🏅17. Like Winter Bear🏅

70 11 3
                                    

17. Like Winter Bear

Sepulang sekolah, langit masih terlihat cerah meski berawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang sekolah, langit masih terlihat cerah meski berawan. Cuaca juga sedang hangat-hangatnya. Matahari terlihat menyembul di balik awan. Hal itu, membuat Joa masih ingin bertahan di sekolah, mencari inspirasi bahan artikel untuk buletin majalah Rohis yang akan diterbitkan minggu depan.

Setelah membereskan alat tulis dan bukunya yang berserakan di meja, ia menuju taman belakang untuk mengerjakan artikel yang sudah dibagi tugaskan Adam, sang ketua Rohis kepada para anggota Rohis.

Joa mulai mengeluarkan laptop dan menekan tombol power. Menunggu hingga layar laptop menampilkan wajahnya lalu mengetik bahan di mesin pencarian.

"Kira-kira apa yang lagi trending baru-baru ini?" Joa bergumam, meneliti satu per satu berita yang in saat ini.

"Yeuh, kasus korupsi. Kemarin udah dibahas sama si Fisya." Joa kembali membaca lagi setiap artikel berita yang muncul di mesin pencarian.

"Ibu membunuh tiga orang anak? Tega banget sih."

Joa membaca isi berita dengan headline tersebut dengan saksama. Joa jadi bertanya-tanya apa ibu itu tidak memiliki cinta kepada anaknya? Apa rasa kasih sayangnya juga telah hilang? Atau bagaimana? Ia jadi teringat tulisan Buya Hamka di novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Cinta itu datang melalui beberapa pintu. Ada pintu sayang, pintu kasih, dan pintu rindu. Namun, yang paling penting dan kekal ialah cinta yang melalui pintu kasihan.

Penggalan novel dari Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck memberi Joa insight akan isi artikel di buletin Rohis. Ia lalu menulis di halaman word dengan judul, "Mencintai Dengan Rasa Kasihan, Cinta Yang Tak Terpatahkan".

Cinta melalui pintu kasihan ini seperti cinta Allah ﷻ kepada hamba-Nya. Allah ﷻ mencintai hamba-Nya melalui rasa kasihan. Bayangkan jika Allah ﷻ tidak memiliki sifat Ar-Rahman. Bagaimana bisa kita merasa aman dari dosa yang telah kita lakukan? Apakah Allah akan memaafkan kesalahan kita? Bagaimana dengan hisab di hari akhir nanti? Bagaimana jika di hari akhir nanti Allah ﷻ menunjukkan sifat Maha Adil-Nya bukan Ar-Rahman-Nya kepada kita? Setiap perbuatan kita, amal kita, apa yang kita kerjakan, semuanya, dihitung oleh Allah ﷻ di yaumil akhir kelak. Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan sedangkan keburukan akan dibalas dengan keburukan. Bisa bayangkan bagaimana banyak kesalahan yang kita lakukan? Maksiat kita selalu sempurna. Namun ibadah kita, tidak lah sempurna. Apa kah kita yakin salat kita diterima Allah ﷻ? Lalu, apakah cara berwudhu kita sudah dijamin benar? Bagaimana dengan kesalahan yang selalu kita ulangi? Dosa kita? Perilaku kita? Sering lupa kepada Allah ﷻ?

Berbicara tentang keadaan kita di hadapan Allah ﷻ, kita pasti mengharapkan Rahmah-Nya Allah ﷻ bukan keadilan Allah ﷻ. Nanti ketika di yaumil akhir kita mengharapkan sifat Allah ﷻ yang Ar-Rahman Ar-Rahim, bukan sifat Al-Adl Allah ﷻ. Hancur dan rusak lah kita jika Allah menampakkan sifat al-Adl pada kita di hari akhir kelak.* Maka, ketika salat, kita meminta dikasihani Allah ﷻ dalam doa saat duduk di antara dua sujud.

[SD-3] : Fall Back OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang