit-langit kamarku sungguh naas, diumurku yang baru memasuki 25 tahun harus tiada dengan tidak...