🏅9. Let's Go Away🏅

116 13 27
                                    

9. Let's Go Away

Joa memutar bola matanya, "Pasti lo lagi ribut kan sama bokap lo? Ck, ck drama banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joa memutar bola matanya, "Pasti lo lagi ribut kan sama bokap lo? Ck, ck drama banget. Pakai ngomong kalau masih mau temenan apa enggak, lagi."

"Eh tunggu dulu, apa-apaan ini, pakai bawa tas ransel gede segala?" Joa melihat tas ransel besar di punggung Jaff, "ah, jangan-jangan lo kabur ya dari rumah? Hayo, ngaku," Joa masih menatap Jaff dengan pandangan menyelidik.

Jaff hanya bisa tersenyum miris, "Gue harus gimana Joa?"

Joa berpikir, bingung juga dengan masalah Jaff. Terlintas ada ide yang muncul, "Gini aja deh, lo telepon itu nyokap lo bilang lo mau tenangin diri dulu. Biar beliau nggak panik nyariin lo."

Jaff menatap protes ke arah Joa. Joa segera bersuara, "Yah itu saran dari gue. Gue tau lo nggak bakal pulang ke rumah kalau gue suruh pulang sekarang, kan?"

"Terus kalau gue telepon, nanti ditanyain lagi gue di mana?" ucap Jaff seakan-akan tidak setuju.

"Bilang aja di suatu tempat dan lo aman. Emangnya lo kabur begini udah tahu rencananya mau ke mana?" tanya Joa.

Jaff menggeleng, "Ke rumah Rio tapi gue nggak enak sama nyokapnya, udah banyak ngerepotin."

"Tuh kan, kalau ngambil keputusan jangan gegabah. Sok-sok an kabur lagi. Untung lo ketemu gue kalau lo ketemu orang jahat bisa diculik deh," seru Joa.

"Bukannya kebalik ya? Tadi lo yang kayak ketakutan gitu, mana motor kehabisan bensin lagi. Untung lo ketemu gue, kalau lo ketemu orang jahat, gimana coba?" Jaff tak mau kalah mendebat Joa.

"Udah-udah, kita sama beruntung. Bersyukur Allah masih sayang sama kita." Joa menyerah, memang dirinya tadi ketakutan melihat orang misterius itu, menatap ke arahnya dengan sangat mencurigakan. "Jadi, lo nggak tahu mau ke mana, kan?" tanya Joa.

Jaff menggeleng, "Nggak tau."

"Oke kita bakal berpetualang ke puncak besok. Sebenarnya sih gue penginnya naik gunung. Tapi diizininnya ke puncak, harus tetap bersyukur, alhamdulillah," ucap Joa.

"Ke puncak? Dalam rangka apa? Sama siapa?" tanya Jaff beruntun.

Joa tersenyum, "Dalam rangka permintaan maaf Bang Aqil karena nggak ngajak gue naik gunung. Besok kita bakal berangkat bareng Bunda, Ayah, dan juga Bang Aqil. Seru nggak tuh?"

"Iya seru, tapi kenapa gue lo ajak Joa? Maksudnya gini, itu kan family time?" ucap Jaff sangsi.

"Biar nggak drama-drama lagi lo nya. Siapa tahu di puncak lo bisa tenangin diri lo, daripada lo jadi terkatung-katung nggak punya tujuan mau ke mana, kan?"

"Tapi gue nggak enak sama keluarga lo," sanggah Jaff.

"Itu gampang, lo ajak tuh Rio atau siapa?" Joa melihat senja di langit, "mau magrib nih. Kalau lo mau ikut, telepon nyokap lo, ajak si Rio atau siapa gitu. Kalau nggak ya udah gue balik dulu," Joa memberi pilihan.

[SD-3] : Fall Back OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang