🏅Season 2: 28. Our New Teacher🏅

17 3 0
                                    

28. Our New Teacher

"Selamat datang di Hanson High School

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat datang di Hanson High School. Tempat di mana insan cerdas bangsa belajar. Silakan masuk ke kelas! Belajar dan berusaha meraih mimpi guna menghadapi kehidupan dunia yang keras."

Joa berhenti sejenak di ambang pintu kelas, ketika suara khas mbak-mbak yang bertugas untuk berbicara dengan pengeras suara sebagai ciri khas tanda bahwa akan di mulainya pelajaran jam pertama di Hanson High School, memasuki telinganya. Sampai sekarang, selama Joa masuk pertama kali hingga sudah mau kelas XII, Joa juga tidak tahu siapa mbak-mbak yang bertugas sebagai VO itu. Masih menjadi misteri. Batin Joa.

"Lo denger? Kok berubah dari yang kemarin, sih, teksnya?" Joa bertanya pada teman satu angkatannya yang kebetulan melewati Joa di depan pintu kelas.

Perempuan itu berhenti berjalan lalu mengangguk, "Kali aja bosen sama teks lama," Teman seangkatan Joa itu pun melanjutkan lagi jalannya menuju kelas.

"Aneh! Ya kali bosen," gumam Joa. Joa membalikkan badan dan masuk ke dalam kelas.

Joa meletakkan tasnya, mengeluarkan buku Bahasa Indonesia untuk bersiap memulai pelajaran, "Jo, kira-kira guru baru bahasa kita baik nggak ya, orangnya?" Semua siswa sudah mengetahui bahwa Pak Hilman dengan tiba-tiba mengundurkan diri, yang dibuktikan dengan surat resign. Pak Hilman sendiri tidak pernah muncul di sekolah, sejak jam mengajarnya di kelas XI IPA 1.

Joa menoleh ke arah Karin yang berada di sampingnya, "Gue juga nggak ngerti."

"Padahal kita baru aja mau buat proyek drama. Di otak gue, gue udah merancang latar, sudut pandang dari alur cerita yang udah disetujui kelompok. Ide gue kan, keren?" Ayolah, Karin hanya ingin diakui sebagai pencetus ide-ide yang tak terduga.

"Ya gue ngerti, tetapi keadaan emang nggak mendukung. Gimana kalau kita lihat guru baru yang udah di depan kelas itu, buat perkenalan?" Joa sudah menunjuk depan, nada suaranya dikecilkan.

"What? Cepat ba--" baru juga Karin menoleh, dirinya dibuat mematung.

"Selamat Pagi semuanya. Perkenalkan nama saya Jonathan Sandez. Kalian bisa memanggil Pak Nathan. Saya di sini sebagai guru Bahasa Indonesia kalian yang baru. Apa ada yang ingin ditanyakan mengenai diri saya?" ucap Pak Nathan, laki-laki keturunan Tionghoa itu mengedarkan pandangan, menatap anak didiknya satu per satu.

Anak-anak kelas seperti tersihir oleh penampilan Pak Nathan yang begitu memesona, "Pak Nathan kenapa milih jadi guru? Padahal Pak Nathan bisa memilih profesi lain. Misal, bintang film kalau bapak berminat," Belva menyerukan pikirannya. Dan pasti mendapat banyak dukungan dari teman-teman perempuannya. Mengangguk setuju sampai ada yang senyum-senyum malu.

[SD-3] : Fall Back OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang