13. Gaun

54 46 0
                                    

Ini adalah hari kedua semenjak masuknya mereka ke sekolah negeri, semalaman Matahari tak lagi berkata, ataupun marah-marah seperti sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah hari kedua semenjak masuknya mereka ke sekolah negeri, semalaman Matahari tak lagi berkata, ataupun marah-marah seperti sebelumnya. Benar-benar bungkam, membuat orang tua mereka yang tak tahu dengan masalah Matahari tersebut ikut khawatir, namun tak berani bertanya juga karena takut memperburuk suasana.

Keduanya pergi ke sekolah seperti biasanya, hari selasa yang cukup cerah menjadi latar hari mereka yang lumayan lebih bersahabat dari kemarin yang panasnya benar-benar membakar kulit.

Seperti biasa, sejak melewati gerbang sekolah Bulan akan berpapasan dengan puluhan bahkan lebih fansnya, yang sudah dengan setia menyapa Bulan pagi ini. Mungkin hal itu akan berulang esok, esok, dan esoknya lagi.

Namun, tak ada hal yang berubah dari bagaimana mereka semua menganggap Matahari, membuat Matahari tetap diam, enggan bersuara maupun diajak mengobrol oleh adiknya.

Mereka pun belajar seperti biasanya, istirahat seperti biasanya, dan pulang juga seperti biasanya. Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa Bulan juga adalah anak yang pandai, membuatnya makin disanjung-sanjung seantero SMA Cakar Elang, membuat Matahari serasa makin tersisihkan—tak dianggap.

Jam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah, kali ini Matahari dan Bulan tak pulang bersama, karena Bulan harus mengecek gaun bersama Gemma dan Matahari harus latihan vokal suara di rumah.

Kedua pasangan KiEn tersebut pun sudah izin ke orang tua Bulan untuk jalan bersama, melihat-lihat gaun dan baju yang pantas untuk disewa atau bahkan dibeli untuk lomba esok harinya.

Walaupun baru bertemu, anehnya Bulan mau-mau saja diajak oleh Gemma jalan untuk mengecek gaun tersebut 'berdua', entah karena apa sedari kemarin Bulan tampak terlalu senang berada di dekat Gemma, dan sekarang pun mereka mencari gaun bersama.

Mengapa banyak hal baik datang ke Bulan? batin Matahari duduk di kursi taksi, tangannya ia taruh di atas paha dengan pandangan selalu menuju ke luar. Kini ia sedang bergegas pulang ke rumah, cukup lelah rasanya menghadapi hari-hari di sekolah yang makin menjadi-jadi.

"Ma, aku pulang," ujar Matahari sesampainya di rumah, tangannya mengecup punggung tangan sang mama sembari melepaskan rompi dan sepatunya.

"Bulan jadi jalan sama Gemma?"

"Iya, ma."

"Jadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi ... kamu mau yang ini?" tanya Gemma memerhatikan gaun berwarna putih di hadapannya, harga sewa dan belinya yang cukup tinggi membuat Gemma bertanya berkali-kali, mencoba meyakinkan.

"Iya, tuh lihat. Bagus kan? Biar aku yang bayar," ucap Bulan tersenyum seraya meraih gaun tersebut. Gemma hanya pasrah mengangguk, lagipula gaun tersebut cocok dengan tuksedo yang akan dipakainya nanti.

Keduanya berjalan menuju kasir, hendak membayar. Bulan memilih hanya menyewanya, karena jika dibeli, harganya terlalu fantastis, bisa-bisa ia akan dimarahi papanya karena menghamburkan uang berjuta-juta.

Setelah selesai melakukan pembayaran, keduanya berjalan menuju ke motor ninja Gemma yang sudah terparkir ke depan toko, hendak pulang kembali ke rumah masing-masing. Sekaligus gerah, karena belum mengganti kemeja dan rompi mereka.

"Duh, ini gimana masangnya?" tanya Bulan kesulitan memasang kembali helmnya.

"Sini, gue pasangin," —Gemma meraih helm tersebut lantas memakaikannya ke kepala Bulan— "dah."

"M-makasih," ucap Bulan seraya naik ke atas motor Kawasaki Ninja tersebut, kakinya yang kesulitan naik karena menggunakan rok membuat Gemma lama menunggu gadis tersebut naik.

"Susah?" Gemma menoleh ke arah belakang, dilihatnya Bulan dengan wajah pasrahnya karena sulit naik dengan roknya yang cukup panjang.

Lantas karena enggan menunggu hal lama yang tak membuahkan hasil, Gemma kembali turun dari motornya, "Permisi," ucapnya langsung memegang pinggang Bulan dan mengangkatnya naik ke atas motor. "E-eh, Gem!"

"Nah, udah naik kan, diem. Ntar jatuh," ujar Gemma ke arah Bulan yang kini tengah terdiam, masih tak menyangka dengan aksi Gemma barusan, membuatnya ingin kayang tujuh putaran, meresahkan!

Gemma langsung naik ke motornya, dan menjalankan motornya dengan kecepatan cukup tinggi karena hari mulai malam. Bisa-bisa ia diinterogasi kedua orang tuanya karena pulang terlalu lama, membawa tuksedo pula, alamat Gemma harus menceritakan dari awal sampai akhir yang akan membuat ayahnya naik pitam ketika menyadari ia sempat membonceng teman wanitanya.

Setelah menempuh waktu sekitar sepuluh menit, akhirnya keduanya sampai di perumahan Bulan. Namun, gadis itu terdiam, tak kunjung turun dari motor.

"Susah turun lagi?" tanya Gemma menoleh ke belakang, lantas tertawa. "Kamu ga pernah naik motor ya? Hahahaha," ujarnya menopang Bulan lagi, hendak menuntunnya turun dari motor.

"Engga," balas Bulan setengah malu, jangankan naik motor, naik sepeda saja ia tak pernah. Terlalu terbiasa menggunakan mobil sejak kecil, membuat ia tak pernah sekalipun merasakan naik motor dan ini adalah kali pertama baginya.

"Beneran ga pernah? Hahaha."

"Iya, serius ih!"

"Yaudah iya, aku pulang ya!"

"Iya. M-makasih," gugup Bulan karena lagi-lagi ia diangkat untuk turun dari motor, sangat-sangat memalukan.

Gemma mengangguk, mengucapkan selamat malam lantas mulai melajukan motornya menjauh dari perumahan, menuju ke rumahnya.

Setelah dirasa Gemma sudah jauh, Bulan langsung menenteng tas berisi gaun dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Astaga, apa-apaan itu tadi! batin Bulan dengan senyumannya yang dilebarkan. Merasa sangat senang sekaligus malu.

"Aku pulang!"

©AksaraTemu: Hai! Buat siapapun kamu, yang baca, semangat jalani hari ya! 🤍✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©AksaraTemu
: Hai! Buat siapapun kamu, yang baca, semangat jalani hari ya! 🤍✨

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan menekan ⭐ dan comment 💬ya ! Terima kasih.

salam hangat, Aksa.

TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang