Bulan yang sedang memegang bakso pemberian ibu kantin tersebut langsung tergetar, hampir tumpah.
"HEH ANAK BARU!"
"Pergi lo dari sini!" ucap siswi berkuncir pirang tersebut menunjuk ke arah Bulan.
Bulan yang ingin berucap seketika terbungkam ketika seorang lelaki berbadan tinggi menghalangi pandangannya dan berseru, "Lo kayak ga punya mata aja, Bel. Noh liat banyak bangku kosong, seenak jidat aja mau duduk disini!"
"Aksa ...." Gadis berkuncir yang bernama Bela tersebut seketika menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Merasa terkejut sekaligus sedih ketika orang yang disukainya justru malah membentaknya. Aksa hanya menatapnya tajam dan melipat tangannya ke depan dada.
Tiba-tiba seorang gadis dengan kulit sawo matang langsung meraih pundak Bela dan dengan sewotnya ia berkata, "Gila lo! Kasar banget sama cewek tercantik di sekolah kita! Udah Bel, kita cari tempat lain aja," Siswi ber-nametag Citra tersebut meraih Bela menjauh dari kerumunan menuju ke bangku kosong yang tersisa.
"Dih ... cantik lo!" Lelaki bernama Aksa tadi langsung menyeringai dan tertawa meremehkan, beberapa murid yang lain pun lantas ikut tertawa saat mendengar Citra yang mengatakan bahwa Bella cewek tercantik di sekolah dan beberapa yang lain otomatis melakukan rangkaian ghibah.
"Dah, lo lanjutin makan aja ya. Ntar kalo ada apa-apa panggil gue aja!" Bulan mengangguk.
"HUUU!!!"
"Sok keren banget, Sa!"
"Guys!!! Aksa si kulkas lagi mabok kayaknya!"
"HUUU!!!"
"NGAHAHAH Aksa kesurupan apaan!"
"Jan sok pahlawan bego!!! HAHAHA," ucap lelaki berambut ikal tersebut menoyor kepala Aksa keras. Sedang murid yang lain sibuk meneriaki Aksa dengan cemooh dan lainnya.
"Diem anjir!!!"
Seisi kantin bakso tertawa melihat tingkah aneh ketua basket sekolah mereka, karena biasanya Aksa adalah tipikal orang cuek dengan sifat bodoamat-nya. Namun sekarang, entah dapat ilham darimana dia tiba-tiba peduli dengan seseorang, bahkan rela membentak Bella si ketua geng Oleander yang sedang diisukan dekat dengannya.
Aksa yang malu karena ditertawai satu kantin langsung beranjak pergi entah kemana.
"Makan baksonya, dek," perintah Matahari dengan nada parau, sudah menghabiskan setengah dari baksonya. Bulan yang tersadar dan menyadari hal itu langsung cepat-cepat menghabiskan baksonya, karena sebentar lagi sudah jam masuk kelas. Hal itu besar terpampang di dinding kantin, karena tiap jam-jam sekolah mereka tertulis di sana.
Murid yang lain pun mulai melahap jajanan kantinnya, menyadari bahan olok-olokan mereka sudah beranjak jauh dari kantin.
Beberapa pergi setelah makanan mereka habis dan yang lainnya tetap duduk di kantin sambil mengobrol, menghabiskan waktu istirahat dengan teman sebayanya.
"Makananku sudah habis, kak. Yuk balik ke kelas," ajak Bulan yang dibalas anggukan oleh Matahari. Ia pun langsung berdiri.
"Eits bentar! Boleh minta nomor teleponnya ga?"
"Bulan!!! Jangan pergi dulu! Minta user instapadd nya dong!"
"Lan, lan, udah punya pacar belum?"
Yah ... dikerumunin lagi, batin Bulan meracau.
"A—aku kebelet nih, sebentar ya," ucap Bulan langsung menyerobot kerumunan di hadapannya sembari menarik tangan Matahari.
Keduanya langsung dengan cepat berlari pergi dari kantin menuju ke kelas.
Gadis itu menatap sepasang kembar dari jauh, menggertak giginya seraya meremas rok sekolahnya, lantas ia berdiri—merasa sebal sekaligus iri.
"Bel, mau kemana?" tanya Kana berhenti menyeruput es jeruk di tangannya.
"Engga kemana-mana, kalian tunggu sini." Bella berdiri dan memperbaiki ikatan rambutnya, lantas langsung berjalan cepat keluar dari kantin.
"Bel! Gila lo! Jangan woi!"
"Kacau ... kacau."
Gadis itu tetap berlari ke arah Bulan dan Matahari, sama sekali tidak mengindahkan perkataan Cia dan Citra yang melarangnya barusan. Karena mereka tau, gadis berkuncir ini akan melakukan hal-hal gila selanjutnya.
Namun hal itu tak semudah pandangannya, tak semudah ekspetasinya. Kerumunan fans dadakan Bulan benar-benar mengikutinya dan membututinya, membuat sesak dan gerah. Kalau begini, bagaimana bisa Bela macam-macam dengan Bulan? Toh fans nya sudah 'hijrah' dan memilih Bulan.
Wajah Bela seketika memerah, kesal, kecewa, menyatu bagaikan keindahan lembayung dibalik jurang, lantas karena pasrah, ia memilih berlari ke arah kelas dan mengurungkan niat buruknya.
Sesampainya di kelas ia langsung menyelundupkan kepalanya dibalik lipatan tangan, menyembunyikan tetesan air mata yang mulai membasahi kemeja putihnya.
Semuanya seketika berubah ....
Aku ... ga terima ....
©AksaraTemu
: Hai! Maaf baru muncul dari peradaban hehehe, semoga tidak bosan! ( ꈍᴗꈍ)Jangan lupa tinggalkan jejak dengan menekan ⭐ dan comment 💬ya ! Terima kasih.
salam hangat, Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIANGLE
Teen Fiction(Yuk follow sebelum baca!✨) 15-12-2020 : ini adalah karya yang saya buat untuk diikutkan dalam challenge #40dayswith5p. Yuk baca! dan jangan lupa tinggalkan vote dan comment! ^^ ✨✨✨ Matahari dan Bulan adalah kembar tak identik yang takdirnya berband...