Happy Reading...
Chillia berjalan menyusuri lorong bersama para pelayan pribadinya yang mengikuti dari belakang.
"Hormat kepada Permata Raizel. " Sapa pria dengan senyuman hangat kepada Chillia.
Chillia mengangkat gaunnya sedikit lalu menyapa kembali dengan ramah. "Salam kepada Marques spade, terimakasih."
Marques spade hanya tersenyum lalu pamit undur diri lalu Chillia kembali melangkah menuju ruangan Cadis.
"Apa kak Cadis ada diruangannya ya?" Tanya Chillia kepada pelayannya.
"Kemungkinan Tuan muda ada diruangannya nona, soalnya tadi kita melihat Marques. " Jawab Analia yang membuat Chillia mengangukan kepala.
Chillia berdiri didepan pintu ruangan Cadis lalu mengetuk pintu itu.
Tok Tok..
"Masuk"
Setelah mendengar perintah Cadis dari dalam Chillia memasuki ruangan sendiri dan menyuruh para pelayannya menungu diluar ruangan.
"Salam Chillia kepada kakak." Sapa Chillia yang membuat Cadis mengangkat kepala dari dokumen-dokumen didepannya dan menatap Chillia dengan lembut.
Cadis mempersilahkan Chillia untuk duduk dihadapannya lalu membuka suara."Ada apa menemuiku hm?" Tanya Cadis kepada Chillia.
"Kapan aku bertemu papa." Ucap Chillia lirih kepada Cadis.
Cadis berdiri lalu menghampri Chillia dan memeluknya lembut. "Sebentar lagi..." Cadis menjeda ucapannya, menatap mata biru milik Chillia lembut.
"...Ayah akan segera membersihkan para keparat itu lalu kita bisa kembali ke kediaman utama." Lanjut Cadis dengan mengelus kepala Chillia lembut.
Chillia tersenyum lalu memeluk Cadis erat yang dibalas oleh Cadis. "Maukah kakak minum teh bersamaku?" Tawar nya kepada Cadis.
Cadis mengangukan kepala yang membuat Chillia senang. "Kakak tau keberadaan Kak Castalio, Albert dan kak Reyvin tidak?" Tanya Chillia kepada Cadis.
"Mereka ya..." Gumam Cadis yang membuat Chillia penasaran.
"...Belakangmu." Lanjut Cadis yang membuat Chillia terlonjak kaget dan langsung menoleh kebelakangnya dan benar saja ke tiga kakaknya ada disana.
Chillia berseru dengan bersungut-sungut menatap jengkel para kakaknya itu. "Sejak kapan kalian ada disana?".
"Baru saja kok." Albert menjawab dengan santai lalu menepuk kepalaku.
"Bag--" Ucapanku terpotong oleh Reyvin.
"Kalau tanya bagaimana kami bisa ada sini jawabanya ya Teleportasi bodoh." Sela Reyvin lalu mengetuk dahi ku cukup kencang yang membuatku memanyunkan bibirku kesal. "Aku tidak bodoh, kalian saja yang datang tiba-tiba huh!".
Castalio menjawab dengan datar seperti biasanya lalu menjitak kepalaku. "Bodoh."
"Ouch kalian tega." Rajuk Chillia dengan mengusap-ucap kepalanya. "Terus memang kalian ingin memiliki adik yang bodoh gitu?" Jengkel Chillia menatap Kakak-kakaknya.
"Kalau itu kamu kami tidak masalah." Celetuk Albert dan disetujui oleh mereka.
"Huaaaaaaa" Chillia mulai menangis karna kesal yang membuat mereka terkekeh pelan dan menghampiri Chillia.
Chillia mematung karna meraba pipinya yang tak mengeluarkan airmata. "Kak...Kok Air mataku tidak ada? Apa jangan- jangan..." Tanya Chillia khawatir yang membuat Cadis, Reyvin, Albert dan Castalio menatap sama Khawatirnya.
"Jangan-jangan apa Chill?" Tanya Albert dengan Khawatir.
"Apakah Chillia diracuni?" Tanya Reyvin yang membuat ke tiga orang itu membeku.
"MANA MUNGKIN?!!!!" Bentak Castalio yang sudah mengeluarkan aura hitam disekelilingnya.
Batin Chillia yang melihat aura hitam keluar dari tubuh Castalio yang biasanyanya datar dan tenang sekarang tak terkendali. 'Yakkk pertama kalinya sejak aku didunia ini melihat Castalio yang marah hooh.'
"Bukan..." Lirih Chillia yang membuat mereka menoleh bersamaan. "Lalu?" Tanya mereka bersamaan.
"...Airmataku pasti jijik karna aku bodoh."
TBC...
Konichiwa Eperbedeehhhh
Gimna part ini? Hmm hmmm hmmm
Mau dauble up?
Jangan lupa Vote and Koment nya yakkk
Arigathanks
See you.
Ry Chan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sweet villainess [Hiatus]
FantasyMy first story! No plagiatlisme! Sebelum membaca boleh follow ya minna:'> "Appreciate this story with votes and comments" ^.^ Aku mendengus dan menatap langit-langit kamarku sungguh naas, diumurku yang baru memasuki 25 tahun harus tiada dengan tidak...