Note : Tandai ya kalau ada yang typo. Selamat membaca! :)
** ** **
Selepas makan siang, tiba-tiba saja ponselku bergetar dan memunculkan sebuah pemberitahuan --satu pesan masuk dari Pak Jaehyun.
Pak Jaehyun
|Temui saya di rooftop setelah makan siangTanpa banyak bicara, aku langsung keluar dari kubikel dan bertolak ke rooftop. Saat pertama kali aku menginjakan kaki di sana, aku menemukan sosok pria sedang duduk di sebuah bench. Dari pantauanku, pria tersebut adalah Pak Jaehyun. Ia langsung menoleh ketika aku berhasil menghampirinya.
Sebuah senyuman indah kemudian terukir pada bibir pria itu. Ia tampak memandang ke arah depan tanpa berbicara selama beberapa saat, sebelum berdiri dari sana dan berjalan menghampiriku hingga jarak kami tersisa beberapa langkah saja.
"Kalau sekarang saya tanya bagaimana perasaan kamu terhadap saya, apa jawaban kamu?" Adalah pertanyaan yang pertama kali terlontar dari bibir pria ini.
"Perasaan saya? Maksud Pak Jaehyun?"
"Apa kamu juga suka sama saya?"
Aku diam.
"Magenta, tolong jawab pertanyaan saya."
Aku masih diam.
"Magenta, kenapa kamu diam? Kamu nggak --"
"Iya, saya juga suka sama Pak Jaehyun." Aku memotong ucapan pria tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa aku telah jatuh cinta padanya.
"Maaf, bisa kamu ulangi sekali lagi?" Ujar Pak Jaehyun.
"Saya suka sama Pak Jaehyun." Kataku dalam satu kali tarikan napas.
Terlihat sebuah senyuman lagi-lagi muncul dari wajah indah itu. "Apa itu berarti hubungan kamu dan saya bisa lebih dari sekadar seorang Kepala Divisi dan Staff-nya?" Katanya.
Aku tahu maksud dari kalimatnya tersebut, tetapi aku memilih untuk tidak berkata-kata setelahnya. Aku sibuk memikirkan hal-hal yang akan terjadi ketika orang lain mengetahui hubungan kami.
"Sepertinya kamu lebih banyak diam ketika berbicara dengan saya. Apa saya terlihat aneh?" Suara berat itu seketika menghamburkan lamunanku. Sorot matanya begitu tajam, sehingga aku bahkan sulit untuk bisa menatapnya kembali. Pria ini adalah definisi 'sempurna' yang mungkin ada di muka bumi ini.
"Maaf, tapi apa bapak nggak takut mengulangi kesalahan yang sama?" Akhirnya aku buka suara. Namun, Pak Jaehyun sepertinya tidak begitu menyukai jawabanku barusan. Terlihat ia tampak menghela napas berat dan mengalihkan pandangannya dariku. Merasa bahwa mungkin pertanyaanku barusan agak sensitif, aku berusaha untuk mendekatinya. "Pak Jaehyun? Apa pertanyaan saya tadi menyinggung bapak?"
"Saya cuma nggak suka membahas tentang masa lalu, tapi kalau kamu memang mau tahu apakah saya takut mengulangi kesalahan yang sama, maka jawabannya adalah; saya nggak takut sama sekali. Buat apa saya takut? Toh saya juga cuma manusia biasa. Ada yang salah kalau saya jatuh cinta? Ada yang salah kalau kamu dan saya berpacaran?"
"Sebelumnya apa saya boleh tanya sesuatu ke Pak Jaehyun?" Ujarku pelan.
Pria itu membalikkan tubuhnya dan menghadap kepadaku lagi. "Kamu mau tanya apa?"
