🏅12. A Moment of Weakness🏅

98 14 18
                                    

12. A Moment of Weakness

Kenzo berlari menuju kantor ketua yayasan dengan tergesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenzo berlari menuju kantor ketua yayasan dengan tergesa. Telapak tangannya terkepal kuat, urat lehernya juga terlihat menonjol. Sebelum sampai menuju kantor ketua yayasan, Kenzo melihat segerombolan anak-anak yang ia duga kelas XI IPA 3, karena di sana ada Joa, teman satu tim olimpiadenya.

Tanpa memedulikan tatapan bertanya dari kelima orang itu, Kenzo melanjutkan langkahnya hingga sampai depan pintu ruangan ketua yayasan.

Pintu dibuka dengan kasar, menimbulkan dentuman keras yang membuat kelima orang yang berpapasan dengan Kenzo tadi menoleh. Menampilkan mimik wajah bertanya. Kenzo hanya bisa diam, menghembuskan napas kasar dan segera masuk dalam ruangan itu.

Pak Fahri menoleh melihat siapa yang datang dengan cara yang tidak sopan, "Kakek tidak pernah mengajari papamu untuk bertindak kurang sopan pada orang tua. Apa papamu itu tidak mengajari anaknya hal yang demikian?"

"Apa yang sedang Anda rencanakan Bapak Fahri yang terhormat?" Bukannya menjawab, Kenzo bertanya dengan nada penuh penekanan.

Pak Fahri berdiri, menutup sambungan teleponnya, "Rencana yang seperti apa saudara Kenzo?" geram Pak Fahri.

Kenzo mendekat, "Membuat Pak Yahya keluar dari Hanson."

Pak Fahri menghembuskan napas lelah, masih bersikap tenang, "Itu keputusan beliau sendiri. Saudara Kenzo tidak perlu berlebihan seperti ini, terlebih rapat komite sudah memutuskan."

Kenzo berdecih, "Berlebihan? Anda kira saya tidak tau?"

"Apa yang kamu dengar tidak sesuai dengan apa yang kamu lihat. Cukup belajar hingga lulus, maka hidupmu akan tenang. Tidak biasanya kamu banyak berbicara seperti ini," tegas Pak Fahri.

"Saya bicara fakta bukan dugaan," ucap Kenzo datar.

"Jika ada buktinya maka itu yang disebut fakta. Pertanyaannya, apakah kamu memiliki buktinya?" Pak Fahri meninggalkan ruangan, setelah memberi pertanyaan yang Kenzo sendiri tidak bisa menjawabnya.

Kenzo hanya bisa mematung sambil mengepalkan tangannya.

"Kenzo!" panggil Joa yang berada di ambang pintu ruang ketua yayasan.

Kenzo berbalik menatap Joa. Menaikkan sebelah alisnya, mengisyaratkan pada Joa, kenapa memanggilnya.

"Lo berantem sama Pak Fahri, ya?" tanya Joa.

Kenzo menggeleng dan berlalu menghampiri pintu. Joa yang sedang berdiri di ambang pintu segera ke samping, memberi jalan untuk Kenzo lewat.

Belva berdecak, "Itu anak kelas IPA lima yang dijuluki ice prince kan, ya?" tanyanya kepada Karin.

"Sumpah! Kenzo auranya nggak nahan," bukannya menjawab Karin malah memekik kegirangan.

Jaff mendelik kepada Karin, "Wajah kayak papan triplek aja lo bilang auranya nggak nahan." Jaff melirik Joa, "mending nggak usah deket-deket lagi sama si Kenzo-Kenzo itu, Jo. Ngomong sama dia mubazir tau, Jo."

[SD-3] : Fall Back OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang