Pagi mulai menyambut hari, kokokan yang disusul alarm mulai mengisi kekosongan suara di dalam rumah bertingkat dua ini. Hal itu menjadi pertanda, bahwa hari dimulai lagi. Membuat seisi rumah terbangun lantas melanjutkan lagi kegiatan mereka seperti biasanya, memilih melupakan hal apa yang terjadi semalam.
"Kamu yakin akan tetap sekolah, Ri?" tanya Lina yang kini tengah menyiapkan makanan di meja makan. "Iya ma, hari ini kan lomba! Aku harus tunjukkin ke temen yang lain bahwa i can be Heather too!"
Lina tersenyum, merasa senang ketika mendapati anak 'cahaya'nya ini mulai tersenyum kembali. "Nah gitu dong!" ujar Aldebaran menggunakan dasinya.
"Bulan gimana? Kamu udah siap kan? Make-up nya udah mama simpan di tasmu ya!" ujar Lina sembari menyantap nasi gorengnya. Bulan hanya mengangguk dan tersenyum tipis.
Seusai makan, mereka semua beranjak, kembali melakukan aktivitasnya. Matahari dan Bulan yang tengah menjenjeng tas berisi baju cadangan pun menggunakan sepatu, disusul oleh papanya yang sudah selesai menyiapkan tas kerjanya dan hendak menggunakan sepatu.
"Kami pamit! Sampai jumpa," ucap Aldebaran tersenyum ke arah Lina yang kini melambaikan tangannya. Setelah itu Aldebaran dan kedua anaknya menuju ke mobil dan bersiap berangkat menuju ke SMA Cakar Elang.
Dalam perjalanan tak ada pembicaraan khusus antara Matahari dan Bulan, keduanya masih canggung akibat pemikiran masing-masing. Yang satu sakit hati karena tidak dianggap, yang satunya lagi sakit hati karena merasa dibenci akibat bahagia. Benar-benar runyam.
Mereka pun sampai di depan gerbang SMA Cakar Elang, tampak berulang kali Aldebaran menatap Matahari cemas, dan berkata, "Kamu yakin ingin sekolah, Ri?" tanya papanya memastikan sembari mengeluarkan uang untuk pegangan kedua anak kembarnya.
"Iya, pa!"
"Ya sudah, ini uang untuk kalian berdua. Semoga kalian berdua menang ya!"
Kedua anaknya mengangguk dan tersenyum, lantas keluar dari mobil seusai salim dengan papanya. "Kak Matahari—"
"Eh Bulan! Hari ini kamu lomba kan?"
"Semangat ya Bulan!"
"Bulan pasti menang!"Baru saja melangkah dari gerbang, mereka sudah disambut oleh fans Bulan yang kelabakan, ah sangat-sangat mengganggu. Keduanya memilih untuk menerobos kerumunan itu dan berlari ke arah kelas sambil tertawa jahil.
"Hahaha! Kasihan mereka, kak!" ujar Bulan yang baru sampai di kelas, jingjingannya ia taruh di pegangan meja lantas duduk disana dengan tenang. "Iya ih! Kasihan, kamu sih! Hahaha," balas Matahari yang mulai dapat merespon dengan senang.
Kenapa kakak ikut tertawa? Bukankah dia membenciku? batin Bulan tersenyum kecut dalam hati.
Hari ini Kegiatan Belajar-Mengajar dihentikan, digantikan oleh acara perayaan ulang tahun mereka yang akan dimulai saat jam 8 pagi tepat. Membuat Bulan mulai menggunakan make-upnya dan bersiap mengganti bajunya menggunakan gaun, begitu pula Matahari, hari ini ia juga akan memberikan penampilan bernyanyi dengan menggunakan gitar.
Ucap papanya, gitarnya itu akan dikirim sekitar jam 9, karena papanya tidak menemukan gitar dirumah, maka ia harus pinjam dulu ke temannya yang punya, atau mungkin menyewa bahkan membelinya. Jam itu adalah satu jam sebelum penampilan Matahari, membuat ia cukup tenang dalam menyiapkan penampilannya sebelum nanti benar-benar berdiri diantara ratusan pasang mata. Menegangkan!
"Perhatian. Diharapkan seluruh siswa berkumpul di lapangan."
Matahari dan Bulan yang baru keluar dari ruang ganti langsung setengah berlari ke arah lapangan, acara besar sekolah mereka akan segera diselenggarakan. Murid yang lain pun juga nampak jelas bergegas menuju ke lapangan, pakaian mereka pun berbeda-beda, ada yang menggunakan gaun, baju bebas, baju yang diberikan sekolah (khusus untuk murid yang tidak mengikuti lomba/kegiatan), dan beberapa anak eskul/organisasi yang menggunakan pakaiannnya masing-masing.
Mereka semua berkumpul rapih sesuai dengan baju masing-masing dan lomba masing-masing, maka Matahari dan Bulan pun akhirnya berpisah—mengikuti barisan sesuai dengan lombanya.
"Selamat pagi semuanya!"
Satu jam sudah berlalu, mulai dari pembukaan, kata sambut dari kepala sekolah, dan yang paling penting ialah dimulainya lomba!
Setelah dipanggang dibawah teriknya matahari, akhirnya mereka selesai juga dengan tiga sesi sebagai pembuka, dan sekarang sudah waktunya untuk masuk ke sesi lomba pertama, yaitu lomba KiEn, setelah itu langsung dilanjutkan dengan lomba bernyanyi.
Matahari yang sempat melamun langsung berdiri saat menyadari jam sudah menunjukkan pukul sembilan, dan ada dua misscall dari papanya 2 menit yang lalu. Selain karena di silent, hp nya tadi juga dimatikan getarnya, sesuai ketentuan, semuanya harus diam, sehingga membuatnya sama sekali tidak menyadari panggilan telepon dari papanya.
Maka dengan cepat ia berlari dan izin ke panitia dan OSIS untuk menuju ke gerbang dan mengambil gitar yang akan dipakainya nanti.
Setelah diberikan izin, ia langsung berlari keluar dan menemukan mobil papanya di seberang jalan. Ia langkahkan kakinya menuju ke mobil tersebut dan mengetuk kaca mobilnya.
"Kamu dari mana saja?" tanya Aldebaran meraih gitar dari jok belakang, lantas memberikannya pada Matahari, "Maaf, tadi ada pembukaan dan ponselku di silent, pa," balas Matahari salim ke papanya.
"Ya sudah, gapapa. Papa lanjut kerja ya! Kamu yang fokus bawa lagunya! Semangat!" Matahari mengangguk;melambaikan tangannya ke arah mobil yang kini beranjak pergi lagi, mengantarkan Tuannya untuk kembali bekerja, mencari lembaran untuk kehidupan sehari-harinya.
Matahari bernafas lega dan langsung berjalan masuk untuk kembali ke lapangan, sekaligus sambil mengingat-ingat kunci gitarnya.
"Penampilan pertama. Gemma Polrais dan Bulan Aldebaran!"
©AksaraTemu
: Hai, tetep jaga kesehatan ya kalian! Jaga diri. Semoga Indonesia lekas pulih! 🇮🇩Jangan lupa tinggalkan jejak dengan menekan ⭐ dan comment 💬ya ! Terima kasih.
salam hangat, Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIANGLE
Teen Fiction(Yuk follow sebelum baca!✨) 15-12-2020 : ini adalah karya yang saya buat untuk diikutkan dalam challenge #40dayswith5p. Yuk baca! dan jangan lupa tinggalkan vote dan comment! ^^ ✨✨✨ Matahari dan Bulan adalah kembar tak identik yang takdirnya berband...