🏅21. Reset🏅

45 7 0
                                    

21. Reset

Apa yang membuat kamu jatuh cinta?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang membuat kamu jatuh cinta?

Tulisan itu tertulis di buku genre non fiksi yang sedang Joa baca di taman belakang rumah Kiai Mukhlis. Buku yang Joa pinjam dari perpustakaan Nyai Salamah.

Tulisan Imam Al-Ghazali, tentang pertanyaan "Apa sih yang membuat mu jatuh cinta?" Adalah tentang menyerap keindahan dan keagungan Allah ﷻ. Hasil dari menyerap keindahan dan keagungan Allah ﷻ adalah cinta.

"Kalau bagimu, cinta itu tentang yang indah-indah saja. Yang Maha Indah itu Allah. Kalau bagimu, cinta itu tentang kesempurnaan. Yang Maha Sempurna itu Allah. Kalau bagimu, cinta adalah kebaikan. Yang Maha Baik kan Allah. Harusnya kamu jatuh cintanya kepada Allah. Jadi, menyerap keindahan dan keagungan Allah itu hasilnya cinta." Nyai Salamah berucap. Menjelaskan apa yang dibaca Joa.

"Maksud dari menyerap keindahan dan keagungan Allah itu apa, Nyai?" tanya Joa.

"Jatuh cinta pada langit tanpa sangga yang dibuat-Nya untuk meneduhkan pandangan mata kita. Lihat lah di atas sana. Langit luas itu kamu melihat penyokongnya Joa? Tidak kan. Atau jatuh cinta pada makhluk yang diciptakan-Nya. Imam masa depanmu kelak misalnya, yang akan menggenggam tanganmu bersama menuju surga." Di akhir kalimatnya Nyai Salamah terkekeh.

Joa tersenyum malu. "Tapi Nyai, kalau misal nih, imam masa depan Joa tidak sesuai yang harapan Joa tuju, bagaimana cara mencintainya, Nyai?"

"Ya jatuh cinta lah pada apa yang ditetapkan Allah. Itu akan buat hatimu lega dan tenang. Bukankah ketika sosok yang menjabat tangan Ayahmu kelak mengucap qabul, seharusnya cinta itu datang sebagai kewajiban yang harus kamu berikan kepada nya?"

Joa mengangguk, "Benar sekali, Nyai."

"Maka kalau kamu belum bisa menangkap keindahan dan keagungan Allah, itu akan sulit bagimu untuk jatuh cinta kepada Allah. Pikiran kita selama ini terbiasa indah dan baik adalah sebatas fisik dan materi. Nah, bagaimana kita mencintai Allah, Dzat yang tidak fisik maupun materi?"

Joa tersenyum, "Kalau mencintai adalah tentang rupa maka bagaimana bisa mencintai Allah yang tak berupa. Begitu kah, Nyai?"

"Betul sekali, Joa." Nyai Salamah tersenyum, memandang pada sudut perbukitan yang terlihat dari halaman belakang rumahnya.

Joa mengeluarkan note kecil yang ada di dalam tas nya dan menuliskan sesuatu pada buku catatan itu.

Hari ini. 19 Januari.

Aku tak pernah tahu bagaimana mencintai seorang laki-laki karena Allah, wahai imam masa depan.

Aku tidak pernah tahu cara mencintai seseorang sebelum atau sesudah dirimu, wahai imam masa depan.

Yang aku tahu, suatu keharusan bagiku kala kita berjumpa, bersatu dalam sebuah ikatan adalah tentang indah dan tulus mencintai dirimu.

Izinkan lah untuk saat ini, aku mencintai ketetapan-ketetapan-Nya. Mencintai segala takdir yang dibuat-Nya. Mencintai alur perjalanan yang dituliskan-Nya.

[SD-3] : Fall Back OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang