Bertemanlah dengan orang-orang yang apabila engkau dekat dengannya maka bertambah keimananmu. Bertemanlah dengan orang salih yang mendukung dalam kebaikan dan mengingatkan dari kesalahan.
~pengagumhujan_rya
“Nanti pulang bantuin ane buat adonan, ya,” ucap Fang pada Raja yang berdiri di samping Eko setelah mereka turun dari becak karena pulang dari kampus.“Hmm.” Raja hanya bergeming dan meninggalkan mereka.
Fang yang merasa canggung dengan Eko lantas ingin segera menyusul Raja, namun hatinya tak enak hati juga meninggalkan. Kakinya gemetar dan jantungnya juga sedang maraton, pikirannya bimbang tak karuan.
“Aa—aku juga mau pergi dulu, ya, Eko.” Fang terbata-bata dan memberanikan diri meninggalkan Eko.
Satu hari tragedi yang tak diinginkan terjadi pada mereka membuat semua suasana serba canggung. Apa lagi saat berdekatan dengan Eko, seakan-akan mereka tak menyukai Eko dan menghindarinya, Salat berjamaah juga jarang sekali. Kerap kali saat mereka mengetahui Eko belum salat maka mereka akan salat lebih dulu, atau saat Eko menjadi imam mereka tak mau menjadi makmum.
“Assalamualikum.”
“Walaikumsalam,” ucap mereka serempak setelah mendapat sinyal salam yang wajib hukumnya di jawab bagi seorang muslim dan muslimah.
“Maa syaallah, bagimana kabar Papi?" Akmal menyambut kedatangan Bayu.
Setelah lima hari pulang ke kampung halamannya, akhirnya Bayu bisa kembali melanjutkan studinya. Meski berat tapi ayahnya masih ada sedikit tabungan untuk biayanya kuliah. Walau nantinya tak serba berkecukupan lagi seperti sebelumnya.
“Alhamdulillah udah mendingan tapi harus tetap terapi,” jawab Bayu.
Mereka masuk ke dalam kos tercinta yang sekalian menjadi istana mereka untuk berlindung dari berbagai tekanan di luar ruangan.
Bayu yang di giring teman-temannya masuk merasa aneh, Eko tak menyambutnya dan tetap duduk di bangku Café sambil mengutak atik benda pipih kesayangannya. Ia juga bingung tak menemukan sosok chef mereka, Zaki.
“Eko kenapa? sakit?,” tanya Bayu pada mereka yang setelah masuk ke kamar.
Mereka semua diam dan saling bertatap-tatapan layaknya sinetron indonesia yang baru menemukan cinta sejatinya. Akhirnya Farhan kembali ambil alih menjelaskan kronologi yang menjadi tanda tanaya di otak Bayu.
Farhan menceritakan dengan hati-hati masalah yang mereka hadapi semenjak tak ada Bayu, perlahan tapi pasti Farhan tak mau ada salah pemahaman bagi Bayu yang hanya mengetahui masalah dari mulutnya.
“Astagfirullah, jadi ini karena ane ya? Kalau kalian gak bantu ane mungkin uang modal masih ada ‘kan?”
Bayu merasa bersalah, karena masalah yang menimpanya juga menjadi masalah teman-temannya.
“Gak! Gak ada hubungannya sam elu, Bay. Ini cuma masalah si Eko aja yang gak bisa jaga mulut,” cerocos Raja yang mulai tak enak hati melihat Eko.
“Jadi Zaki ada dimana sekarang?” tanyanya yang khawatir dengan keadaan satu personil tujuh sajadah hijau.
Tak ada bibir mereka yang mampu menjelaskan, hanya gelengan kepala yang di dapati Bayu. Bayu merasa kecewa dengan semua yang terjadi, Zaki adalah teman satu kelasnya dan satu jurusan, sedikit banyaknya ia tahu kehidupan Zaki. Sering kali Zaki mendapat bantuan dari Bayu, baik itu uang, hospot internet, membeli baju atau hal lain yang berkaitan dengan kampus.
***
Seperti biasa mereka kembali berjualan, semua menu tersedia. Terutama menu andalan yaitu sate padang. Meski sate padang buatan Fang dan Eko tak seenak buatan Zaki. Pernah Fang menyela untuk tak menyediakan sate, tapi Eko menolak dan mengatakan bahwa tanpa Zaki mereka juga bisa. Tapi ternyata anggapannya salah, sate yang di sajikan kalah jauh dengan buatan Zaki. Alhasil sudah dua malam sate tak habis dan terbuang karena basi.
Suasana café tak begitu ramai lagi, mereka memutuskan untuk tak lama pula menutup café, jam sepuluh malam semu sudah selesai dan mereka saling bantu-membantu membersihkan café kecil itu.
“Ko!” sapa Bayu yang menghampiri Eko sedang melap meja sendiri. “Ente gak merasa kita kehilangan satu bagian.”
Eko tak menggubris Bayu, ia sibuk berpindah dari satu meja ke meja yang lain.
“Kita udah hampir empat tahun sama, dari yang tak kenal sama sekali, kita udah kayak saudar-“
“Maaf, Bay. Ane capek, ente juga ‘kan? Ane mau ngerjain tugas dulu,” potong Eko dan meninggalkan Bayu yang tertohok merasa dia sedang berbicara dengan patung.
Raja dan Fang tertawa melihat ekspresi Bayu setelah di tinggal Eko.“Kan apa juga kita bilang, Bay Bay. Farhan dan Akmal yang jago menasehati aja gak masuk ke sarafnya apa lagi elu Bay,” pekik Raja sambil tertawa di sambung tawa kecil sohib-sohibnya yang lain.
“Jadi ceritanya ngeremehin ane, Nih?” sindir Bayu.
Raja langsung terdiam, ia takut salah ngomong antara Eko dan Zaki juga menimpanya dengan Bayu.
“Bu-bu-bukan begitu, Maksudanya kita harus kerja sama menasehatinya, kalau dia itu kurang benar kemarin,” bela Raja pada dirinya.
Bayu menghela napas kecewa. “Ane takut kita gak sama-sam samapi tujuan.” Bayu tertunduk lesu dan mengenggelamkan wajahnya di meja.
Bayu merasa pundaknya sesak bak di timpa beton-beton bangunan, ternyata empat pasang tangan kekar memberinya pelukan seperti teletubies pada zaman anak-anak.
“Kita sama-sama datang maka sama-sama juga pergi,” ucap Farhan.
“Satu punya masalah, semua harus punya solusi,” ucap Akmal.
“Suka dan duka harus bagi-bagi,” pungkas Raja sangat antusias.
Semua sudah memberi jargon, tinggal Fang yang terlihat kikuk. Ia tak tahu mau bilang apa, teman-temannya menunggu akan kata yang ia rangkai.
“Ane mau bilang apa ya?” ringis Fang membenarkan kaca matanya.
Seperkian menit suasana garing menyelimuti, sampai suara cicak memberi backsound pendukung bagai drama di TV nasional indonsia tentang suara hati istri.
“Hahaha.” Raja tertawa sendiri namun di sambung tawa oleh teman-temanya. Fang pun ikut tertawa padahal ia yang di tertawakan.
Mereka terdiam melihat Fang tertawa.
“Kok berhenti,” ucap Fang polos.Tentu saja hal itu semakin menggelitik usus halus anak-anak manusia itu, mereka kembali tertawa di malam temaram tanpa Eko ataupun Zaki yang belum tahu tinggal dimana.
🌷🌷🌷
Assalamualaikum, semua.
Maafkan Author yang yang lama gak update.🙏😥
Krisarnya selalu di nanti🤗
Vote jangan lupa.Jangan lupa baca Alquran hari ini.
Wassalamualaikum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh Sajadah Hijau
Espiritual"Ini sajadah hasil dari usaha kita, sampai kita selesai pada tujuan masing-masing, tujuh sajadah di ruangan hijau ini gak boleh berkurang." Itulah perjanjian dari tujuh orang pemuda yang meninggalkan kampung halaman untuk menuntut ilmu ke ibu kota...