"Apa yang membuat Pak Jaehyun suka sama saya? Karena kalau dilihat-lihat, kayaknya banyak loh perempuan yang tertarik sama bapak. Kenapa bapak malah suka sama saya? Saya kan cuma perempuan --"
"Diam," Pak Jaehyun menempatkan jari telunjuknya di bibirku, "saya punya hak untuk suka dengan siapa pun, termasuk kamu. Kalau ditanya kenapa saya bisa tertarik dan suka sama kamu, maka jawabannya adalah kamu punya daya tarik tersendiri. Cara kamu memperlakukan orang lain dan kebiasaan kamu yang nggak sengaja menarik perhatian saya. Itu semua benar-benar membuat saya tergila-gila sama kamu. Magenta, setiap kali saya ketemu kamu di kantor, saya selalu berharap bahwa kamu akan segera menerima lamaran saya, tetapi ternyata setelah berminggu-minggu tidak ada satu pun jawaban yang keluar dari mulut kamu. Dan kamu lihat? Saya masih bertahan. Kamu mau tahu alasannya kenapa? Itu karena saya jatuh cinta sama kamu, Magenta. Sejak pertama kali kamu datang di kantor ini, saya langsung tertarik sama kamu. Saya mencintai setiap sisi yang ada dalam diri kamu."
Setiap kalimat yang terlontar dari bibirnya terdengar begitu indah. Aku selalu beranggapan bahwa aku ini tidak memiliki daya tarik dan beauty privilege layaknya perempuan-perempuan di luar sana. Akan tetapi, pria ini --seseorang dengan paras yang luar biasa menawan justru menganggapku spesial.
"Jadi, gimana jawaban kamu?" Pak Jaehyun kembali bersuara.
"Gimana apanya pak?" Aku balik bertanya.
Sebuah helaan napas lagi-lagi terdengar. Kali ini tatapan matanya terasa lebih intens. "Apa kamu mau pacaran sama saya?"
Aku menunduk lesu. "Saya --saya bukannya nggak mau, tapi gimana kalau ada orang lain yang tahu?"
"Kenapa kalau orang lain tahu soal hubungan kita? Saya rasa nggak ada yang salah jika seorang laki-laki dan seorang wanita saling jatuh cinta, lalu keduanya memiliki hubungan khusus. Itu bukan sebuah dosa, kecuali kalau kamu dan saya sama-sama sudah mempunyai pasangan."
Aku terdiam cukup lama sembari memikirkan cara yang tepat agar hubungan kami nantinya tidak diketahui oleh siapa pun. "Ya udah kalau gitu saya mau."
"Kamu mau apa?" Pria itu menyeringai kecil.
"Ya --sesuai dengan pertanyaan Pak Jaehyun barusan."
"Memang tadi saya nanya apa ke kamu?"
Aku menghela napas berat dan mencoba untuk tidak terbawa emosi mendengarnya seperti sedang menggodaku. "Bapak tadi bilang kan mau menjalin hubungan yang lebih dengan saya, dan saya mau."
"Boleh saya pegang tangan kamu?" Tanya Pak Jaehyun.
Aku mengangguk pelan. "Hah? Bo -boleh."
Ia pun meraih kedua tanganku dan menggenggamnya dengan erat. "Saya janji nggak akan mengecewakan kamu, Magenta."
** ** **
[To be continue]
Hello guys! Udah lama gak update hehehe. Ada yang kangen? 😌😌😌
Btw akhirnya Jaehyun dan Magenta pacaran!!!
Oh ya, gimana kabar kalian? Semoga kalian selalu sehat dan bahagia ya! Jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan ya! :)
![](https://img.wattpad.com/cover/246898603-288-k903721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Married [NCT Jung Jaehyun]
FanfictionBaru enam bulan menjadi karyawan, Magenta sudah dihadapkan dengan pilihan tersulit dalam hidupnya --dilamar oleh atasan sendiri. Gadis itu tidak mengerti bagaimana seorang pria cuek, keras kepala, dan dingin seperti Jung Jaehyun bisa mengungkapkan k...