02. Aldebaran

202 170 81
                                    

"Mister, buku kita kayaknya ketinggalan di kamar deh! Kita ambil dulu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mister, buku kita kayaknya ketinggalan di kamar deh! Kita ambil dulu ya." Matahari memegang tangan adiknya yang dingin.

"Baik, saya tunggu," balas Mr. Yoel mengangguk dan mempersilahkan mereka mengambil buku pr nya.

Matahari dan Bulan langsung berdiri dan bergegas, mereka harus cepat mengerjakan pr itu. Dengan kecepatan lari paling tinggi, Matahari grasak-grusuk menuju ke kamarnya disusul oleh Bulan.

"BRAK."

Matahari membanting pintu kamarnya dan langsung meraih buku tulis serta alat otomatis menulis. "Ayo, Lan. Bantu kakak cari jawaban nomor 1!" ujar Matahari menyetel alat-alat otomatisnya.

Curang memang, tapi hal ini termasuk cerdas. Kalau ada alat? Kenapa harus ngetik sendiri?

Bulan mengangguk dan mencari jawabannya di Google. Maklum, dikejar waktu. Bagaimanapun caranya mereka harus selesai dalam waktu 2 menit agar tidak dicurigai Mr. Yoel.

Keringat dingin menyelimuti Bulan, tangannya gemetar mengetik soal-soal panjang tersebut.

"Nih kak jawabannya," ucap Bulan menyodorkan hp nya.

"Sip." Dengan cekatan Matahari memasukkan hp tersebut di alat scan otomatis. Dan alat menulis tersebut langsung bergerak dengan cepat menulis 5 paragraf di atas buku pr mereka.

Setelah menunggu setengah menit, akhirnya kedua buku tulis mereka sudah terisi jawaban, lantas Matahari langsung bernafas lega. "Yuk balik," ucapnya mengusap punggung adiknya yang masih gugup sebab pr tadi.

Mereka berdua keluar dari kamar dengan wajah yang dibuat sesantai mungkin.

Jarak dari kamar ke ruang belajar mereka cukup untuk membuat kaki-kaki mereka merasa malas dan letih. Ditambah sehabis berlari dan pacu jantung barusan. Benar-benar tekanan di pagi hari yang melelahkan.

"Hello, Mister.¹"

"Give me your book!²" perintah Mr. Yoel dengan tangan yang berkali-kali memperbaiki posisi kacamatanya.

Matahari dan Bulan langsung menyerahkan buku tersebut ke tangan Mr. Yoel dengan agak gemetaran. Kan percuma setelah lari lalu bergegas mencari soal, eh jawabannya salah semua.

Mereka langsung kembali ke tempat duduk mereka, menunggu jawaban mereka diperiksa oleh Mr. Yoel.

Lelaki berusia muda tersebut beranjak dari tempat duduknya menuju ke tempat Matahari dan Bulan berada. Membuat anak muridnya itu menahan nafas karena tak kuasa melihat nilai yang akan didapatkannya.

"Berapa nilaimu, Lan?" Matahari menoleh.

"A+ kak!" ucap Bulan dengan mata yang berbinar-binar. Lantas Matahari membuka buku tulisnya juga, namun na'as, ia malah mendapatkan B karena teks bagian akhir tidak tertulis. Mungkin karena tinta nya habis atau mungkin ini adalah karmanya karena menyontek.

TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang